Menurut studi, kombinasi penatalaksanaan nonfarmakologis dan farmakologis adalah metode terbaik untuk menangani gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan masih merupakan salah satu gangguan mental terumum di dunia, dengan 3,8% populasi dunia diperkirakan menderita kondisi ini. Walaupun prognosis gangguan kecemasan umumnya baik, kondisi yang tidak tertangani dapat menimbulkan disabilitas.[1]
Klasifikasi gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders kelima (DSM-V) terdiri dari gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, fobia sosial, agorafobia, dan gangguan obsesif kompulsif. Tiap diagnosis ini memiliki gejala khas tersendiri. Akan tetapi, secara umum, semuanya mencakup kekhawatiran berlebihan yang mengganggu, ketegangan motorik, serta hipersensitivitas terhadap stresor eksternal.[2]
Strategi Tata Laksana Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Ritchie H, Roser M. Mental Health. Our World in Data. 2018. https://ourworldindata.org/mental-health
2. Evans K, Spiby H, Morrell JC. Non-pharmacological interventions to reduce the symptoms of mild to moderate anxiety in pregnant women. A systematic review and narrative synthesis of women's views on the acceptability of and satisfaction with interventions. Arch Womens Ment Health. 2020 Feb;23(1):11-28.
3. Kim HS, Kim EJ. Effects of Relaxation Therapy on Anxiety Disorders: A Systematic Review and Meta-analysis. Arch Psychiatr Nurs. 2018 Apr;32(2):278-284.
4. Norelli SK, Long A, Krepps JM. Relaxation Techniques. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513238/
5. Anderson E, Shivakumar G. Effects of exercise and physical activity on anxiety. Frontiers in Psychiatry. 2013;4:1-4.
6. Hofmann SG, Gómez AF. Mindfulness-Based Interventions for Anxiety and Depression. Psychiatr Clin North Am. 2017;40(4):739-749.
7. Robinson J, Biley FC, Dolk H. Therapeutic touch for anxiety disorders. Cochrane Database Syst Rev. 2007;2007(3):CD006240.