Farmakologi Vaksin COVID-19 Pfizer
Farmakologi vaksin COVID-19 Pfizer mengandung mRNA yang diformulasikan dalam partikel lipid. Setelah disuntikkan, mRNA tersebut masuk ke sel inang dan menyebabkan ekspresi antigen S (spike) SARS-CoV-2. Belum terdapat studi farmakokinetik mengenai vaksin Pfizer.[1,2,4]
Farmakodinamik
Vaksin COVID-19 Pfizer mengandung messenger RNA (mRNA) yang diformulasikan dalam partikel lipid. Setelah disuntikkan, mRNA tersebut masuk ke sel inang dan menyebabkan ekspresi antigen S (spike) virus SARS-CoV-2. Vaksin ini membangkitkan respon imun berupa antibodi dan respon imun seluler terhadap antigen S virus SARS-CoV-2 sehingga dapat memberikan proteksi terhadap COVID-19.[1,2,4]
Imunogenisitas dan Efikasi Vaksin
Uji klinik vaksin COVID-19 Pfizer melaporkan bahwa dari 36.523 subjek yang belum pernah terinfeksi SARS-CoV-2, efikasi vaksin mencapai 95%. Pada kelompok yang mendapat vaksin, hanya terjadi 8 kasus COVID-19 dengan onset minimal 7 hari setelah vaksin dosis kedua, Sementara pada kelompok plasebo terjadi 162 kasus COVID-19.[10]
Imunogenisitas dan Efikasi Vaksin Terhadap Varian
Sebuah penelitian menggunakan metode high throughput live virus SARS-CoV-2 neutralisation assay untuk mengukur titer neutralising antibodies (NAb) pada 250 subjek, baik setelah mendapat satu atau dua dosis vaksin COVID-19 Pfizer. Median usia subjek adalah 42 tahun.[11]
Parameter efikasi vaksin yang dinilai adalah pembentukan NAb terhadap strain dengan urutan basa original (wild-type); strain dengan mutasi Asp614Gly yang diisolasi dari infeksi gelombang pertama di Inggris pada tahun 2020 (D614G); dan tiga strain variant of concern (VOC) termasuk B.1.617.2 (Delta), B.1.351 (Beta), dan B.1.1.7 (Alpha).[11]
Dari kelompok subjek yang mendapat dua dosis vaksin COVID-19 Pfizer (n=159; median waktu setelah dosis kedua=28 hari [IQR 21–37]), didapatkan bahwa vaksin COVID-19 Pfizer dapat membentuk NAb terhadap semua strain yang diuji. Namun, terdapat penurunan titer NAb untuk VOC bila dibandingkan dengan jenis wildtype, terutama lebih signifikan untuk varian Delta dan Beta.[11]
Suatu studi terbaru juga menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 Pfizer efektif menetralkan varian Delta Plus, varian Lambda, dan varian lainnya.