Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Dermatitis Atopik y2afrika 2023-08-30T14:01:34+07:00 2023-08-30T14:01:34+07:00
Dermatitis Atopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Patofisiologi Dermatitis Atopik

Oleh :
Athieqah Asy Syahidah
Share To Social Media:

Patofisiologi dermatitis atopik (DA) merupakan gabungan dari serangkaian interaksi rumit antara kerentanan genetik yang menyebabkan sawar epidermis menjadi tidak sempurna, kelainan sistem imun, dan respon imun yang meningkat terhadap alergen dan antigen mikroba.[1,5,8-11]

Pemahaman terkini patogenesis dermatitis atopik diperlukan sebagai dasar strategi terapi DA yang komprehensif. Tiga faktor kunci yang berperan dalam patofisiologi DA adalah disfungsi sawar kulit, abnormalitas sistem imun, dan efek pruritus.[1,5,8-11]

Disfungsi Sawar Kulit

Disfungsi dari sawar epidermis (skin barrier) merupakan faktor patogen utama terjadinya dermatitis atopik. Pada pasien DA, dapat ditemukan mutasi atau defek dari gen FLG (filaggrin gene) yang akan menyandi protein (pro)-filaggrin yang berperan penting pada sawar epidermis.

Defek genetik dari FLG akan mengganggu epidermis sehingga meningkatkan kontak sel imun di dermis dengan antigen dari lingkungan eksternal. Proses ini menyebabkan rasa gatal yang kuat sehingga pasien menggaruk  yang akan menyebabkan gangguan dan inflamasi pada pembatas kulit epidermal, kondisi ini dideskripsikan sebagai itchscracth cycle.[1,5,8-11]

Kerusakan pembatas kulit menyebabkan migrasi antigen-presenting cells yang teraktivasi ke dalam kelenjar getah bening, dan migrasi sel T naif menjadi sel T helper 2 (Th2).

Peningkatan sitokin Th2 bersamaan dengan Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) dan Interferon Gamma (IFN-γ) menyebabkan kerusakan pembatas kulit lebih lanjut dengan cara menginduksi apoptosis keratinosit dan merusak fungsi tight junction. Selain itu, meningkatkan respon Th2 dengan cara meningkatkan ekspresi thymic stromal lymphopoietin (TSLP) dari sel epithelial.[1,5,8-11]

Abnormalitas Sistem Imun dan Efek Pruritus

Selain faktor genetik yang menyebabkan proses di atas, pada DA dapat terjadi defek respon imun bawaan (innate immunity) yang menyebabkan pasien lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri.

Pada fase awal, respon sel T didominasi oleh Th2, tetapi selanjutnya terjadi pergeseran dominasi menjadi respon Th1 yang akan mengakibatkan pelepasan sitokin dan kemokin proinflamasi, yaitu interleukin 4 (IL 4), IL 5, dan TNF yang merangsang produksi IgE dan respon inflamasi sistemik. Serangkaian kejadian tersebut akan menimbulkan tanda dan gejala seperti pruritus.

Patofisiologi yang melibatkan IgE ini serupa dengan patofisiologi penyakit atopi lainnya, seperti asma dan rhinitis alergi.[1,5,8-11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Berke, R., Singh, A., Guralnik, M. Atopic Dermatitis: An Overview. Am Fam Physician, 2012. 86 (1), 35-42.
5. Lopez Carrera, Y.I., Al Hammadi, A., Huang, Y. et al. Epidemiology, Diagnosis, and Treatment of Atopic Dermatitis in the Developing Countries of Asia, Africa, Latin America, and the Middle East: A Review. Dermatol Ther (Heidelb) 9, 685–705 (2019). https://doi.org/10.1007/s13555-019-00332-3
8. Leung, D. Y., Eichenfield, L. F., Boguniewicz, M. Atopic Dermatitis (Atopic Eczema). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine 8th ed, 2011. Vol. 1 : p.165-181. New York: McGraw-Hill.
9. Irvine, A. D., Mclean, W. I., Leung, D. Y. Filaggrin Mutations Associated with Skin and Allergic Diseases. NEJM, 2011. 365 : p.1315-1328.
10. Watson, W., Kapur, S. Atopic dermatitis. All Asthma Clin Immunol 7, S4. 2011. https://doi.org/10.1186/1710-1492-7-S1-S4
11. Nutten, S. Atopikc Dermatitis: Global Epidemiology and Risk Factors. Ann Nutr Metab, 2015. 66 (1) : 8-16

Pendahuluan Dermatitis Atopik
Etiologi Dermatitis Atopik

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
    Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
Dibalas 10 Februari 2025, 16:47
Ruam pada bayi usia 3 bulan pada badan, leher, dan telinga, tidak demam
Oleh: dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
3 Balasan
Izin konsultasi dokter. Bayi usia 3 bulan dengan berat badan 5.7 kg, ASI eksklusif, sebelumnya keluhan muncul ruam kemerahan pada badan, leher, dan telinga,...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2024, 18:11
Kulit kemerahan di tengkuk dan punggung pada pasien usia 4 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan diskusi Saya punya pasien usia 4 bulan 18 hari dengan keluhan tampak kemerahan dipunggung dan tengkuk , awalnya hanya benjolan...
Anonymous
Dibalas 22 September 2024, 23:02
Gatal di sela jari disertai dengan bintik berisi air yang gatal yang menyebar, apakah dermatitis atau tinea?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter2 mhn diskusi. Pasien usia 30 th dengan keluhan gatal2 dikulit sbb1. Gatal di sela jari jempol kaki sdh 1 bln blm membaik, Riw obat salep...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.