Pengawasan Klinis Imunoglobulin Intravena (IVIG)
Pengawasan klinis imunoglobulin intravena (IVIG) perlu mencakup tanda reaksi infus, seperti perubahan tekanan darah, demam, menggigil, atau gejala anafilaksis, terutama selama jam pertama pemberian infus. Fungsi ginjal, termasuk pemantauan keluaran urin dan kadar kreatinin serum, juga perlu dipantau, terutama pada pasien dengan risiko disfungsi ginjal.
Selain itu, pemantauan untuk gejala tromboemboli harus dilakukan pada pasien dengan risiko trombosis, seperti mereka yang memiliki riwayat aterosklerosis atau gangguan pembekuan darah. Hidrasi yang memadai sebelum dan selama terapi juga harus dipastikan untuk mengurangi risiko efek samping yang serius.[1,3,10]
Pengawasan pada Pasien yang Baru Menerima Terapi IVIG
Pasien yang pertama kali menerima infus IVIG, atau mereka yang masuk dalam kategori risiko tinggi harus dipantau untuk mengevaluasi reaksi infus dan efek samping lainnya. Gunakan kecepatan infus paling lambat saat awal pemberian untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Infus harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki modalitas penanganan efek samping.[1,3,10]
Pengukuran Kadar IgG
Kadar IgG dalam darah berfungsi untuk memandu terapi IVIG. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk menilai efektivitas pengobatan dan membantu memodifikasi dosis dan frekuensi pemberian IVIG.[1,3,10]
Pengawasan Reaksi Infus
Pada saat pemberian infus IVIG, lakukan pemantauan tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh, terutama selama infus pertama. Reaksi infus, seperti demam, menggigil, nyeri kepala, mual, serta perubahan tekanan darah, sering muncul dalam jam pertama infus. Untuk mencegah reaksi infus, berikan IVIG dengan kecepatan infus lambat terlebih dulu, kemudian dapat dinaikkan sesuai toleransi pasien.[1,3,10]
Pengawasan Fungsi Ginjal
Sebelum memulai terapi IVIG, kadar BUN (blood urea nitrogen) dan kreatinin serum harus dievaluasi untuk menilai fungsi ginjal. Selanjutnya, pemantauan berkala dilakukan selama terapi untuk mendeteksi penurunan fungsi ginjal. Selain itu, memastikan pasien dalam kondisi terhidrasi dengan baik sebelum dan selama infus adalah langkah penting untuk mengurangi risiko gagal ginjal akut.[1,3,10]
Pengawasan Kejadian Trombosis
Pemantauan risiko trombosis juga perlu dilakukan, terutama pada pasien dengan faktor risiko seperti riwayat tromboemboli, aterosklerosis, atau gangguan pembekuan darah. Gejala trombosis, seperti nyeri dada, sesak napas, atau pembengkakan ekstremitas, harus diawasi selama dan setelah infus. Pada pasien dengan risiko tinggi trombosis, penting untuk menggunakan dosis minimal dan laju infus serendah mungkin.[1,3,10]