Pendahuluan Tetanus Imunoglobulin
Tetanus imunoglobulin atau TIG merupakan imunoglobulin spesifik yang digunakan sebagai antitoksin pada penatalaksanaan kasus tetanus dan imunisasi pasif pada penanganan luka yang berisiko tetanus. Tetanus imunoglobulin dikenal juga dengan nama imunoglobulin anti-tetanus dan tetanus antitoksin. Rekomendasi penanganan kasus penyakit tetanus menurut WHO meliputi pemberian TIG, antibiotik, benzodiazepin, dan terapi suportif.[1,2]
Tetanus merupakan penyakit yang memiliki case fatality rate antara 10-70% tergantung dari usia pasien, keadaan umum pasien, serta penanganan yang diberikan. Sebelum ditemukannya TIG manusia, produk antibodi di dalam serum hewan kuda atau yang lebih dikenal dengan sebutan anti-tetanus serum (ATS) digunakan sebagai pilihan antitoksin untuk pencegahan dan tata laksana kasus tetanus.
Penggunaan ATS berhasil menurunkan angka fatalitas kasus tetanus menjadi sekitar 40% pada masa itu. Namun, akibat beberapa reaksi anafilaktik berat yang terjadi dan efek samping berupa serum sickness akibat penggunaan ATS, penelitian untuk membuat antitoksin dari donor manusia mulai dilakukan.
TIG yang diambil dari serum donor manusia dengan dosis yang lebih kecil memiliki efek setara dengan ATS dalam dosis lebih besar. TIG manusia bahkan memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan ATS.
Pada negara-negara di mana TIG manusia tidak tersedia karena sulit didapat dan harga yang mahal, pengembangan dengan melakukan teknik purifikasi terhadap serum kuda menghasilkan equine tetanus immunoglobulin (ETIG) dengan risiko reaksi terhadap protein non-imunoglobulin G lebih rendah dibanding ATS biasa.[1,3,4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Tetanus Imunoglobulin
| Perihal | Deskripsi |
| Kelas | Vaksin, serum, dan immunoglobulin.[15] |
| Sub-kelas | Imunoglobulin.[15] |
| Akses | Resep.[15] |
| Wanita hamil | Kategori FDA: C.[5] |
| Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI.[6] |
| Anak-anak | Aman digunakan untuk anak-anak, dengan dosis yang disesuaikan.[7] |
| Bayi | Aman digunakan untuk bayi, dengan dosis yang disesuaikan.[7] |
| FDA | Approved.[5] |
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha