Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Klaudikasio Intermiten general_alomedika 2022-10-28T15:04:18+07:00 2022-10-28T15:04:18+07:00
Klaudikasio Intermiten
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Klaudikasio Intermiten

Oleh :
dr. Henggar Allest Pratama
Share To Social Media:

Penatalaksanaan klaudikasio intermiten terdiri dari olahraga dengan supervisi, kontrol faktor risiko, terapi medikamentosa, dan pembedahan. Dokter memilih terapi sesuai kondisi masing-masing pasien. Terapi bertujuan untuk meringankan gejala klaudikasio intermiten dan memperbaiki kapasitas fungsional pasien.

Olahraga dengan Supervisi

Menurut American Heart Association (AHA) dan European Society of Cardiology (ESC), olahraga yang disupervisi (supervised exercise training) mendapatkan rekomendasi kelas 1A pada penatalaksanaan awal klaudikasio.[1,2,5]

Olahraga dilakukan 3 kali seminggu, yang dimulai dengan durasi 30 menit pada fase awal, kemudian ditingkatkan bertahap hingga 1 jam. Latihan yang dapat dipilih adalah dengan treadmill. Peningkatan kecepatan dan beban (tanjakan) dapat dilakukan secara bertahap, sehingga menginduksi klaudikasio intermiten muncul. Setelah itu, treadmill akan dihentikan dan pasien beristirahat hingga gejala klaudikasio menghilang.[1,2,5]

Latihan tersebut diulang selama durasi terapi. Namun, latihan ini tidak dianjurkan bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis dan gagal jantung yang berat.[1,2,5]

Studi membuktikan bahwa latihan ini mampu meningkatkan kemampuan berjalan pada pasien. Namun, studi juga membuktikan bahwa kombinasi revaskularisasi endovaskular dan latihan fisik atau terapi medikamentosa akan memberikan kualitas hidup yang lebih baik daripada latihan fisik saja.[17]

Kontrol Faktor Risiko

Pengendalian faktor risiko berperan sangat penting dalam penatalaksanaan klaudikasio intermiten karena kondisi ini sangat berkaitan dengan berbagai penyakit metabolik dan kardiovaskular. Komorbiditas yang sering dialami pasien klaudikasio intermiten adalah dislipidemia, diabetes melitus, dan hipertensi. Target kontrol kadar gula pada pasien diabetes dengan peripheral arterial disease (PAD) adalah HbA1c <7.[1,2]

Obat antihipertensi lini pertama untuk pasien PAD dengan hipertensi adalah golongan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEi) seperti captopril ataupun angiotensin receptor blocker (ARB) seperti atenolol.[1,2]

Namun, selain melakukan penanganan farmakologi, dokter juga perlu memastikan bahwa pasien dapat mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, berhenti merokok, dan berolahraga teratur.[1,2]

Terapi Medikamentosa

Penanganan medikamentosa bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah. Obat-obat yang dapat digunakan adalah cilostazol, pentoxifylline, dan naftidrofuryl.

Cilostazol

Cilostazol adalah obat golongan inhibitor fosfodiester 3 yang memiliki efek vasodilatasi dan aktivitas antiplatelet. Keuntungan terapi cilostazol telah diuji pada meta analisis terhadap 6 uji acak terkontrol yang melibatkan 1.751 pasien. Dibandingkan dengan kelompok plasebo, kelompok cilostazol menunjukkan luaran yang lebih baik saat tes treadmill, yakni sebesar 50–70 meter.[1,2]

Pemberian cilostazol juga menunjukkan perbaikan kualitas hidup pada pasien secara bermakna. Cilostazol adalah obat lini pertama untuk klaudikasio intermiten. Anjuran American Heart Association (AHA) tentang dosis cilostazol untuk klaudikasio intermiten adalah 2 kali 100 mg.[1,2]

Pentoxifylline

Obat golongan inhibitor fosfodiester 3 lain yang dapat digunakan sebagai alternatif cilostazol adalah pentoxifylline dengan dosis 3 kali 400 mg. Akan tetapi, efektivitas cilostazol lebih baik daripada pentoxifylline menurut beberapa meta analisis.[1,18]

Naftidrofuryl

Naftidrofuryl adalah obat golongan 5 hydroxytryptamine antagonist yang bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme otot serta mencegah agregasi platelet dan eritrosit. Jika dibandingkan dengan plasebo, keluhan berkurang pada 26% pasien klaudikasio intermiten yang diberikan naftidrofuryl. Dosis yang direkomendasikan adalah 600 mg per hari.[1,18]

Carnitine dan Propionyl L-Carnitine

Pasien dengan klaudikasio intermiten mengalami abnormalitas metabolik pada ototnya. Carnitine dan propionyl L-carnitine dapat berinteraksi dengan proses oksidasi metabolik sel otot, sehingga akan meningkatkan stamina otot. Dalam 2 uji coba multisenter yang melibatkan 155 pasien dari Amerika Serikat dan Rusia, terapi carnitine dan propionyl L-carnitine dapat memberikan peningkatan treadmill test dan kualitas hidup.[1,19]

Obat-Obat Antiplatelet

Obat-obat antiplatelet seperti aspirin dan clopidogrel berperan penting dalam terapi jangka panjang pasien klaudikasio intermiten, termasuk untuk mengurangi risiko-risiko penyakit kardiovaskular yang terkait.[1,2]

Obat Antilipemik

Obat antilipemik bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol atau trigliserida darah yang tinggi. Golongan statin, probucol, niacin, dan derivat asam fibrat bisa dipakai.[1,2]

Angiogenic Growth Factor

Terapi yang lebih baru seperti pemberian vascular endothelial growth factor (VEGF), insulin-like growth factor-1 (IGF), dan basic fibroblast growth factor (bFGF) sedang dikembangkan. Terapi-terapi ini adalah agen mitogenik yang menstimulasi perbaikan pembuluh darah pada klaudikasio intermiten.[1,2]

Pembedahan

Pembedahan vaskular pada klaudikasio intermiten sebenarnya sangat jarang dilakukan. Konsensus manajemen PAD untuk klaudikasio intermiten tidak merekomendasikan pembedahan. Pembedahan hanya dilakukan pada lesi yang luas dan kondisi yang telah mengalami gangren. Teknik bedahnya adalah bedah terbuka, bedah endovaskular, atau prosedur minimal invasif dengan bypass aorta abdominalis infra renalis dengan target arteri yang mengalami klaudikasio.[1,2,16]

Terdapat beberapa penelitian yang membandingkan pembedahan dan latihan fisik serta terapi medikamentosa. Hasil masih cukup variatif. Ada studi yang menyatakan bahwa pembedahan terbuka maupun endovaskular memiliki luaran yang lebih baik daripada olahraga dan terapi medikamentosa. Namun, ada juga studi yang menyatakan bahwa perbedaan antara bedah dan terapi lain tidak signifikan. Kombinasi bedah dan terapi lain seperti olahraga dan medikamentosa dilaporkan memberikan hasil terbaik.[20-22]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Nani N, Syafri M. Diagnosis dan Tatalaksana Klaudikasio Intermiten. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7:126-134.
2. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy JA, et al. Inter-society consensus for the management of peripheral arterial disease (TASC II). Journal of Vascular Surgery. 2007;45(1):S5-S67.
5. Mangla D, Basi H. Claudication. In Pain. Springer, Cham. 2019;pp.1283-1286.
17. Fakhry F, Fokkenrood HJP, Spronk S, et al. Endovascular revascularisation versus conservative management for intermittent claudication (review). Cochrane. 2018;3:CD010512.
18. De Backer T, Vander SR, Lehert P, et al, L. Naftidrofuryl for intermittent claudication: meta-analysis based on individual patient data. BMJ. 2009.
19. Hiatt WR, Regensteiner JG, Creager MA, et al. Propionyl-L-carnitine improves exercise performance and functional status in patients with intermittent claudication. The American Journal of Medicine. 2001;110(8):616-622.
20. Malgor RD, Alalahdab F, Elraiyah TA, et al. A systematic review of treatment of intermittent claudication in the lower extremities. Journal of Vascular Surgery. 2015;61(3):54S-73S.
21. Bodewes TC, Ultee KH, Soden PA, et al. Perioperative outcomes of infrainguinal bypass surgery in patients with and without prior revascularization. Journal of Vascular Surgery. 2017;65(5):1354-1365.
22. Aherne T, McHugh S, Kheirelseid EA, et al. Comparing supervised exercise therapy to invasive measures in the management of symptomatic peripheral arterial disease. Surgery Research and Practice. 2015.

Diagnosis Klaudikasio Intermiten
Prognosis Klaudikasio Intermiten

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
    Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
  • Perbandingan Revaskularisasi Endovaskular dan Latihan Fisik untuk Penanganan Klaudikasio Intermiten
    Perbandingan Revaskularisasi Endovaskular dan Latihan Fisik untuk Penanganan Klaudikasio Intermiten
  • Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
    Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
  • Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Desember 2022, 16:24
Sumbatan pembuluh darah di kaki - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanyaApa gejala awal di curigai adanya sumbatan pada pembuluh darah perifer? Apa yg dpt di saran kan ke pasien utk mencegah...
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 22:26
Pasien usia 48 tahun dengan tidak nyaman ketika berdiri maupun berjalan, kaki jadi dingin bila berdiri lama
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, konsul pasien usia 48 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman bila berdiri, membaik bila duduk dan istirahat, memberat bila berjalan. Kaki pasien...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2022, 20:55
Posisi kaki pasien dengan penyakit arteri perifer
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya, untuk posisi kaki pasien dengan nilai ABI 0,7 lebih baik seperti apa ya dok? Posisi kaki apakah harus datar atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.