Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Asam Traneksamat
Penggunaan asam traneksamat pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori B oleh FDA. Pada ibu menyusui, asam traneksamat diketahui dikeluarkan dalam ASI.[6,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori FDA, asam traneksamat pada kehamilan masuk kategori B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[6]
Berdasarkan kategori TGA, asam traneksamat dalam kehamilan masuk kategori B1. Artinya obat-obatan yang hanya dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek merugikan langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia. Studi penelitian pada hewan belum menunjukkan bukti peningkatan terjadinya kerusakan janin.[7]
Basis Bukti Ilmiah
Penelitian pada hewan belum menunjukkan bukti peningkatan terjadinya gangguan kesuburan atau bahaya pada janin. Namun, asam traneksamat diketahui dapat melewati plasenta dan muncul dalam darah tali pusat dengan konsentrasi yang kira-kira sama dengan konsentrasi ibu.
Dalam studi toksisitas perkembangan embrio-janin pada tikus dan studi toksisitas perkembangan perinatal pada tikus yang dilakukan dengan menggunakan asam traneksamat, diketahui tidak ada efek samping yang diamati pada kedua penelitian pada dosis hingga 4 kali lipat dosis oral manusia yang direkomendasikan, yakni 3900 mg/ hari berdasarkan mg/m2 (dosis hewan sebenarnya 1500 mg/ kgBB/ hari).
Namun, sampai saat ini tidak terdapat data terkontrol mengenai efek penggunaan asam traneksamat pada kehamilan manusia. Risiko kemungkinan cacat lahir dan risiko keguguran pada populasi tersebut tidak diketahui.[8-10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan asam traneksamat pada ibu menyusui dinyatakan relatif aman. Kandungan asam traneksamat dalam ASI tampaknya rendah.
Meskipun sebuah panel konsensus internasional merekomendasikan untuk tidak menggunakan asam traneksamat selama menyusui, sebuah studi terkontrol selanjutnya tidak menemukan hasil buruk pada bayi yang disusui jika ibu mereka mengonsumsi asam traneksamat dalam dosis hingga 4 gram per hari selama menyusui.
Di Kanada, satu pusat melaporkan penggunaan rutin asam traneksamat 3 gram per hari pada ibu menyusui dengan gangguan perdarahan hingga perdarahan berhenti. Asam traneksamat juga digunakan untuk angioedema herediter di negara-negara berpenghasilan rendah di mana perawatan lini pertama tidak tersedia. Namun, obat ini sebaiknya tidak digunakan jika C1-INH (inhibitor C1 esterase) tersedia.
Jika asam traneksamat diperlukan oleh seorang ibu, ini bukan alasan untuk menghentikan menyusui. Namun, sampai data lebih lanjut tersedia, pengawasan medis dan tindak lanjut terhadap bayi yang disusui tetap diperlukan.[12]
Penulisan pertama oleh: dr. Georgia Nadia