Farmakologi Brolucizumab
Farmakologi brolucizumab merupakan inhibitor vascular endothelial growth factor (VEGF) yang berupa subunit fungsional terkecil fragmen antibodi rantai tunggal manusia dari semua isoform endotel vaskular faktor pertumbuhan-A (VEGF-A).
Brolucizumab yang terikat pada tiga isoform mayor VEGF-A (VEGF 110, VEGF 121, dan VEGF 165) mencegah ikatannya dengan reseptor VEGFR-1 dan VEGFR-2. Farmakokinetik brolucizumab berbeda dengan anti-VEGF lainnya, seperti aflibercept dan ranibizumab, terkait berat molekulnya yang lebih rendah, stabilitas dan solubilitas obat yang mempengaruhi farmakokinetik obat.[3,7,15]
Farmakodinamik
Hambatan brolucizumab terhadap VEGF-A menyebabkan penekanan proliferasi sel endotel, penurunan neovaskularisasi patologik dan permeabilitas vaskular. Efek hambatan tersebut menyebabkan penghambatan kebocoran darah dan cairan dari neovaskularisasi koroid (CNV) yang dapat menyebabkan penebalan retina atau edema sehingga penurunan ketajaman penglihatan tidak terjadi.[1-4,6-8]
Brolucizumab memiliki kapasitas ikatan penuh pada targetnya dan memiliki berat molekul terkecil (26 kDa) diantara anti-VEGF lainnya, yakni 4 kali lebih rendah dibandingkan aflibercept dan 1,8 kali lebih rendah dari ranibizumab. Oleh karena itu, penetrasi brolucizumab juga lebih efektif ke dalam retina dan koroid.
Stabilitas dan solubilitas obat brolucizumab yang baik memungkinkan obat dapat mencapai dosis yang lebih tinggi, yakni 12 kali lebih tinggi dibandingkan aflibercept dan 22 kali lebih tinggi dibandingkan ranibizumab, pada penggunaan brolucizumab dosis tunggal 50 mikroliter yang diberikan secara intravitreal.
Brolucizumab telah disetujui penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk tata laksana neovascular age-related macular degeneration (nAMD) serta diabetic macular edema (DME).[3,15,16]
Farmakokinetik
Farmakokinetik brolucizumab terdiri dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresinya.
Absorpsi
Setelah pemberian brolucizumab intravitreus dengan dosis tunggal 6 mg pada pasien AMD, kadar rata-rata maksimum (Cmax) brolucizumab bebas atau yang tidak terikat oleh VEGF-A di plasma adalah 49 ng/mL (9-548 ng/mL).
Kadar tersebut menetap sampai waktu 24 jam setelah injeksi dan menurun mendekati atau kurang dari 0,5 ng/mL (batas bawah nilai pengujian) setelah 4 minggu dosis diberikan berulang serta tidak terdapat akumulasi pada serum yang diamati pada sebagian besar pasien.
Studi perbandingan yang dilakukan pada hewan monyet yang diberikan brolucizumab intravitreus dan aflibercept disimpulkan waktu mencapai kadar maksimum pada retina adalah 1–6 jam pada brolucizumab dan 24 jam pada aflibercept.[3,4,8]
Distribusi
Dikarenakan pengumpulan sampel retina, retinal pigment epithelium (RPE), dan jaringan terkait lainnya sulit dilakukan, studi mengenai distribusi obat brolucizumab pada jaringan mata manusia belum tersedia hingga kini.[7,8]
Metabolisme
Metabolisme brolucizumab belum diketahui secara sepenuhnya. Metabolisme yang diamati dari studi yang dilakukan diduga terjadi melalui proteolisis.[4,7,8]
Ekskresi
Setelah injeksi secara intravitreal, brolucizumab dieliminasi dengan waktu paruh sistemik 4,4 hari. Ekskresi sistemik brolucizumab terjadi cepat diduga karena ukuran molekulnya yang kecil dan absennya domain fragment crystallizable (Fc).
Konsentrasi umumnya mendekati atau di bawah batas kuantitas (<0,5 ng/ml) sekitar 4 minggu setelah pemberian dosis pada sebagian besar pasien. Brolucizumab tidak terakumulasi dalam serum ketika diberikan secara intravitreal setiap 4 minggu sekali.[3,7,8]