Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Kolera
Efek samping vaksin kolera peroral paling sering adalah gangguan pencernaan, seperti penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan sakit perut. Vaksin kolera dapat berinteraksi dengan obat, makanan, dan minuman, sehingga perlu diberikan jarak 60 menit sebelum atau sesudah vaksin kolera.[3,5-8]
Efek Samping
Efek samping yang dapat disebabkan oleh vaksin kolera meliputi:
- Pencernaan: mual, muntah, kembung, konstipasi, diare dan nyeri perut
- Saraf: sakit kepala, pusing
- Kulit: gatal dan rash
- Otot dan persendian: nyeri sendi
- Umum: fatigue dan demam[3,5-8,10,13,14]
Hingga saat ini tidak terdapat laporan yang menyebutkan efek samping seriusĀ akibat pemberian vaksin kolera.[3,5-8,10,13,14]
Interaksi Obat
Vaksin kolera dapat berinteraksi dengan makanan dan minuman, sehingga harus dihindari 60 menit sebelum atau sesudah mengonsumsi vaksin. Makanan dan minuman dapat mengurangi efektivitas vaksin kolera yang diberikan peroral.[6-8,14]
Efikasi vaksin kolera juga dapat berkurang jika digunakan bersama obat-obatan berikut:
- Antibiotik: amoxicillin, ciprofloxacin, cefadroxil, dan chloroquine. Vaksin kolera diberikan 10 hari sebelum atau 14 hari sesudah mengonsumsi antibiotik
Vaksin tifoid Ty21a: pemberian kedua vaksin dengan jarak 2 jam
- Asam asetat
- Antiviral[1,3,6-8,13,14]
Vaksin kolera sebaiknya tidak diberikan untuk pasien dengan terapi imunosupresan, karena imunitas tubuh yang rendah dapat berisiko meningkatkan efek toksik vaksin seperti terinfeksi kolera. Obat-obatan imunosupresan di antaranya:
- Antibodi monoklonal: alemtuzumab, afelimomab
- Calcineurin inhibitor: tacrolimus, pimecrolimus
- Kortikosteroid: prednisone atau dexamethasone yang dikonsumsi rutin, misalnya pada penderita asma, rheumatoid arthritis, dan psoriasis[1,3,6-8,13,14]