Indikasi dan Dosis Verapamil
Indikasi verapamil adalah untuk penanganan aritmia supraventrikular, hipertensi, dan angina pektoris. Dosis intravena umumnya berkisar 5-10 mg. Dosis tablet oral lepas cepat umumnya berkisar 240-320 mg.[1-4]
Selain untuk indikasi tersebut, terdapat beberapa studi yang mengindikasikan bahwa terapi verapamil bermanfaat untuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Meski demikian, penggunaan verapamil untuk diabetes belum disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta masih memerlukan studi lebih lanjut.[10,11]
Aritmia Supraventrikular
Verapamil digunakan dalam tata laksana berbagai supraventrikular aritmia, terutama untuk konversi cepat paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT) dan untuk mengontrol laju ventrikel pada fibrilasi atau flutter atrium.
Pada kondisi akut, manuver vagal dan adenosin intravena (IV) adalah terapi lini pertama untuk SVT. Verapamil diberikan bila kedua metode ini tidak efektif atau tidak dapat digunakan, dan hanya pada pasien yang hemodinamik stabil tanpa disfungsi ventrikel. Selain itu, verapamil juga dapat digunakan secara oral untuk mencegah kekambuhan PSVT serta untuk mengontrol laju ventrikel pada atrial fibrilasi atau flutter kronis.[2,4]
Dosis Dewasa
Untuk dosis, profilaksis PSVT menggunakan verapamil oral tablet konvensional diberikan 240–480 mg/hari dalam 3–4 dosis terbagi.
Pada kontrol laju ventrikel pada PSVT akut, dosis awal IV adalah 5–10 mg (0,075–0,15 mg/kg) diberikan perlahan ≥2 menit. Bila tidak cukup respons dan pasien toleran, dosis kedua 10 mg (0,15 mg/kg) dapat diberikan 30 menit kemudian.
Regimen yang sama digunakan untuk kontrol laju ventrikel pada atrial fibrilasi atau flutter, baik dalam penggunaan awal maupun tambahan. Pada SVT lain seperti takikardia atrial atau junctional (off-label), dosis IV serupa, yaitu 5–10 mg selama 2 menit dengan opsi pengulangan 10 mg setelah 30 menit jika diperlukan.[4]
Angina
Verapamil digunakan pada berbagai bentuk angina, termasuk angina stabil kronis, angina varian Prinzmetal, dan angina tidak stabil.
Pada angina stabil kronis, β-blocker tetap menjadi terapi lini pertama, namun verapamil dapat digunakan bila β-blocker tidak ditoleransi, kontraindikasi, atau tidak memberikan kontrol gejala memadai. Pada angina tidak stabil, verapamil dapat dipertimbangkan untuk mengatasi iskemia berulang pada pasien yang tidak memiliki disfungsi ventrikel kiri berat, risiko syok kardiogenik, atau blok AV.[4]
Dosis Dewasa
Verapamil untuk angina diberikan secara oral menggunakan tablet konvensional. Dosis awal yang dianjurkan adalah 80 mg 3-4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sebesar 80 mg/minggu untuk angina stabil, atau setiap hari pada kasus angina tidak stabil, hingga tercapai kontrol gejala yang optimal.
Penyesuaian harus mempertimbangkan respons klinis dan toleransi pasien, mengingat verapamil bersifat negatif inotropik dan dapat menyebabkan hipotensi atau gangguan konduksi pada beberapa individu.[4]
Hipertensi
Verapamil merupakan obat golongan penghambat kanal kalsium yang merupakan salah satu pilihan terapi lini pertama pada pasien hipertensi. Untuk pasien hipertensi, verapamil dapat diberikan
- Dewasa: dosis inisial diberikan 240 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi, maksimal 480 mg/hari jika menggunakan tablet konvensional. Jika menggunakan tablet lepas lambat, bisa diberikan 180-240 mg/hari, sekali sehari.
- Anak usia ≤ 2 tahun: 20 mg per kali sebanyak 2-3 kali sehari
- Anak usia > 2 tahun: 40-120 mg per kali sebanyak 2-3 kali sehari
Dosis pada anak disesuaikan dengan respon terapi. Lebih direkomendasikan penggunaan dosis terendah yang efektif secara klinis.[1]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha