Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Chilblains (Pernio) general_alomedika 2024-11-14T09:08:09+07:00 2024-11-14T09:08:09+07:00
Chilblains (Pernio)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Chilblains (Pernio)

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Epidemiologi chilblains (pernio) sangat terbatas karena jarangnya kasus, sering tidak dikenali, atau terdapat kesalahan diagnosis. Secara epidemiologi, chilblains lebih sering terjadi pada jenis kelamin perempuan daripada laki–laki. Umumnya, chilblains terjadi setelah terpapar lingkungan yang dingin dan lembab sehingga paling umum terjadi pada individu yang tinggal di iklim dingin.[1,2]

Global

Secara global, epidemiologi terjadinya chilblains bervariasi sesuai iklim. Faktor yang paling berperan secara signifikan adalah paparan dingin dan lembab sehingga seringkali terjadi pada negara tanpa pemanas sentral seperti di beberapa bagian negara Inggris dan Eropa Utara. Tingkat insiden tahunan terjadinya chilblains di Inggris sebesar 10%. Kasus chilblains juga dilaporkan di Hongkong selama akhir Januari–Februari terkait cuaca dingin yang berkepanjangan dan resolusi secara spontan dalam beberapa minggu ketika cuaca menghangat.[1,2,10]

Di Belanda, prevalensi terjadinya chilblains bervariasi antara 0,9 per 1.000 dan 1,7 per 1.000 seperti yang dilaporkan oleh Netherlands Institute for Health Services Research (NIVEL) dengan jenis kelamin perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki, dengan prevalensi masing-masing 0,9-2,1 per 1.000 vs 0,6 per 1.000.[4]

Umumnya, gejala dimulai pada awal musim dingin dan hilang pada musim semi saat paparan dingin menurun. Namun, pasien dapat mengalami kekambuhan selama musim dingin berikutnya atau mengalami penyakit yang terus–menerus.[11]

Chilblains primer lebih sering terjadi pada anak-anak. Sebaliknya, chilblains sekunder cenderung pada usia lebih tua, dengan usia rata–rata 40 tahun dalam satu studi epidemiologi. Sedangkan, pada chilblains terkait infeksi COVID–19 tampaknya memiliki kecenderungan terjadi pada pasien usia muda dengan studi dari Italia dan Spanyol yang melaporkan usia rata-rata 12–14 tahun.[3]

Indonesia

Tidak ada data epidemiologi dari chilblains di Indonesia.

Mortalitas

Sebagian besar kasus chilblains dapat diatasi dengan mudah tanpa adanya gejala sisa berkepanjangan karena lesi berat jarang terjadi. Namun, pada chilblains sekunder yang disebabkan oleh kondisi sistemik seperti lupus eritematosis sistemik perlu monitoring yang memadai bersama dengan penatalaksanaan adekuat.[1,2]

Penderita lupus eritematosus sistemik memiliki tingkat morbiditas yang signifikan dan mortalitas yang tinggi dengan penyebab utama kematian termasuk penyakit kardiovaskular, renal, dan infeksi. Tingkat kelangsungan hidup sebesar 85–90% selama 10 tahun pertama.[12]

Selain itu, tingkat mortalitas meningkat pada chilblains terkait infeksi COVID–19. Respon IFN tipe I dalam patogenesis chilblains terkait infeksi COVID–19 mempengaruhi replikasi virus yang berhubungan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas, yakni pada pasien dengan usia tua memiliki respon IFN tipe I tidak adekuat/ tertunda akan memperburuk dan memicu terjadinya hipersitokinemia dan hiperkoagulabilitas sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas.[3,13]

 

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Maroon MS. Pernio. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1087946-overview
2. Whitman PA, Crane JS. Pernio. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549842/
3. Ladha MA et al. Approach to Chilblains During the COVID-19 Pandemic. J Cutan Med Surg. 2020; 24(5): 504-517. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1203475420937978
4. Nyssen A et al. Chilblains. Vasa. 2020; 49: 133-140. https://econtent.hogrefe.com/doi/10.1024/0301-1526/a000838
10. Chan Y et al. A cluster of chilblains in Hong Kong. Hong Kong Med J. 2008; 14(3): 185-91. https://www.hkmj.org/abstracts/v14n3/185.htm
11. Kroshinsky D. Pernio (chilblains). 2024. https://www.uptodate.com/contents/pernio-chilblains
12. Levy DM, Kamphuis S. Systemic Lupus Erythematosus in Children and Adolescents. Pediatr Clin North Am. 2013; 59(2): 345-364. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3348509/
13. Kolivras A et al. Coronavirus (COVID-19) infection–induced chilblains: A case report with histopathologic findings. JAAD Case Rep. 2020; 6(6): 489–492. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7194989/

Etiologi Chilblains (Pernio)
Diagnosis Chilblains (Pernio)
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.