Penatalaksanaan Folikulitis
Penatalaksanaan folikulitis umumnya adalah menjaga higienitas dan kompres hangat. Bila keluhan tidak membaik setelahnya, maka pasien dapat diberikan antibiotik terlebih dahulu. Mupirocin topikal dapat digunakan disertai dengan kompres hangat. Pada kasus folikulitis yang sudah diketahui bukan berasal dari bakteri, dapat diberikan terapi sesuai etiologi.[4]
Antibiotik Topikal
Terapi farmakologis yang paling banyak digunakan pada kasus folikulitis adalah antibiotik topikal karena penyebab tersering adalah bakteri S.aureus. Antibiotik yang direkomendasikan adalah mupirocin 2% diaplikasikan tipis-tipis 3 kali sehari selama 3-5 hari. Obat ini tidak direkomendasikan pada anak berusia <2 bulan.[1,4]
Antibiotik Oral
Antibiotik oral sebaiknya dipertimbangkan pada folikulitis yang dalam atau refrakter. Pilihan antibiotik pada folikulitis bakteri adalah eritromisin 30-50 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 4 dosis, diberikan selama 7-10 hari. Pada organisme methicillin-resistant, pilihan antibiotik adalah klindamisin, linkomisin, dan kotrimoksazol.[2]
Pada infeksi Pseudomonas, antibiotik umumnya tidak diperlukan, tetapi jika perlu dapat diberikan fluorokuinolon. Pada folikulitis eosinofilik pustular, lini pertama adalah indometasin 50 mg per hari.[5]
Antijamur
Antijamur yang digunakan dibedakan berdasarkan jenis jamur penyebab.[3]
Dermatofita
Pada infeksi dermatofita, penggunaan sampo antijamur dapat diberikan sebagai terapi topikal. Untuk pengobatan sistemik dapat diberikan:
Griseofulvin 10-20 mg/kgBB/hari selama minimal 6 minggu
Terbinafin 125 mg/hari selama 6 minggu
Candida
Pada kasus folikulitis yang disebabkan oleh Candida digunakan regimen itraconazole oral dengan dosis 200 mg/hari.[2,3]
Antivirus
Pada herpetik folikulitis, dapat diberikan acyclovir 200 mg, lima kali sehari, selama 5 hari. Pada pasien dengan defisiensi fungsi ginjal, dosis harus disesuaikan.[3]
Antiparasit
Pada folikulitis yang disebabkan oleh Demodex sp, dapat diberikan krim permetrin 5%.[3]
Pembedahan
Pada folikulitis dalam yang berulang, tindakan insisi dan drainase lebih direkomendasikan. Setelah lesi dikompres hangat, dapat dilakukan insisi 2-4 mm dengan blade no.11. Setelah itu, tatalaksana dilanjutkan dengan antibiotik oral selama beberapa bulan. Lini pertama adalah dicloxacillin 125-250 mg setiap 6 jam.[5]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja