Epidemiologi Folikulitis
Hingga saat ini belum ada data epidemiologi folikulitis secara pasti, karena penyakit ini dapat sembuh tanpa pasien datang ke layanan kesehatan.[2]
Global
Angka pasti kejadian folikulitis di berbagai negara hingga saat ini sulit untuk didapatkan secara pasti, karena penyakit ini umumnya bersifat ringan sehingga pasien mungkin tidak datang ke dokter untuk berobat. Namun, pasien yang mempunyai riwayat diabetes, obesitas, penggunaan antibiotik jangka panjang, imunosupresi, atau sering mencukur mempunyai risiko terkena penyakit ini.[12]
Folikulitis dapat terjadi pada berbagai etnis, tetapi dilaporkan bahwa pseudofolikulitis dan folikulitis traksi lebih sering ditemukan pada etnis Afrika-Amerika, sedangkan folikulitis eosinofilik klasik lebih sering ditemukan pada etnis Jepang.
Folikulitis juga tidak memiliki kecenderungan berdasarkan jenis kelamin. Tetapi dilaporkan bahwa eosinofilik folikulitis lebih sering ditemukan pada pria.[2]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai folikulitis belum tersedia. Saat ini hanya tersedia data epidemiologi berbasis rumah sakit. Infeksi kulit merupakan salah satu penyakit yang dialami oleh penduduk di negara berkembang dan tropis, tak terkecuali di Indonesia. Meskipun angka penderita tidak diketahui secara pasti, penelitian menunjukkan bahwa folikulitis di Indonesia banyak dialami oleh anak.[7,8]
Mortalitas
Folikulitis sendiri tidak menyebabkan mortalitas.[12]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja