Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Addison Disease general_alomedika 2022-12-14T14:55:46+07:00 2022-12-14T14:55:46+07:00
Addison Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Addison Disease

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Patofisiologi kegagalan adrenal pada Addison disease berupa berkurangnya produksi kortisol dan aldosteron, yang diikuti dengan peningkatan adrenocorticotropic hormone (ACTH) dan aktivitas renin plasma sebagai akibat hilangnya inhibisi umpan balik negatif.[1,5]

Perjalanan Alamiah Addison Disease

Addison disease subklinis dilatarbelakangi oleh proses autoimun, yang ditandai dengan adanya autoantibodi adrenal (antibodi 21-hidroksilase) dan dapat disertai endokrinopati autoimun lainnya. Pada perjalanan penyakit, fungsi adrenokortikal menurun secara bertahap.[5,6]

Perjalanan alamiah Addison disease dapat dibagi menjadi 4 tahap, antara lain:

  • Tahap 0: fungsi adrenal, ACTH plasma, ACTH basal, kortisol (yang distimulasi ACTH), aktivitas renin plasma (PRA), aldosteron serum normal
  • Tahap 1: PRA meningkat, aldosteron normal/rendah, respons kortisol terhadap ACTH adekuat
  • Tahap 2: respons kortisol terhadap ACTH menurun
  • Tahap 3: ACTH plasma meningkat, kortisol serum basal berada di batas bawah nilai normal, tidak ada respons kortisol terhadap ACTH
  • Tahap 4: kortisol serum/urine rendah, ACTH plasma meningkat tajam, disertai tanda-tanda kegagalan adrenokortikal[5,6]

Tahap 0 merupakan tahap potensial, di mana terdapat autoantibodi, namun parameter fungsi adrenal menunjukkan nilai normal dan tidak ada gejala klinis. Setiap individu sehat yang memiliki risiko mengalami kegagalan adrenal termasuk dalam tahap 0. Tahap 1-3  termasuk dalam kategori subklinis. Pasien menunjukkan gejala klinis pada tahap 4, yang  umumnya didahului dengan gejala fatigue dan hiperpigmentasi kulit.[5-7]

Jika gejala-gejala insufisiensi adrenal tidak terdeteksi, penyakit dapat terus berkembang dan dapat terjadi krisis Addison (krisis adrenal).[5]

Patofisiologi Krisis Adrenal

Korteks adrenal menghasilkan 3 hormon steroid, yakni glukokortikoid (kortisol), mineralokortikoid (aldosteron, 11-deoksikortikosteron), dan androgen. Pada krisis adrenal, hormon utama yang berperan adalah kortisol.[8]

Kortisol memicu glukoneogenesis, menginduksi sekresi insulin, menurunkan sensitivitas insulin, memiliki efek antiinflamasi, memfasilitasi klirens cairan, dan menekan sintesis ACTH. Aldosteron dihasilkan sebagai respons stimulasi angiotensin II melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron, kondisi hiperkalemia dan hiponatremia, serta adanya antagonis dopamin. Aldosteron berperan dalam reabsorpsi sodium serta sekresi kalium dan hidrogen.[8]

Pada krisis adrenal yang dilatarbelakangi Addison disease, kelenjar adrenal gagal menghasilkan hormon secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, meskipun kelenjar pituitari sudah menghasilkan ACTH untuk mendorong produksi hormon adrenokortikal. Krisis adrenal dapat mengakibatkan mual muntah hebat, hiperpireksia, penurunan kesadaran (dapat dilakukan dengan pengukuran Glasgow Coma Scale), dan syok.[2,8]

Patofisiologi Addison Disease Kronis

Hiperpigmentasi umumnya merupakan gejala paling awal yang muncul, yang disebabkan oleh peningkatan ACTH. Pada darah, ACTH terikat pada reseptor melanocortin 1 pada melanosit, memicu melanosit untuk menghasilkan melanin. Destruksi melanosit akibat proses autoimun juga dapat terjadi dan mengakibatkan vitiligo.[2]

Kegagalan fungsi adrenal menyebabkan hilangnya efek mineralokortikoid aldosteron dan efek vasopresor kortisol, yang mengakibatkan hipotensi ortostatik. Hiperkalemia dapat mengakibatkan mialgia dan paralisis otot yang bersifat flaccid.[2]

Referensi

1. S. Munir and M. Waseem, Addison Disease, StatPearls [Internet], Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441994/
2. G. T. Griffing, 2020, Addison Disease. https://emedicine.medscape.com/article/116467-overview#showall
5.A. Michells and N. Michells, Addison Disease: Early Detection and Treatment Principles, Am Fam Physician. 2014;89(7):563-568. https://www.aafp.org/afp/2014/0401/p563.html
6. M. P. Baruah, Sub-clinical Addison's disease, Indian J Endocrinol Metab, 2012;16(Suppl 2):S176-S177. doi:10.4103/2230-8210.104033
7. A. L. Mitchell & S. H. S. Pearce, Autoimmune Addison disease: pathophysiology and genetic complexity, Nature Reviews Endocrinology, 2012:8(5), 306–316. doi:10.1038/nrendo.2011.245
8. L. Kirkland, 2020, Adrenal Crisis. https://emedicine.medscape.com/article/116716-overview#a5

Pendahuluan Addison Disease
Etiologi Addison Disease

Artikel Terkait

  • Penyakit Addison akibat Tuberkulosis
    Penyakit Addison akibat Tuberkulosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.