• Krim, tersedia dengan konsentrasi 0,01%, 0,02%, 0,025%, 0,0375%, 0,05%, 0,075%, 0,1%, dan 0,25%
• Gel, tersedia dengan konsentrasi 0,01%, 0,025%, 0,04%, 0,05%, 0,08%, dan 0,1%
• Larutan, tersedia dalam konsentrasi 0,05% dan 0,1% [12]

Cara Penggunaan

Dokter mengarahkan pasien untuk mencuci muka terlebih dahulu dengan sabun ringan tanpa obat dan mengeringkan kulit selama 20 menit sebelum menggunakan obat ini. Jangan gunakan obat di daerah sekitar mulut, mata, daerah luka, atau dekat lubang hidung. Hindari paparan sinar matahari saat pemakaian.[1,2,12]

Saat memilih jenis sediaan, ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan, yaitu:

• Solubilitas air dan minyak
• Konsentrasi
• Durasi kontak
• Solubilitas obat yang dipakai
• Kondisi fisik kulit
• Bagian kulit yang terbuka serta jumlah rambut pada kulit
• Cara pencampuran sediaan dan penyimpanannya[13]

Sediaan yang lebih berair lebih baik untuk lesi yang basah dan radang, sedangkan sediaan yang berminyak lebih baik untuk lesi kronis yang kering. Sediaan krim lebih banyak mengandung air daripada minyak. Krim lebih mudah digunakan untuk pasien karena tidak berminyak, tidak lengket, dan mudah dicuci.

Kekurangan krim adalah sediaannya lebih sering dicampur dengan pengawet karena kadar airnya yang tinggi, sehingga pasien mungkin mengalami dermatitis kontak alergi. Pasien juga mungkin memerlukan aplikasi yang lebih sering saat menggunakan krim bila dibandingkankan dengan sediaan yang lebih kental atau berminyak.[14]

Sediaan gel terdiri dari high molecular polymer yang ditempatkan dalam dasar air atau alkohol. Sediaan gel mudah mengering, sehingga bisa memberikan efek dingin dan tidak lengket. Namun, efek mengering ini dapat menyebabkan iritasi, terutama pada lesi yang akut.[14]

Cara Penyimpanan

Asam retinoat topikal disimpan pada suhu 15–30°C. Hindarkan sediaan dari paparan sinar matahari secara langsung.[2]

Kombinasi dengan Obat Lain

Ada banyak sediaan asam retinoat topikal yang sudah dikombinasikan dengan obat lain. Kombinasi yang paling umum adalah dengan antibiotik seperti clindamycin atau erythromycin. Namun, ada juga kombinasi asam retinoat dengan obat kortikosteroid, hydroquinone, atau mequinol.[2]

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur