Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Tetanus Toxoid
Penggunaan vaksin tetanus toksoid (TT) pada kehamilan dan ibu menyusui diklasifikasikan dalam kategori C menurut Food and Drug Administration [FDA]. Berdasarkan klasifikasi TGA, tetanus toksoid masuk ke kelas A atau B2, tergantung dari apakah vaksin lain termasuk ke dalam sediaan vaksin kombinasi. Hingga saat ini belum ada data mengenai ekskresi TT ke dalam ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
FDA mengklasifikasikan tetanus toksoid ke kategori C. Hingga saat ini belum ada penelitian terkontrol pada ibu hamil. Meskipun demikian, semua ibu hamil harus terlindungi dari tetanus. Untuk melindungi ibu hamil, dosis TT minimal diberikan 2 minggu sebelum persalinan.[7,10]
TGA mengklasifikasikan tetanus toksoid ke kelas A atau B2, tergantung kombinasi dari vaksin tersebut. Vaksin bivalen yang mengandung toksoid difteri dan tetanus, serta vaksin trivalent yang mengandung toksoid difteri, tetanus, pertusis, diklasifikasikan ke kelas A menurut TGA. Adapun kelas A didasarkan pada studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin, dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin. Vaksin kombinasi ini tersedia di Indonesia.[15]
Vaksin yang terdiri dari 6 komponen, yaitu toksoid difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, poliomielitis inaktif, dan haemophilus influenzae tipe B diklasifikasikan ke kelas B2 pada kehamilan, menurut TGA. Kelas B2 didasarkan pada penelitian secara terbatas pada wanita hamil dan wanita usia subur tidak menunjukkan risiko terhadap janin, sedangkan studi pada binatang percobaan masih sedikit tetapi tidak menunjukkan ada dampak terhadap perkembangan janin.
Vaksin ini mengandung sejumlah kecil toksin difteri dan tetanus yang telah dimodifikasi sehingga tidak berbahaya. Vaksin ini juga mengandung bagian dari bakteri pertusis yang telah dimurnikan, bagian dari virus hepatitis B yang tidak aktif, tiga jenis virus polio yang tidak aktif, dan gula Hib. Di Indonesia vaksin ini tersedia dan diberikan bagi balita berusia 2, 4, dan 6 bulan.[15,17]
Vaksin tetravalen yang mengandung toksoid difteri, tetanus, pertusis, dan poliomielitis inaktif, berdasarkan TGA masuk ke kelas B2. Namun, vaksin bentuk ini tidak tersedia di Indonesia.
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum ada data mengenai ekskresi tetanus toksoid atau vaksin tetanus ke dalam ASI.[10]