Formulasi Vaksin Hepatitis A
Formulasi vaksin hepatitis A adalah sediaan cairan untuk injeksi. Vaksin hepatitis A juga tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B dan vaksin tifoid.
Bentuk Sediaan
Vaksin hepatitis A tersedia dalam bentuk cairan untuk injeksi. Vaksin hepatitis A terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin dari virus yang diinaktivasi dengan formaldehid dan vaksin dari virus hidup yang dilemahkan. Produk yang tersedia di Indonesia adalah dalam bentuk vaksin inaktif.[1]
Vaksin Hepatitis A Inaktivasi
Vaksin hepatitis A yang diinaktivasi merupakan vaksin yang paling banyak ditemukan. Vaksin ini menggunakan jaringan fibroblas untuk memperbanyak virus. Ketika dilakukan purifikasi, virus diinaktivasi oleh formaldehid. Alumunium hidroksida ditambahkan sebagai adsorben.
Vaksin ini tersedia dalam dua dosis, yaitu dosis untuk anak (untuk anak usia 12 bulan sampai 18 tahun) dan dosis untuk dewasa (usia 19 tahun ke atas). Vaksin ini diberikan dua dosis secara intramuskular dengan rentang antar dosis 6 – 12 bulan.[1,2]
Vaksin Hepatitis A Live-Attenuated
Jenis vaksin yang lain, yaitu vaksin hepatitis A yang dilemahkan (live-attenuated) menggunakan strain virus H2 dan L-A-1. Vaksin ini mulai banyak digunakan di Cina pada tahun 2008. Pemberiannya dilakukan secara subkutan sehingga sedikit berbeda dengan vaksin yang diinaktivasi.[3]
Cara Penggunaan
Vaksin hepatitis A diberikan secara intramuskular dengan lokasi penyuntikkan di deltoid pada anak yang lebih tua atau dewasa, atau di sisi anterolateral paha untuk anak berusia 12–23 bulan. Tidak disarankan untuk memberikan vaksin di regio gluteal karena akan menimbulkan respon suboptimal. Vaksin hepatitis A yang diinaktivasi tidak boleh diberikan secara intravena, subkutan, atau intrakutan.[9,19]
Sebelum memberikan vaksin, pastikan bahwa vaksin masih belum melewati masa kadaluarsa dan tidak ada perubahan warna atau partikel asing di dalam vaksin.
Vaksin yang berbentuk suspensi dapat dikocok dahulu sehingga suspensi homogen. Jika setelah dikocok partikel tidak tampak homogen, maka vaksin sebaiknya tidak digunakan.
Vaksin tidak perlu direkonstitusi atau diencerkan kembali. Vaksin juga tidak dapat digabung dengan imunoglobulin atau vaksin lain (yang terpisah) di dalam satu spuit.[9,19]
Cara Penyimpanan
Vaksin hepatitis A dapat disimpan pada suhu 2-8oC dan tidak boleh dibekukan. Jika dibekukan, maka vaksin tidak dapat digunakan. Sebagian besar vaksin hepatitis A tidak mengandung bahan preservatif dan hanya dapat bertahan selama 24-36 bulan pada suhu tersebut.[1]
Kombinasi dengan Obat Lain
Terdapat kombinasi vaksin hepatitis A dan vaksin lain. Kombinasi vaksin hepatitis A dan vaksin hepatitis B telah tersedia dan diberikan dalam 3 dosis pada 0, 1, dan 6 bulan. Jarak antara dosis pertama dan kedua minimal 4 minggu, sedangkan jarak antara dosis kedua dan dosis ketiga minimal 5 bulan. Vaksin ini dapat diberikan pada individu berusia 18 tahun atau lebih yang berisiko untuk mengalami infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B. Namun, vaksin ini belum ada di Indonesia.[2]
Kombinasi vaksin hepatitis A dengan vaksin tifoid juga telah tersedia dan diperuntukkan untuk pelancong yang akan pergi ke negara tropis. Pemberian vaksin kombinasi ini sebaiknya dilakukan maksimal 2 minggu sebelum keberangkatan. Vaksin ini juga belum tersedia di Indonesia.[21,22]
Vaksin hepatitis A dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti vaksin difteri, tetanus, pertusis (DPT); vaksin polio (baik oral maupun vaksin yang diinaktivasi); vaksin Haemophilus influenzae tipe b (Hib); vaksin campak, gondongan, dan rubella; vaksin Japanese encephalitis; vaksin rabies; dan vaksin yellow fever. Pemberian secara simultan ini dinilai tidak mengganggu pembentukan antibodi dari masing-masing vaksin dan bersifat aman.[23]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja