Efek Samping dan Interaksi Obat Verapamil
Efek samping umum verapamil meliputi konstipasi, pusing, mual, hipotensi, dan sakit kepala. Karena dimetabolisme terutama oleh enzim CYP3A4 dan CYP1A2, kadar verapamil dapat menurun bila diberikan bersama penginduksi CYP3A4 dan meningkat bila dikombinasikan dengan penghambat CYP3A4.[1,2,4]
Efek Samping
Verapamil umumnya menimbulkan efek samping seperti konstipasi, pusing, mual, hipotensi, dan sakit kepala, yang biasanya bersifat ringan hingga sedang. Namun, obat ini memiliki sejumlah risiko serius terkait efek kardiovaskular karena sifat negatif inotropik dan penghambat konduksi AV.
Pada pasien dengan gagal jantung, khususnya yang memiliki disfungsi ventrikel kiri berat, verapamil dapat memperburuk kondisi hingga menyebabkan dekompensasi akut, sehingga penggunaannya harus dihindari kecuali pada kondisi khusus seperti takikardia supraventrikular yang responsif terhadap verapamil. Risiko semakin meningkat bila digunakan bersamaan dengan β-blocker.
Selain itu, verapamil dapat menyebabkan gangguan konduksi seperti bradikardia berat, blok AV derajat dua atau tiga, hingga asistol, terutama pada pasien dengan sick sinus syndrome atau jalur aksesori seperti sindrom Wolff-Parkinson-White, di mana penggunaan verapamil merupakan kontraindikasi karena dapat memicu fibrilasi ventrikel atau henti jantung.
Pemberian IV juga berisiko menimbulkan hipotensi berat dan perburukan hemodinamik pada wide-complex tachycardia. Efek hepatotoksik juga perlu diperhatikan karena verapamil dapat menyebabkan peningkatan AST/ALT dan bilirubin, meskipun kadang membaik meski terapi dilanjutkan.[4]
Interaksi Obat
Verapamil memiliki potensi interaksi obat yang luas karena terutama dimetabolisme oleh enzim hati CYP3A4 dan CYP1A2. Obat-obat yang menginduksi CYP3A4, seperti rifampicin dan carbamazepine, dapat menurunkan konsentrasi plasma verapamil. Sebaliknya, penghambat CYP3A4, seperti ketoconazole dan clarithromycin, dapat meningkatkan kadar verapamil.[1,4]
Meningkatkan Kadar Plasma
Kadar plasma verapamil dapat meningkat bila digunakan bersamaan dengan :
- CYP3A4 inhibitor: erythromycin, ritonavir
Cardiac glycosides: digoxin, digitoxin
-
β-blocker: propranolol, metoprolol
- Alpha blocker: terazosin, prazosin
- Immunosupresan: sirolimus, siklosporin, tacrolimus, everolimus
- Golongan lainnya: kolkisin, carbamazepine, imipramine, doxorubicin, midazolam, buspirone, almotriptan, teofilin.[1,2,4]
Menurunkan Kadar Plasma
Penggunaan verapamil dengan penginduksi CYP3A4 (rifampicin), phenobarbital, dan sulfinpyrazone dapat menurunkan konsentrasi obat ini di plasma.[1,2,4]
Meningkatkan Risiko Efek Samping
Penggunaan verapamil dengan beberapa obat di bawah ini dapat meningkatkan risiko efek samping:
Aspirin: risiko perdarahan meningkat
- Telithromycin: risiko bradiaritmia dan hipotensi meningkat
Clonidine: meningkatkan efek blok AV
- Statin: kadar statin meningkat, serta dapat mengakibatkan miopati dan rabdomiolisis. Pada pasien dengan verapamil, batasi dosis statin 10 mg/hari.
Ivabradine: meningkatkan efek ivabradine, sehingga dapat memperberat bradikardia dan gangguan konduksi. Hindari penggunaan kedua obat ini bersamaan.
Lithium: meningkatkan efek neurotoksik lithium
- Diuretik, antihipertensi, vasodilator: dapat meningkatkan efek antihipertensi.[1,2,4]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha