Indikasi dan Dosis Homatropine
Indikasi homatropine adalah sebagai agen midriasis dan sikloplegi pada pemeriksaan refraksi mata dan pada tindakan operatif mata, serta untuk manajemen inflamasi mata. Dosis homatropine yang digunakan dapat bervariasi tergantung tujuan penggunaan.
Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata yang menjadi indikasi utama homatropine adalah pemeriksaan hiperopia laten di mana pada kondisi biasa, mata akan melakukan kompensasi berupa akomodasi. Pemeriksaan dengan administrasi antikolinergik bertujuan untuk membuat mata berada dalam kondisi paralisis, sehingga hiperopia dapat diukur tanpa akomodasi.
Untuk pemeriksaan refraksi mata orang dewasa, dosis yang diberikan adalah 1–2 tetes homatropine konsentrasi 2% yang dapat diulang setiap 5–10 menit bila perlu. Pada anak-anak, dosis yang diberikan adalah 1 tetes homatropine konsentrasi 2% yang dapat diulang setiap 10 menit bila perlu. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sekitar 30 menit setelah aplikasi agar efek optimal homatropine telah tercapai.[1-4]
Penggunaan Praoperasi dan Pascaoperasi
Pemberian homatropine praoperasi dan pascaoperasi pada mata dilakukan bila dokter memerlukan kondisi midriasis. Dosis yang digunakan sama dengan pada pemeriksaan mata. Suatu penelitian juga menyimpulkan bahwa homatropine dapat dipertimbangkan untuk pereda nyeri pascaoperasi seperti pada prosedur keratektomi fotoreaktif, karena dapat mengurangi spasme badan siliaris.[9,10]
Inflamasi Mata
Pemberian homatropine pada inflamasi uvea, khususnya uveitis anterior, diindikasikan untuk mencegah sinekia posterior, mengurangi nyeri dengan melakukan imobilisasi iris, dan menstabilisasi aliran darah dan aqueous untuk mencegah bocornya protein.[11-14]
Pada orang dewasa, dosis yang diberikan adalah 1–2 tetes homatropine konsentrasi 2% sebanyak 3 kali per hari atau dapat diulang setiap 3–4 jam bila perlu. Pada anak, dosis yang diberikan adalah 1 tetes homatropine konsentrasi 2% sebanyak 3 kali per hari. Terapi ini dapat dikombinasikan dengan antimikroba spesifik (dengan atau tanpa kortikosteroid) pada uveitis akibat infeksi.[1,15-17]
Pertimbangan pada Populasi Khusus
Penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati belum terdata secara khusus. Namun, beberapa penelitian memberikan peringatan kemungkinan akumulasi homatropine yang bisa menyebabkan toksisitas antikolinergik pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, sehingga penggunaan harus disertai pemantauan fungsi ginjal dan gejala toksisitas.[1,2,4]