Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kraniosinostosis general_alomedika 2023-07-24T11:49:22+07:00 2023-07-24T11:49:22+07:00
Kraniosinostosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kraniosinostosis

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Berdasarkan etiologi, kraniosinostosis atau craniosynostosis terbagi menjadi primer dan sekunder. Sementara, 20% kasus kraniosinostosis dipengaruhi oleh mutasi genetik dan abnormalitas kromosom.[1,2]

Etiologi

Terdapat berbagai teori mengenai etiologi kraniosinostosis primer, tetapi teori yang paling banyak diyakini adalah defek primer pada osifikasi lapisan mesenkim pada kranium. Kraniosinostosis sekunder dapat disebabkan penyakit/kelainan primer berikut:

  • Endokrin: hipertiroidisme, hipofosfatemia, defisiensi vitamin D, osteodistrofi renal, hiperkalsemia, rickets

  • Hematologi: anemia sel sabit, thalassemia

  • Kegagalan pertumbuhan otak (mikrosefali, shunted hydrocephalus)[2]

Faktor Risiko

Faktor lingkungan selama kehamilan, seperti terbatasnya ruang intrauterine untuk kepala janin, posisi janin abnormal, oligohidramnion, paparan obat teratogenik (misalnya fluconazole), ibu merokok, dan penggunaan obat-obat antiepilepsi (misalnya asam valproat) dapat menjadi predisposisi kraniosinostosis. Faktor genetik pun berperan dalam 20% kasus kraniosinostosis, seperti mutasi genetik dan abnormalitas kromosom.[1]

Kraniosinostosis sindromik diperkirakan terjadi akibat mutasi genetik pada fibroblast growth factor receptor (FGFR), khususnya gen yang melibatkan reseptor 2 dan 3. Mutasi tersebut bersifat autosomal dominan. Beberapa sindrom kraniofasial dengan mutasi FGFR adalah sindrom Apert, Crouzon, Pfeiffs   zer, dan Muenke.[2,4]

Sindrom kraniofasial yang tidak disertai mutasi FGFR adalah sindrom Saethre-Chotzen dan Carpenter. Hingga saat ini, belum ada satu anomali genetik tertentu yang dapat dipastikan sebagai etiologi kraniosinostosis.[4]

Referensi

1. Kajdic N, Spazzapan P, Velnar T. Craniosynostosis - Recognition, clinical characteristics, and treatment. Bosn J Basic Med Sci. 2018;18(2):110-116. doi:10.17305/bjbms.2017.2083. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5988529/
2. Sheth RD. Pediatric Craniosynostosis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1175957-overview
4. Buchanan EP, Xue Y, et al. Multidisciplinary care of craniosynostosis. J Multidiscip Healthc. 2017;10:263-270. https://doi.org/10.2147/JMDH.S100248

Patofisiologi Kraniosinostosis
Epidemiologi Kraniosinostosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.