Farmakologi Kalium Klorida
Farmakologi kalium klorida adalah sebagai pengganti ion kalium yang hilang dalam tubuh. Kalium klorida dapat diabsorpsi dengan baik melalui sediaan oral dan diekskresikan melalui ginjal. [3]
Farmakodinamik
Kalium klorida berperan sebagai pengganti kalium yang hilang dari tubuh. Kalium memiliki fungsi dalam berbagai proses fisiologis. Kalium merupakan mineral yang penting dan merupakan kation utama cairan intraseluler. Sebagai kation, kalium memiliki fungsi untuk mengatur isotonisitas antara cairan intraselular dan ekstraseluler, pergerakan cairan, dan keseimbangan asam basa. [3]
Perbedaan gradien antara kalium intraseluler dan ekstraseluler akan menimbulkan eksitabilitas elektrik pada sel saraf dan otot yang memicu kontraksi otot dan impuls saraf. Pergerakan ion kalium juga akan memicu pergerakan ion lainnya, seperti natrium dan hidrogen. Pada kondisi hipokalemi, ion kalium akan keluar dari dalam sel. Hal ini akan memicu pergerakan ion natrium dan hidrogen untuk masuk ke dalam sel sehingga dapat menimbulkan metabolik alkalosis ekstraseluler dan asiodis intraseluler. [4]
Di urin, kalium juga berperan untuk menjaga pH urin. Penurunan kadar kalium dalam tubuh akan meningkatkan sintesis amonia, sehingga pH urin menjadi meningkat. [4]
Kalium juga berperan dalam transmisi impuls saraf, kontraksi otot, pembentukan jaringan, sekresi asam lambung, dan pemeliharaan fungsi ginjal. Dalam pengaturan tekanan darah, kalium juga berperan menurunkan nilai sistolik dan diastolik. [3]
Farmakokinetik
Farmakokinetik kalium klorida cukup baik per oral. Obat ini tidak dimetabolisme dan diekskresikan melalui ginjal.
Absorpsi
Kalium diabsorpsi dengan baik jika dikonsumsi per oral. Penggunaan tablet lepas-lambat membuat kalium dapat diserap secara perlahan dalam dosis yang tidak terlalu besar. Hal ini bermanfaat karena pemberian kalium dalam dosis besar melalui saluran cerna akan meningkatkan risiko ulserasi. [5]
Distribusi
Kalium yang diabsorpsi melalui saluran cerna, akan masuk ke cairan ekstraseluler dan kemudian masuk ke dalam sel. Organ tubuh yang paling banyak menyimpan kalium di intraseluler adalah otot skeletal. [3,5]
Metabolisme
Kalium klorida tidak melalui proses metabolisme. [3,5]
Eliminasi
Kalium klorida diekskresi melalui ginjal. Tindakan dialisis dan peritoneal dialisis juga dapat mengekskresi kalium yang ada di dalam tubuh. Kalium akan dikeluarkan secara bebas melalui filtrasi di glomerulus dan hampir semuanya direabsorpsi kembali di tubulus kontortus proksimal. Kalium kembali disekresikan di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Jumlah kalium yang disekresi ini sekitar 10% dari jumlah yang difiltrasi. Ekskresi kalium juga terjadi melalui feses, namun jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak bermakna dalam keseimbangan kalium. [3,4]