Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Diabetes Gestasional general_alomedika 2025-03-28T17:09:59+07:00 2025-03-28T17:09:59+07:00
Diabetes Gestasional
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Diabetes Gestasional

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Penatalaksanaan diabetes gestasional bertujuan mencapai kondisi normoglikemia, serta menjaga pertumbuhan dan perkembangan fetus. Target kontrol glikemik pada diabetes gestasional adalah kadar glukosa darah puasa ≤95 mg/dL dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≤120 mg/dL.[8,20]

Penanganan diabetes pada kehamilan penting untuk dilakukan secara komprehensif, dengan kontrol rutin gula darah, perubahan gaya hidup, dan terapi obat. Sekitar 70‒85% penderita diabetes gestasional dapat mencapai kontrol glukosa yang baik dengan perubahan gaya hidup, berupa aktivitas fisik dan kontrol diet. Terapi obat dimulai apabila pasien gagal mencapai target glukosa dalam 1‒2 minggu pasca perubahan gaya hidup.[8,20]

Tata Laksana Nonfarmakologi

Pada pasien dengan diabetes gestasional, dilakukan pemantauan kadar glukosa darah dan modifikasi gaya hidup.

Pemantauan Kadar Gula Darah

Setelah terdiagnosa diabetes gestasional, pasien perlu melakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin, baik glukosa darah puasa maupun glukosa darah post prandial. Sebaiknya pasien melakukan kunjungan antenatal rutin setiap bulan untuk memantau kadar gula darah dan pertumbuhan fetus.

The 5th International Workshop-Conference on Gestational Diabetes Mellitus merekomendasikan angka normal berikut:

  • kadar gula darah puasa <95 mg/dL
  • Kadar gula 1 jam post prandial <140 mg/dL
  • Kadar gula 2 jam post prandial <120 mg/dL[8,20]

Aktivitas Fisik dan Kontrol Berat Badan

Setiap ibu hamil dengan diabetes gestasional direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit dalam sehari, atau 150 menit dalam seminggu. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah berenang, aerobic low impact, berjalan, dan sepeda statis.

Ibu hamil juga perlu mengontrol berat badan selama masa kehamilan. Pada ibu yang memiliki riwayat obesitas, sebaiknya pertambahan berat badan tidak melebih 11,5 kg. Sedangkan rekomendasi penambahan berat badan pada ibu hamil yang memiliki berat badan ideal sebaiknya pertambahan berat badan dijaga berkisar 0,5‒2,5 kg pada trimester pertama, dan 500 gram per minggu pada trimester selanjutnya.[8,21]

Diet

Pasien diabetes gestasional sebaiknya berkonsultasi dengan ahli gizi khusus karena kebutuhan kalori perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Secara umum, kebutuhan kalori pada wanita dengan diabetes gestasional adalah 35‒40 kkal/kg jika underweight, 30‒34 kkal/kg pada berat badan yang ideal, dan 23-25 kkal/kg jika overweight.

Komposisi nutrisi tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak mengalami diabetes. Rekomendasi intake protein adalah sebesar 1‒1,5 gram/kg. Jenis karbohidrat sederhana dan gula sebaiknya dikurangi, sedangkan makanan tinggi lemak dan produk olahan sebaiknya dihindari. Dianjurkan untuk konsumsi sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti sayur-sayuran, buah, dan gandum utuh.[8,20,21]

Probiotik yang diberikan saat kehamilan diduga dapat mencegah terjadinya diabetes gestasional, karena peran mikrobiota usus pada regulasi metabolisme.[22]

Tata Laksana Farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi diabetes gestasional bisa insulin maupun obat oral.

Terapi Insulin

Insulin sering menjadi drug of choice diabetes gestasional. Insulin tidak melewati plasenta sehingga aman diberikan selama kehamilan.[8,20]

Pada wanita yang hiperglikemia puasa dan postprandial terjadi pada setiap kali waktu makan, dosis insulin yang direkomendasikan adalah 0,7‒1,0 unit/kgBB per hari. Dosis ini sebaiknya dibagi menjadi beberapa regimen menggunakan insulin kerja panjang atau menengah yang dikombinasikan dengan insulin kerja cepat.[8,20]

Namun, apabila hiperglikemia terjadi pada saat tertentu saja, maka regimen insulin sebaiknya difokuskan pada saat spesifik tersebut. Jika seorang pasien hanya memiliki kadar glukosa darah puasa yang tinggi, maka insulin kerja menengah sebaiknya diberikan saat malam hari. Sedangkan pada pasien dengan hiperglikemia postprandial saat sarapan, maka insulin kerja pendek diberikan saat sarapan.[8,20]

Risiko terapi insulin pada ibu hamil di antaranya makrosomia, besar bayi masa kehamilan, maupun perawatan intensif. Sebenarnya, beberapa studi telah menunjukkan bahwa terapi antidiabetes oral tidak inferior dibandingkan insulin.[23]

Terapi Antidiabetes Oral

Selain terapi insulin, beberapa obat hipoglikemik oral juga dapat dipakai menjadi pilihan terapi pada diabetes gestasional. Obat pilihan yang dapat diberikan adalah metformin dan glibenclamide. Meskipun demikian, FDA belum menyatakan metformin dan glibenclamide dapat menjadi salah satu terapi alternatif obat dalam penatalaksanaan diabetes gestasional.[20,21,24]

Kedua obat tersebut berada dalam kategori B dalam kehamilan. Metformin dan glibenclamide dapat melewati barrier plasenta, tetapi belum ada bukti adanya defek lahir atau komplikasi pada neonatus akibat penggunaan metformin ataupun glibenclamide. Dosis yang diberikan:

  • Metformin: 500 mg/hari dosis tunggal pada awal pengobatan, dan dapat ditingkatkan sampai 2.500 mg/hari dibagi dalam beberapa dosis
  • Glibenclamide: dosis awal 2,5 mg satu kali sehari, diberikan 1 jam sebelum makan, dengan dosis maksimal sampai 10 mg[20,21,24]

Metformin merupakan obat oral pilihan karena mempunyai efek paling cepat dalam menurunkan kadar glukosa darah, dan memiliki risiko yang lebih rendah untuk terjadinya hipoglikemia neonatus dan pertambahan berat badan maternal. Namun,  metformin sedikit meningkatkan risiko bayi prematur, dan tingkat kemampuannya dalam mengontrol kadar glukosa darah lebih rendah daripada glibenclamide atau insulin.[23]

Aspirin

Beberapa studi terbaru merekomendasikan pemberian aspirin dosis rendah, 50‒150 mg/hari (biasanya 80 mg/hari) pada akhir trimester pertama kehamilan sampai dengan kelahiran bayi untuk menurunkan risiko preeklampsia pada ibu hamil dengan diabetes gestasional.[19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

8. Purnamasari D, Waspadji S, et al. Indonesian clinical practice guidelines for diabetes in pregnancy. Journal of the ASEAN Federation of Endocrine Societies. 2013;28(1):1-17.
19. American Diabetes Association. Management of diabetes in pregnancy: standards of medical care in diabetes. Diabetes Care. 2018;41(1):137-143.
20. National Institute for Health and Care Excellence. Diabetes in pregnancy: management from preconception to the postnatal period. 2015. https://www.nice.org.uk/guidance/ng3/resources/diabetes-in-pregnancy-management-from-preconception-to-the-postnatal-period-pdf-51038446021
21. Ferrara A, Hedderson MM, Albright CL, Ehrlich SF, Quesenberry CP, Peng T, et al. A pregnancy and postpartum lifestyle intervention in women with gestasional diabetes mellitus reduces diabetes risk factor. Diabetes Care. 2011;34:1519-25.
22. Callaway LK, McIntyre HD, Barrett HL, et al. Probiotics for the Prevention of Gestational Diabetes Mellitus in Overweight and Obese Women: Findings From the SPRING Double-blind Randomized Controlled Trial. Diabetes Care, 2019. dc182248. doi:10.2337/dc18-2248
23. Liang et al. Comparative efficacy and safety of oral antidiabetic drugs and insulin in treating gestational diabetes mellitus. An updated PRISMA-compliant network meta-analysis. Medicine. 2017. 96:38. http://dx.doi.org/ 10.1097/MD. 000000000 0007939
24. Farrar D, Simmonds M, Bryant M, Sheldon T, Tuffnell D, Golder S. Treatment for gestasional diabetes: a systematic review and meta-analysis. BMJ Open. 2017;7:1-15.

Diagnosis Diabetes Gestasional
Prognosis Diabetes Gestasional

Artikel Terkait

  • Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
    Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
  • Pentingnya Penanganan Diabetes pada Kehamilan secara Komprehensif
    Pentingnya Penanganan Diabetes pada Kehamilan secara Komprehensif
  • Deteksi Dini Risiko Diabetes Gestasional
    Deteksi Dini Risiko Diabetes Gestasional
  • Perlukah Urinalisis Rutin pada Ibu Hamil Risiko Rendah
    Perlukah Urinalisis Rutin pada Ibu Hamil Risiko Rendah
  • Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan
    Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 03 September 2024, 13:56
Diabetes dalam kehamilan dan makrosomia
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/vmH6f62mUosDiabetes dalam kehamilan terdiri dari dua kategori: diabetes gestasional (diabetes yang muncul selama kehamilan) dan diabetes...
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibuat 02 Agustus 2024, 11:38
Penggunaan HbA1c untuk Prediksi dan Stratifikasi Risiko Diabetes Gestasional di Awal Kehamilan
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
0 Balasan
#### Latar BelakangTes toleransi glukosa oral (OGTT) adalah metode standar untuk mendeteksi diabetes gestasional dan biasanya dilakukan pada usia kehamilan...
PIIS2213858724001517.pdf
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2023, 08:22
Cara menghitung HOMA-IR dan HOMA-B dan interpretasinya
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodokter, izin bertanya pada wanita 29 tahun dengan riwayat DM gestasional, glukosa puasa tertinggi mencapai 130. saat ini memeriksakan kadar insulin puasa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.