Pengawasan Klinis Serum Antidifteri
Pengawasan klinis dari penggunaan serum antidifteri terkait dengan reaksi alergi yang mungkin muncul. Serum diproduksi dari serum kuda, sehingga meningkatkan risiko hipersensitivitas terutama pada pasien dengan riwayat asma atau alergi terhadap serum berbahan dasar hewan. Adrenalin dan peralatan resusitasi yang memadai dan adrenalin harus tersedia selama pasien diberikan serum antidifteri.
Selain pengawasan terhadap risiko alergi yang timbul segera setelah pemberian, pengawasan terhadap reaksi hipersensitivitas lambat, misalnya serum sickness, juga perlu dilakukan hingga 7-10 hari kemudian.[1,8]
Pengawasan klinis juga dilakukan terkait perbaikan gejala difteri. Apabila diberikan sesegera mungkin, serum antidifteri memiliki efikasi yang baik dalam tata laksana difteri. Pemberian serum juga dibarengi pemberian antibiotik dan vaksin difteri.[1,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani