Pendahuluan Natrium Fosfat
Natrium fosfat merupakan obat laksatif golongan katartik yang digunakan untuk terapi konstipasi pada anak-anak dan dewasa. Selain itu, natrium fosfat sediaan cairan intravena dan oral juga dapat diberikan pada pasien yang mengalami hipofosfatemia.
Obat ini juga digunakan untuk persiapan usus sebelum prosedur medis seperti pemeriksaan x-ray abdomen, operasi usus besar, atau endoskopi.[1-4]
Natrium fosfat terdiri dari 3 bentuk sediaan, yaitu cairan intravena, sirup yang dikonsumsi per oral, dan enema yang diberikan per rektal. Sediaan per rektal sudah tersedia di Indonesia.
Formulasi natrium fosfat oral terdiri dari campuran 2,4 gram mononatrium fosfat dan 0,9 gram dinatrium fosfat per 5 mL untuk sediaan oral. Sedangkan, sediaan enema terdiri dari 19 gram mononatrium fosfat dan 7 gram dinatrium fosfat per 118 mL.[2,5]
Efek samping dari natrium fosfat yang perlu diwaspadai adalah gangguan elektrolit, aritmia, dan toksisitas renal.[6]
Nama kimia: NaH2PO4· H2O (monohidrat) dan NaH2PO4· 7H2O (heptahidrat).[7]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Natrium Fosfat
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat untuk saluran cerna |
Subkelas | Katartik/laksatif/purgatif |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori C FDA |
Wanita menyusui | Tidak ada data mengenai risiko pada infant, tetapi secara umum aman karena absorpsi dan efek sistemik minimal |
Anak-anak | Penggunaan natrium fosfat secara oral pada anak di bawah 5 tahun sebaiknya berhati-hati |
Infant | Tidak digunakan pada anak di bawah 2 tahun |
FDA | Black Box Warning: Risiko gagal ginjal akut sehingga natrium fosfat oral perlu digunakan secara berhati-hati pada populasi berikut ini: ● Usia >55 tahun ● Orang dengan gangguan fungsi ginjal, dehidrasi, kolitis akut, atau delayed bowel emptying ● Orang yang mengonsumsi obat yang mempengaruhi fungsi ginjal, seperti diuretik atau obat antiinflamasi nonsteroid[8] |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja