Efek Samping dan Interaksi Obat Scopolamine
Efek samping scopolamine atau hyosin, seperti mengantuk, mulut kering, pusing, penglihatan kabur, kesulitan buang air kecil, dan takikardia. Interaksi obat scopolamine perlu diwaspadai adanya peningkatan efek yang tidak diinginkan (adverse effect) bila digunakan bersama obat antiaritmia dan antidepresan trisiklik.[5,8,16]
Efek Samping
Efek samping scopolamine berkaitan dengan efek antikolinergik, di antaranya mengantuk, mulut kering, hipertermia, pusing, penglihatan kabur, kesulitan buang air kecil, dan takikardia. Jika keluhan tersebut muncul, sebaiknya pemberian scopolamine dihentikan.[8,15,16,18]
Penggunaan scopolamine dapat menyebabkan adverse effect terhadap susunan saraf pusat (SSP), termasuk depresi SSP yang ditandai dengan mengantuk, euphoria, amnesia, kelelahan, disorientasi, kebingungan, gangguan memori, dan pusing.[5]
Overdosis Scopolamine
Pemberian scopolamine melebihi dosis maksimal dapat menimbulkan tanda dan gejala overdosis. Gejala overdosis seperti mengantuk, halusinasi, kejang, gangguan visual, dry flushed skin, dan mulut dan bibir kering. Sedangkan tanda overdosis seperti letargi, koma, kebingungan, agitasi, penurunan suara peristaltik, takikardia, hipertensi, dan aritmia supraventrikular (SVT).[1,7]
Pada beberapa kasus, tanda dan gejala overdosis dapat menyerupai tanda dan gejala withdrawal scopolamine, yaitu bradikardia, nyeri kepala, mual, kram perut, dan berkeringat.[1,7]
Interaksi Obat
Peningkatan efek yang tidak diinginkan dapat terjadi pada penggunaan bersama scopolamine dengan obat antiaritmia dan antidepresan trisiklik. Efek yang tidak diinginkan bisa berupa gangguan penglihatan, midriasis, dan mulut kering.[3,4]
Selain itu, obat scopolamine juga jangan diberikan bersama obat golongan sedatif/tranquilizer dan alkohol, karena akan meningkatkan risiko efek depresi SSP berupa disorientasi, mengantuk, dan kebingungan.[5,19]
Tabel 3. Interaksi Obat Scopolamine
Efek Interaksi Obat | Obat Lain |
Meningkatkan adverse effect antikolinergik | Amantadine, agen antiaritmia (quinidine, disopyramide, prokainamid), antidepresan trisiklik (amitriptilin), antihistamin (chlorpheniramine, meclizine), antiparkinsonisme, alkaloid belladonna, glutethimide, meperidine, phenothiazines, pelemas otot (eperisone) |
Menurunkan absorbsi antimuskarinik | Antasida |
Meningkatkan tekanan intraokular | Kortikosteroid |
Meningkatkan efek depresi SSP | Sedatif/tranquilizer (barbiturate, benzodiazepine), alkohol |
Sumber: dr. Bianda, 2021[5,15]