Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Chilblains (Pernio) general_alomedika 2024-11-14T09:04:01+07:00 2024-11-14T09:04:01+07:00
Chilblains (Pernio)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Chilblains (Pernio)

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Chilblains atau dikenal dengan non-freezing cold injury, pernio, perniosis, atau kibes merupakan kondisi inflamasi superfisial dan terlokalisasi pada kulit yang ditandai dengan lesi eritrosianotik akibat paparan dingin/ non-freezing cold exposure. Secara epidemiologis, umumnya chilblains menyerang perempuan usia muda hingga paruh baya (terutama usia <40 tahun) dan lebih sering terjadi pada individu yang tinggal di iklim dingin.[1–4]

Walaupun chilblains jarang ditemukan di Indonesia, namun dapat mempengaruhi pada populasi pekerja yang sering terpapar suhu tinggi seperti nelayan, penjual daging dan ikan beku, maupun pekerja tambang.[5]

shutterstock_1121626337

Chilblains diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni primer atau idiopatik dengan penyebab yang tidak diketahui dan sekunder dengan adanya kondisi sistemik yang mendasari seperti lupus eritematosus sistemik dan yang terbaru ditemukan sebagai manifestasi kutan pada sindrom pernapasan akut berat akibat infeksi COVID-19.[1–3]

Tanda/gejala tipikal chilblains berupa lesi eritrosianotik disertai perubahan warna kulit, gatal, nyeri, dan edema yang dapat bertahan lebih dari 24 jam. Sebagian besar kasus chilblains didiagnosis secara klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan biopsi tidak direkomendasikan karena temuan histopatologis yang tidak spesifik, namun dapat dilakukan untuk menyingkirkan proses inflamasi lainnya pada kasus kronik yang sulit.[1,2,4]

Penatalaksanaan yang diberikan berfokus pada pencegahan terhadap perkembangan lesi dengan menghindari paparan dingin dan dilanjutkan dengan pemberian medikamentosa secara topikal dan sistemik untuk membantu resolusi terhadap lesi yang ada. Secara keseluruhan, chilblains memiliki prognosis yang baik dengan gejala sisa kronik minimal, namun dapat terjadi rekurensi selama musim dingin berikutnya atau penyakit persisten.[1,2,4]

 

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Maroon MS. Pernio. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1087946-overview
2. Whitman PA, Crane JS. Pernio. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549842/
3. Ladha MA et al. Approach to Chilblains During the COVID-19 Pandemic. J Cutan Med Surg. 2020; 24(5): 504-517. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1203475420937978
4. Nyssen A et al. Chilblains. Vasa. 2020; 49: 133-140. https://econtent.hogrefe.com/doi/10.1024/0301-1526/a000838
5. Bucur G et al. Dermatoze. Profesionale, Niculescu, 2006. Chapter 2 – Occupational. Dermatoses Caused by Physical Agents, p. 32–41.

Patofisiologi Chilblains (Pernio)
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 5 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 1 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 43 menit yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.