Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Infeksi Virus Nipah general_alomedika 2023-06-22T13:35:46+07:00 2023-06-22T13:35:46+07:00
Infeksi Virus Nipah
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Infeksi Virus Nipah

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Diagnosis infeksi virus Nipah sulit ditentukan hanya melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pasien bisa jadi tidak memiliki gejala apapun, namun dapat pula menunjukkan gejala infeksi saluran napas hingga ensefalitis.[1]

Baku emas pemeriksaan infeksi virus Nipah adalah dengan metode isolasi virus, namun bila tidak tersedia, konfirmasi diagnosis dapat ditentukan dengan pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).[2,5]

Kriteria Diagnosis

Berikut adalah kriteria identifikasi kasus infeksi virus Nipah berdasarkan pedoman Kemenkes Indonesia.

Kasus Suspek

Kasus suspek memenuhi kriteria sebagai berikut.

Kelompok A: Memiliki salah satu kriteria klinis/ gejala onset akut berikut:

  • Demam (≥38oC) dengan gangguan disfungsi otak akut (penurunan kesadaran, kejang, defisit neurologi lain, perubahan status mental onset baru)
  • Demam (≥38oC) dengan sakit kepala
  • Demam (≥38oC) dengan batuk / distres pernapasan, rontgen dada menunjukkan diffuse infiltrates

DAN

Kelompok B: Memiliki salah satu kriteria epidemiologi berikut:

  • riwayat bepergian ke daerah KLB
  • gejala muncul pada saat sedang terjadi KLB
  • riwayat meminum nira/aren mentah, berburu kelelawar / memanjat pohon dimana kelelawar sering bertengger, kontak dengan hewan/sekresi hewan yang terkonfirmasi, atau memiliki risiko transmisi virus Nipah berdasarkan hasil penilaian risiko epidemiologi setempat

Kasus Probable

Kasus probable memenuhi salah satu dari kriteria berikut.

  • memiliki kriteria suspek/kontak erat, dan bertempat tinggal di daerah yang sama/pernah dirawat di ruang perawatan yang sama dengan pasien kasus suspek/konfirmasi selama masa KLB
  • memenuhi kriteria suspek, dan meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium / hasil laboratorium belum keluar / hasil laboratorium inkonklusi

Kasus Konfirmasi

Kasus konfirmasi merupakan kasus suspek/probable dengan hasil konfirmasi laboratorium berikut.

  • identifikasi RNA virus Nipah dengan PCR dari sekresi napas, urin, atau cairan serebrospinal

ATAU

  • kultur positif virus Nipah (isolasi virus) dari sekresi napas, urin atau cairan serebrospinal

Kontak Erat:

Kontak erat yaitu seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus suspek/probable/konfirmasi, melalui salah satu cara berikut:

  • Dirawat pada ruang perawatan bersama
  • Sentuhan fisik langsung
  • Kontak dengan jenazah
  • Kontak dengan darah atau cairan tubuh (air liur, urin, muntahan, dan lain-lain) yang terkontaminasi
  • Kontak dengan pakaian/kain
  • Kasus kontak erat perlu di follow up selama 21 hari terkait munculnya gejala infeksi virus Nipah[3,7,18,23]

Anamnesis

Anamnesis pada pasien yang dicurigai terinfeksi virus Nipah bisa tanpa gejala atau mengeluhkan gejala infeksi saluran pernafasan akut ringan hingga berat serta ensefalitis yang fatal. Gejala dapat muncul di hari 4-14 setelah terpapar virus.[1]

Perlu ditanyakan riwayat komorbid beserta riwayat bepergian ke daerah endemis atau riwayat kontak, baik kontak dengan hewan terinfeksi dan cairan tubuhnya maupun kontak dengan orang terinfeksi serta cairan tubuhnya.[3,9,12]

Pada tahap awal penyakit, dapat muncul gejala prodromal seperti demam, flu, sakit kepala, mialgia, muntah, dan sakit tenggorokan. Juga dapat muncul gejala gangguan pernapasan yang mengarah ke pneumonia atipikal.[1,4,5,17]

Gejala lanjutan dapat berupa gangguan kesadaran, acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan gejala-gejala neurologis yang menunjukkan ensefalitis akut yang kemudian disebut ensefalitis Nipah.[1,4,5,17]

Ensefalitis Nipah dapat bersifat akut atau late-onset. Ensefalitis late-onset dapat terjadi beberapa bulan setelah paparan virus Nipah sehingga diagnosis menjadi lebih sulit.[1,4,5,17]

Gejala lain yang jarang namun dapat dikeluhkan antara lain nyeri perut, diare, konstipasi, gastritis, dan gejala perdarahan saluran cerna pada kecurigaan keterlibatan limpa.[22]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik infeksi virus Nipah terutama pada pasien dengan gejala respirasi, dapat ditemukan tanda-tanda distres pernapasan, edema pulmo atau krepitasi pada pemeriksaan paru-paru.[18]

Pemeriksaan fisik yang mungkin khas pada ensefalitis Nipah adalah adanya mioklonus segmental, yang ditandai dengan refleks fokal mendadak pada diafragma, otot tungkai, leher dan wajah. Ensefalitis yang disertai kejang dapat berlanjut menjadi koma dalam 24- 48 jam, hingga kematian.[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding infeksi virus Nipah dikaitkan dengan penyakit yang menunjukkan gejala ensefalitis, dan/atau gangguan pernapasan. Berikut beberapa diagnosis banding infeksi virus Nipah dan faktor yang membedakannya dari infeksi virus Nipah:

Dengue Encephalitis

Dengue encephalitis dapat memunculkan gejala mirip ensefalitis Nipah. Trombositopenia pada dengue encephalitis sangat jelas, sedangkan pada infeksi virus Nipah hanya terjadi trombositopenia moderat.[1,18]

Malaria Serebral

Pada malaria serebral terjadi demam tinggi disertai menggigil yang khas serta dapat menyebabkan disfungsi hepato-renal dan hipoglikemia. Gejala tersebut tidak terjadi pada infeksi virus Nipah.[3,21]

Herpes Meningoencephalitis

Herpes meningoencephalitis lebih melibatkan lobus fronto-temporal, dan pada elektroensefalografi (EEG) lobus temporal akan terlihat periodic lateralized epileptiform discharges (PLED), sedangkan EEG pada infeksi virus Nipah akan terlihat sebaran gelombang lambat yang kontinu dengan/tanpa periodic bitemporal independent sharp wave discharges.[1,18]

Meningitis Bakterial

Pemeriksaan serebrospinal pada meningitis bakterial akan ditemukan pleositosis dengan predominansi neutrofil, disertai protein yang meningkat dan glukosa yang rendah. Sedangkan pada infeksi virus Nipah akan ditemukan pleositosis ringan dengan predominansi limfosit, peningkatan protein dan glukosa normal.[1,18]

Japanese Encephalitis

Japanese encephalitis lebih sering terjadi pada anak-anak dan jarang menyebabkan serangan berulang, sedangkan infeksi virus Nipah lebih sering terjadi pada orang dewasa dan dapat terjadi komplikasi relaps ensefalitis.[6,9]

Pemeriksaan Penunjang

Semua spesimen yang diduga mengandung virus Nipah diperlakukan sebagai bahan infeksius tingkat 4. Pemeriksaan dilakukan dalam biosafety cabinet (BSC) dengan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap.[3,5]

Sampel serum perlu diambil dua kali (sampel serum berpasangan) sebagai konfirmasi. Serum awal diambil di minggu pertama penyakit dan serum kedua diambil 2-3 minggu kemudian. Jika hanya serum tunggal yang dapat dikumpulkan, maka harus diambil minimal 14 hari setelah onset gejala untuk menentukan kemungkinan kasus Nipah.[2,3,6]

Pemeriksaan penunjang virus Nipah untuk menegakkan diagnosis infeksi virus Nipah antara lain:

Isolasi Virus

Isolasi virus merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis infeksi virus Nipah. Pemeriksaan ini menggunakan metode kultur sel dengan sampel yang dapat diambil dari cairan serebrospinal, darah, usap nasal/orofaring, urin, dan biopsi jaringan otak, paru-paru, ginjal, dan limpa.[1,3,21]

Isolasi virus tidak rutin digunakan untuk mendiagnosis infeksi virus Nipah karena pemeriksaannya harus dilakukan dalam fasilitas biosafety level 4 (BSL-4) dan dengan biaya yang relatif tinggi.[1,3,22]

Pemeriksaan lain meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana, pemeriksaan radiologi, dan EEG dapat dilakukan untuk membedakan dari diagnosis banding.[18,21]

Pemeriksaan laboratorium sederhana tidak menunjukkan hasil yang spesifik terhadap infeksi virus Nipah. Temuan laboratorium yang mungkin muncul pada kasus infeksi virus Nipah antara lain moderate trombositopenia, leukopenia, hiponatremia, dan peningkatan ringan-sedang enzim transaminase hati tanpa jaundice.[18]

Pemeriksaan MRI digunakan untuk membedakan ensefalitis Nipah dengan ensefalitis lain, juga membedakan antara ensefalitis Nipah onset akut, onset lambat (late-onset) atau relaps.[5,18]

Rontgen dada abnormal dapat ditemukan pada kasus infeksi virus Nipah dengan gejala pernapasan. EEG pada ensefalitis Nipah akan menunjukkan sebaran gelombang lambat yang kontinu dengan/tanpa periodic bitemporal independent sharp wave discharges.[18,22]

Pemeriksaan Molekuler

Pemeriksaan molekuler untuk diagnosis virus Nipah dilakukan dengan PCR untuk mendeteksi antigen virus Nipah dari spesimen klinis yakni usap nasal/orofaring, urin, cairan serebrospinal, maupun jaringan atau disebut fixed tissue. Pemeriksaan ini dilakukan pada tahap awal penyakit.[1,2,3,6]

Pemeriksaan Serologi

Pemeriksaan serologi dilakukan dengan metode ELISA untuk mendeteksi antigen virus Nipah dan antibodi IgG dan IgM terhadap virus pada tahap lanjut penyakit yakni 10-14 hari setelah onset.[1,2]

Metode ini dapat dipilih sebagai metode untuk skrining spesimen, atau sebagai alternatif PCR untuk diagnosis cepat dengan biaya yang relatif rendah.[1,2,11,19]

Referensi

1. R. K. Singh, K. Dhama, S. Chakraborty, R. Tiwari, S. Natesan, R. Khandia, A. Munjal, K. S. Vora, S. K. Latheef, K. Karthik, Y. Singh Malik, R. Singh, W. Chaicumpa and D. T. Mourya, Nipah virus: epidemiology, pathology, immunobiology and advances in diagnosis, vaccine designing and control strategies - a comprehensive review, The veterinary quarterly, 2019, 39(1), 26–55. https://doi.org/10.1080/01652176.2019.1580827
2. Aditi and M. Shariff, Nipah virus infection: A review, Epidemiology and Infection, 2019, 147, E95. https://doi.org/10.1017/S0950268819000086
3. Centers for Disease Control and Prevention, Nipah Virus (NiV), 2020,.
4. World Health Organization, Nipah Virus, 2018,
5. V. K. Chattu, R. Kumar, S. Kumary, F. Kajal, and J. K. David, Nipah virus epidemic in southern India and emphasizing "One Health" approach to ensure global health security, Journal of family medicine and primary care, 2018, 7(2), 275–283. https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpc_137_18
6. P. V. Soman, G. Krishna, and V. M. Valiya, Nipah Virus: Past Outbreaks and Future Containment, Viruses, 2020, 12(4), 465. https://doi.org/10.3390/v12040465
7. M. S. Islam, H. M. Sazzad, S. M. Satter, S. Sultana, M. J. Hossain, M. Hasan, M. Rahman, S. Campbell, D. L. Cannon, U. Ströher, P. Daszak, S. P. Luby, and E. S. Gurley, Nipah Virus Transmission from Bats to Humans Associated with Drinking Traditional Liquor Made from Date Palm Sap, Bangladesh, 2011-2014, Emerging infectious diseases, 2016, 22(4), 664–670. https://doi.org/10.3201/eid2204.151747
8. World Health Organization, Nipah Virus, 2018,.
12. D. D. Kulkarni, C. Tosh, G. Venkatesh, and K. D. Senthil, Nipah virus infection: current scenario, Indian journal of virology : an official organ of Indian Virological Society, 2013, 24(3), 398–408. https://doi.org/10.1007/s13337-013-0171-y
17. H. M. Sazzad, M. J. Hossain, E. S. Gurley, K. M. Ameen, S. Parveen, M. S. Islam, L. I. Faruque, G. Podder, S. S. Banu, M. K. Lo, P. E. Rollin, P. A. Rota, P. Daszak, M. Rahman and S. P. Luby, Nipah virus infection outbreak with nosocomial and corpse-to-human transmission, Bangladesh, Emerging infectious diseases, 2013, 19(2), 210–217. https://doi.org/10.3201/eid1902.120971
18. S. Banerjee, N. Gupta, P. Kodan, A. Mittal, Y. Ray, N. Nischal, M. Soneja, A. Biswas and N. Wig, Nipah virus disease: A rare and intractable disease, Intractable & rare diseases research, 2019, 8(1), 1–8. https://doi.org/10.5582/irdr.2018.01130
19. M. Saepulloh, A. Ratnawati, R. M. A. Adjid, I. Sendow, Keberadaan Virus Nipah pada Pteropus sp di Sumatera Utara (The Presence of Nipah Virus in North Sumatera), 2017. http://dx.doi.org/10.14334/Pros.Semnas.TPV-2017- p.702-708.
20. S. Angeletti, A. Lo Presti, E. Cella, M. Ciccozzi, Molecular epidemiology and phylogeny of Nipah virus infection: A mini review, Asian Pacific journal of tropical medicine, 2016, 9(7), 630–634. https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2016.05.012
21. Institute of Epidemiology, Disease Control & Research, National Guideline for Management, Prevention and Control of Nipah Virus Infection including Encephalitis, 2011. .
22. V. Sharma, S. Kaushik, R. Kumar, J. P. Yadav and S. Kaushik, Emerging trends of Nipah virus: A review, Reviews in medical virology, 2019, 29(1), https://doi.org/10.1002/rmv.2010
23. National Centre for Disease Control, Case Definitions of Nipah Virus Disease, 2021.https://ncdc.gov.in/showfile.php?lid=232

Epidemiologi Infeksi Virus Nipah
Penatalaksanaan Infeksi Virus Nipah
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 2 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 8 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Mei 2025! 🕺🏻
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Di bulan Mei yang penuh semangat ini, jangan lewatkan 5 artikel paling populer dan menjadi sorotan para sejawat di ALOMEDIKA!Efek Vaksinasi Herpes...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 14 menit yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.