Pendahuluan Digoxin
Digoxin adalah glikosida jantung yang digunakan dalam tata laksana atrial fibrilasi dan gagal jantung. Pemakaian digoxin harus dilakukan secara berhati-hati, dengan memantau nilai digoxin serum, sebab digoxin memiliki therapeutic window yang sempit.[1,2]
Digoxin merupakan obat dengan efek inotropik positif dan kronotropik negatif. Hal ini menyebabkan peningkatan kontraktilitas miokardium, stroke volume dan tekanan darah, serta menurunkan denyut jantung, dan memperpanjang kontraksi. Digoxin bekerja dengan menghambat enzim Na-K-ATPase, serta menstimulasi persarafan parasimpatis melalui nervus vagus.[1–3]
Efek samping digoxin yang paling dijumpai adalah gejala kardiovaskular, seperti aritmia, yang berkaitan dengan toksisitas digoxin. Efek samping lain yang cukup sering terjadi, antara lain nausea, vomitus, dan anoreksia. Penggunaan jangka panjang digoxin dapat menyebabkan terjadinya ginekomastia.[3,4]
Kontraindikasi penggunaan digoxin adalah pada pasien dengan fibrilasi ventrikel, serta pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap digoxin. Peringatan penggunaan digoxin diberikan pada pasien dengan Sindrom Wolff-Parkinson-White, sinus bradikardia, infark miokard akut, miokarditis, serta pada pasien yang akan melakukan kardioversi elektrik.[2,4]
Digoxin termasuk ke dalam kategori C pada kehamilan berdasarkan Food and Drugs Administration. Gagal jantung pada kehamilan berpotensi menyebabkan persalinan preterm, sedangkan pasien dengan atrial fibrilasi lebih berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Penggunaan digoxin selama kehamilan hanya diperbolehkan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi risiko bahaya pada janin yang mungkin terjadi. Pada ibu menyusui, digoxin dapat digunakan dengan berhati-hati.[4,5]
Pengawasan penggunaan digoxin terutama ditujukan untuk memantau digoxin serum, dan menilai tanda-tanda toksisitas, seperti aritmia atau hiperkalemia maligna. Pemeriksaan digoxin serum perlu dilakukan sebelum memberikan dosis digoxin, atau minimal 6–8 jam setelah pemberian dosis terakhir. Nilai digoxin serum yang melebihi 2 ng/mL berisiko menyebabkan toksisitas. Pemeriksaan fungsi ginjal, elektrolit, dan elektrokardiografi juga diperlukan untuk mewaspadai kemungkinan toksisitas.[2,4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Digoxin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat kardiovaskuler[7,8] |
Subkelas | Antiaritmia / Obat untuk gagal jantung[7,8] |
Akses | Dijual bebas[9] |
Wanita hamil | Kategori FDA C [4] Kategori TGA A[11] |
Wanita menyusui | Digoxin menyebar ke ASI, tetapi jumlah paparan tidak mencapai dosis yang dapat berpengaruh secara farmakologis[2] |
Anak-anak | Belum ditentukan |
Infant | Belum ditentukan |
FDA | Approved[4] |
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra