Kontraindikasi dan Peringatan Perak Sulfadiazine
Kontraindikasi silver sulfadiazine atau perak sulfadiazine adalah riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, dan penggunaan pada bayi prematur atau neonatus <2 bulan. Peringatan penggunaan silver sulfadiazine adalah pasien dengan hipersensitif derivat sulfonamida, defisiensi glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD), gangguan hati atau ginjal, serta ibu menyusui.[12]
Kontraindikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas dengan obat silver sulfadiazine, wanita hamil, bayi prematur, dan bayi berusia <2 bulan sebaiknya tidak diberikan obat ini. Mekanisme glukuronidasi pada bayi muda masih belum matang, sehingga paparan sulfonamida pada obat silver sulfadiazine berpotensi mengakibatkan hiperbilirubinemia berat dan kernicterus.[5]
Peringatan
Penggunaan obat silver sulfadiazine sebaiknya berhati-hati pada pasien dengan defisiensi glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD), gangguan ginjal, gangguan hati, kondisi porfiria, dan ibu menyusui.[10,11,12]
Penderita G6PD
Obat silver sulfadiazine pada pasien defisiensi G6PD memiliki risiko hemolisis, terkait paparan derivat sulfonamida. Pada kondisi ini, sebaiknya dilakukan pengawasan laboratorium untuk kondisi anemia dan peningkatan bilirubin.[5,11]
Penderita Porfiria
Pada pasien dengan porfiria, obat perak sulfadiazine perlu diberikan dengan hati-hati karena sulfonamida dapat memicu gejala. Porfiria adalah suatu kumpulan sindrom yang disebabkan adanya defek pada enzim pembentuk heme atau yang disebut dengan porfirin. Porfiria biasanya herediter dan sangat jarang yang terjadi karena didapat (acquired). Salah satu pemicu porfiria adalah penggunaan obat sulfonamida.[11,17]
Penderita Gangguan Hati dan Ginjal
Untuk penderita gangguan hati dan ginjal tidak ada penyesuaian dosis. Namun, penggunaan obat silver sulfadiazine tetap perlu pengawasan karena ada potensi akumulasi obat dalam tubuh, terutama pada pasien yang mengalami penyakit pada ginjal dan hepar. Akumulasi ini tergantung pada luas area permukaan yang dioleskan obat dan kerusakan jaringan yang terjadi.[5,11,14]
Ibu Menyusui
Penggunaan obat ini pada ibu menyusui perlu berhati-hati, dikarenakan obat ini tidak diketahui secara pasti apakah dapat tersalur melalui ASI. Sedangkan sulfonamida diketahui diekskresikan pada ASI dan berpotensi menyebabkan kernicterus pada bayi yang disusui. Ibu menyusui hanya dapat menggunakan obat ini bila manfaat lebih besar dari resiko.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo