Farmakologi Perak Sulfadiazine
Farmakologi silver sulfadiazine atau perak sulfadiazine tidak diketahui secara jelas. Namun, obat ini diduga memiliki efek bakterisidal pada membran dan dinding sel bakteri dan jamur.[4,5]
Farmakodinamik
Silver sulfadiazine adalah sulfonamida yang memiliki aktivitas antimikroba luas. Obat ini beraksi pada dinding dan membran sel bakteri gram-positif dan gram-negatif. Selain itu, sulfadiazine juga efektif sebagai antijamur. Silver sulfadiazine diduga beraksi bakterisidal dengan mekanisme meningkatkan permeabilitas dinding sel melalui gangguan replikasi DNA, modifikasi langsung membran sel lipid, dan/atau pembentukan radikal bebas.[4,5,12]
Sebuah studi biokimia yang menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa mekanisme kerja silver sulfadiazine pada bakteri berbeda dengan perak nitrat dan natrium sulfadiazine. Silver sulfadiazine hanya bersifat bakterisidal pada membran dan dinding sel.[1,4]
Meskipun mekanisme kerja belum terlalu jelas, efektivitas obat ini dalam perawatan luka bakar mungkin dipengaruhi interaksi sinergistik antara perak dan sulfadiazine.[1,4]
Efek Ion Perak (Silver)
Mekanisme kerja obat ini adalah mengeluarkan ion perak, secara perlahan dan terkontrol, ketika berinteraksi dengan cairan tubuh yang mengandung natrium klorida pada area luka. Kemudian, atom perak yang terionisasi akan mempercepat pembentukan ikatan disulfida, mengubah struktur protein, dan menginaktivasi enzim yang mengandung thiol. Ion perak juga dapat mengubah DNA sehingga mengganggu replikasi dan transkripsi bakteri.[1]
Perak (silver) merupakan biosida yang dapat mengikat pada sasaran yang cukup luas. Ion perak dapat terikat pada asam amino nukleofilik sehingga menyebabkan denaturasi dan inhibisi enzim. Dengan mekanisme tersebut, ion perak akan terikat pada permukaan membran dan protein, serta menyebabkan kebocoran proton pada membran. Hal ini akan mengakibatkan kematian seluler.[1,4]
Efek Sulfadiazine
Sulfadiazine adalah inhibitor kompetitif dari paraaminobenzoic acid (PABA) bakteri. PABA yang dihambat akan menghambat sintesis dihidropteroat bakteri, yaitu kemampuan bakteri untuk membentuk asam folat yang bermanfaat untuk sintesis DNA. sehingga bakteri akan mati.[1,4]
Farmakokinetik
Farmakokinetik obat topikal silver sulfadiazine terdiri dari absorpsi yang tidak terjadi pada kulit yang intak. Obat yang terabsorbsi akan dimetabolisme di organ hepar, dan diekskresikan melalui feses dan urin.
Absorbsi
Obat topikal silver sulfadiazine tidak terserap melalui kulit yang utuh. Namun, sekitar 10% kandungan obat dapat terabsorbsi dan didistribusikan secara sistemik, tergantung jenis luka dan regimen terapi.[1,4,11,12]
Distribusi
Kandungan obat yang terabsorbsi akan didistribusikan ke hampir seluruh jaringan tubuh, dan menembus bebas antar membran sel. Distribusi obat silver sulfadiazine ke dalam ASI tidak diketahui. Namun, obat sulfonamid dan derivatnya mampu diekskresikan ke ASI.[8,11]
Metabolisme
Obat sulfadiazine dimetabolisme dalam hepar.[11]
Eliminasi
Kandungan perak akan diekskresikan secara lambat melalui feses. Sedangkan sulfadiazine diekskresikan melalui urin. Dalam waktu 72 jam, 60−80% obat terkonsentrasi di urine dalam bentuk yang tidak berubah atau metabolit.[11,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo