Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Pemfigoid Bulosa annisa-meidina 2025-10-23T11:37:14+07:00 2025-10-23T11:37:14+07:00
Pemfigoid Bulosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Pemfigoid Bulosa

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Pendekatan penatalaksanaan pemfigoid bulosa berfokus pada kontrol inflamasi dan pencegahan komplikasi melalui pemberian kortikosteroid topikal atau sistemik sebagai terapi utama, disesuaikan dengan luas dan beratnya lesi. Pada kasus refrakter atau dengan kontraindikasi steroid, dapat digunakan agen imunosupresif atau imunomodulator, seperti azathioprine dan rituximab.[1–3,7,8]

Kortikosteroid Topikal

Kortikosteroid topikal potensi tinggi merupakan terapi utama untuk pemfigoid bulosa lokalisata. Steroid poten seperti clobetasol propionate 0,05% yang dioleskan 1–2 kali sehari terbukti efektif mengendalikan aktivitas penyakit dengan profil keamanan yang baik karena paparan sistemik minimal.[3,8,14]

Dosis harian umumnya sekitar 20–30 gram untuk kasus derajat ringan–sedang, dan 30–40 gram/hari untuk kasus ekstensif. bergantung pada tingkat keparahan dan luas area yang terkena. Terapi diberikan pada seluruh permukaan tubuh, mencakup kulit normal maupun area dengan bula atau erosi, namun wajah dihindari. Terapi diberikan sampai tercapai kontrol aktivitas penyakit atau control of disease activity (CDA).[3,8,14]

CDA didefinisikan sebagai kondisi ketika tidak ada lesi baru atau gejala gatal yang muncul, dan lesi yang sudah ada mulai membaik. Setelah CDA tercapai, kortikosteroid topikal potensi tinggi tetap diberikan dengan dosis yang sama selama 15 hari, kemudian diturunkan secara bertahap dalam jangka waktu minimal 4 bulan hingga 12 bulan.[3,8,14]

Kortikosteroid Sistemik

Pada kasus pemfigoid bulosa ekstensif dengan keterlibatan kulit luas, biasanya lebih dari 20% luas permukaan tubuh, diperlukan terapi kortikosteroid sistemik. Prednison oral merupakan agen lini pertama dengan dosis awal 0,5–1 mg/kg/hari. Dosis ini biasanya mampu mengendalikan penyakit dalam 2 minggu, kemudian diturunkan secara bertahap untuk meminimalkan efek samping terkait kortikosteroid.[3,8,14]

Dosis kortikosteroid sistemik diturunkan secara bertahap dalam 4–6 bulan setelah memulai pengobatan dengan target mencapai terapi minimal, yakni prednison 0,1 mg/kg/hari. Jika pasien mencapai remisi lengkap dengan terapi minimal selama 3–6 bulan, penghentian pengobatan dapat dipertimbangkan, terutama pada pasien dengan kadar antibodi anti-BP180 yang rendah atau negatif. Dengan demikian, durasi total pengobatan, termasuk fase konsolidasi dan pemeliharaan, umumnya 9 hingga 12 bulan.[3,8,14]

Jika kekambuhan terjadi selama fase penurunan dosis, disarankan untuk menaikkan kembali dosis kortikosteroid ke tingkat efektif terakhir. Kekambuhan didefinisikan sebagai munculnya salah satu dari kriteria berikut:

  • Munculnya tiga atau lebih lesi baru dalam sebulan, yang berupa bula, lesi eksematosa, atau plak urtikaria

  • Setidaknya satu lesi besar (>10 cm) yang tidak sembuh dalam 1 minggu
  • Perburukan lesi yang sudah ada
  • Gatal harian menetap pada pasien yang sebelumnya telah mencapai kendali penyakit.[8]

Terapi Imunosupresi

Bagi pasien yang tidak toleran atau memiliki kontraindikasi terhadap kortikosteroid sistemik, dapat diberikan agen imunosupresif lini kedua seperti:

  • Azathioprine 1–3 mg/kg/hari

  • Mycophenolate mofetil 2 g/hari,

  • Methotrexate, dimulai 5–12,5 mg per minggu. Methotrexate diberikan secara subkutan atau intramuskular tiap satu kali seminggu dengan pemantauan ketat, dan dapat ditingkatkan hingga maksimal 15 mg/minggu.[3,8,14]

Antibiotik golongan tetrasiklin 200 mg/hari per oral, yang dikombinasikan dengan nikotinamid 2 gram/hari per oral, dapat berfungsi sebagai terapi pengganti kortikosteroid pada kasus ringan hingga sedang, meskipun bukti efikasinya bervariasi. Dapson 1,5 mg/kg/hari dapat dipertimbangkan, khususnya bila pada histologi ditemukan dominasi infiltrat neutrofil.[3,8,14]

Pada kasus refrakter atau berat, agen biologis seperti rituximab (anti-CD20), omalizumab (anti-IgE), atau dupilumab (anti-IL-4Rα) menunjukkan hasil yang menjanjikan. Imunoglobulin intravena (IVIG) juga dapat digunakan pada penyakit yang resisten terhadap terapi konvensional.[3,8,14]

Pemantauan

Pasien dengan pemfigoid bulosa yang menjalani terapi imunosupresif jangka panjang memerlukan pemantauan rutin, termasuk hitung darah lengkap untuk mendeteksi sitopenia, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal untuk menilai toksisitas, elektrolit serum, serta kadar imunoglobulin.[8]

Uji thiopurine methyltransferase (TPMT) sebaiknya dilakukan sebelum penggunaan azathioprine. Kadar gula darah dan tekanan darah harus dipantau karena efek samping kortikosteroid. Pemeriksaan kepadatan tulang penting untuk mencegah osteoporosis. Kewaspadaan terhadap infeksi juga perlu dilakukan sepanjang terapi kortikosteroid dan imunosupresi.[8]

Referensi

1. Baigrie D, Nookala V. Bullous Pemphigoid. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535374/
2. Cohen AD, et al. Bullous Pemphigoid Treatment & Management. Medscape. 2025; https://emedicine.medscape.com/article/1062391-treatment
3. Myers EL, Culton DA. A Narrative Review of Pemphigoid Diseases: Bridging Associations, Comorbidities, and Management. Dermatol Ther (Heidelb). 2025 Jul;15(7):1755-1770. doi: 10.1007/s13555-025-01444-9.
7. Cao S, Li W, Wang Z, et al. Clinical Outcomes and Prognostic Factors in Bullous Pemphigoid Patients: A 15-Year Review in China. Am J Clin Dermatol. 2025 May;26(3):457-470. doi: 10.1007/s40257-025-00925-z.
8. Borradori L, Van Beek N, Feliciani C, et al. Updated S2 K guidelines for the management of bullous pemphigoid initiated by the European Academy of Dermatology and Venereology (EADV). J Eur Acad Dermatol Venereol. 2022 Oct;36(10):1689-1704. doi: 10.1111/jdv.18220
14. Guignant M, Tedbirt B, Murrell DF, et al. How Do Experts Treat Patients with Bullous Pemphigoid around the World? An International Survey, JID Innovations, Volume 2, Issue 4, 2022, 100129, ISSN 2667-0267, https://doi.org/10.1016/j.xjidi.2022.100129.

Diagnosis Pemfigoid Bulosa
Prognosis Pemfigoid Bulosa
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 4 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemenkes - Ear Hygiene Uncovered: Praktik Aman Vs Risiko Otitis - Rabu, 26 November 2025 pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
3 Balasan
ALO Dokter!Segera daftarkan diri Dokter untuk mengikuti webinar terbaru ALOMEDIKA - Ear Hygiene Uncovered: Praktik Aman Vs Risiko Otitis melalui link...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 10 jam yang lalu
Alomedika Point Saya: 0 Point kedaluarsa di 1 Desember 2025
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter.Dokter, bayangin kalau Alomedika Point yang susah payah Dokter kumpulin dari postimg kasus, ikut webinar, atau kerjakan e-Course tiba-tiba hangus...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas kemarin, 09:09
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan November 2025!🤩
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Kita sudah semakin dekat dengan penghujung tahun 2025, jangan sampai terlewat untuk update ilmu pengetahuan kita melalui artikel Alomedika ini!1....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.