Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Tamsulosin
Penggunaan tamsulosin pada kehamilan termasuk dalam kategori B oleh FDA tetapi obat ini umumnya tidak diindikasikan untuk perempuan. Data tentang penggunaan obat ini pada ibu menyusui juga masih terbatas.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori B (FDA): studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Tamsulosin umumnya digunakan untuk terapi benign prostatic hyperplasia, sehingga hampir tidak pernah diberikan untuk perempuan. Namun, obat ini kadang diberikan oleh beberapa dokter kepada perempuan untuk mengatasi voiding dysfunction.[1-5]
Penelitian terhadap tikus hamil yang mendapat tamsulosin 300 mg/kgBB (30.000 kali dosis manusia) dan kelinci hamil yang mendapat tamsulosin 50 mg/kgBB (5.000 kali dosis manusia) tidak menunjukkan bukti risiko terhadap janin. Namun, hingga saat ini, belum ada studi penggunaan obat ini dalam kehamilan pada manusia.[1-5]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Seperti pada ibu hamil, tamsulosin juga hampir tidak pernah diberikan untuk ibu yang menyusui. Hingga saat ini, belum ada bukti yang adekuat tentang ekskresi tamsulosin ke dalam ASI. Namun, karena obat ini terikat dengan protein plasma, tamsulosin mungkin dapat ditemukan dalam ASI dengan jumlah yang sangat kecil.[1-5,12]
Bila seorang ibu menyusui dianggap memerlukan tamsulosin, penyapihan bayi oleh ibu tidak perlu dihentikan. Namun, bayi yang mengonsumsi ASI dari ibu yang menerima tamsulosin perlu diawasi dengan hati-hati.[1-5,12]