Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Diabetes Insipidus general_alomedika 2022-06-14T11:58:40+07:00 2022-06-14T11:58:40+07:00
Diabetes Insipidus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Diabetes Insipidus

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Patofisiologi diabetes insipidus dapat dibagi berdasarkan penyebab yang mendasari. Terdapat dua tipe utama diabetes insipidus, yaitu central diabetes insipidus, yang diakibatkan rendahnya produksi hormon vasopresin dari pituitari posterior, dan nephrogenic diabetes insipidus, yang disebabkan oleh resistensi ginjal terhadap hormon vasopresin. Pada wanita hamil, dapat terjadi gestational diabetes insipidus akibat vasopressinase yang dihasilkan plasenta.

Central Diabetes Insipidus

Patofisiologi cranial diabetes insipidus (CDI) adalah akibat rendahnya kadar hormon vasopresin atau antidiuretic hormone (ADH) di pituitari posterior. Penyebab CDI didapat bisa berupa sarkoidosis, kraniofaringioma, dan stroke iskemik.

Hormon vasopresin berfungsi sebagai antidiuresis di dalam tubuh dengan mengatur fungsi reabsorbsi air oleh ginjal. Bila terjadi defisiensi total, dapat terjadi poliuria hingga lebih dari 10 L per 24 jam. Imbalans cairan ini akan diseimbangkan oleh tubuh melalui mekanisme rasa haus.[7]

Nephrogenic Diabetes Insipidus

Nephrogenic diabetes insipidus (NDI) adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urin, akibat terjadinya resistensi terhadap vasopressin. Pada NDI, terjadi defisiensi aquaporin (AQP) fungsional, yang mengakibatkan reabsorbsi yang dimediasi oleh AQP, melalui aktivasi reseptor vasopressin V2 (AVPR2), di duktus kolektivus yang seharusnya dapat meningkatkan kepekatan urin menjadi terhambat.[4]

Defek pada reseptor AVPR2 dapat terjadi akibat mutasi pada gen AVPR2 dan ACQP2. Selain itu defek AVPR2 juga dapat terjadi karena penggunaan obat-obatan, paling sering adalah karena lithium yang banyak digunakan pada gangguan bipolar.[6]

Gestational Diabetes Insipidus

Gestational diabetes insipidus (GDI) terjadi karena defisiensi hormon vasopresin, tetapi bukan akibat kerusakan hipofisis, maupun ginjal. Pada GDI, terjadi penghancuran vasopresin karena adanya vasopressinase yang dihasilkan oleh plasenta. Pasien yang menderita GDI memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes insipidus pada kehamilan selanjutnya dan terkena diabetes mellitus tipe 2.[2,7]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Khardori, Romesh. Diabetes Insipidus. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/117648-overview#a6
4. Bockenhauer, Detlef and Bichet DG. Pathophysiology, diagnosis and management of nephrogenic diabetes insipidus. Nat Rev Nephrol. 2015 Oct;11(10):576-88. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26077742
6. Hui C, Khan M, Radbel JM. Diabetes Insipidus. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470458/
7. Mutter CM, Smith T, Menze O, Zakharia M, Nguyen H. Diabetes Insipidus: Pathogenesis, Diagnosis, and Clinical Management. Cureus. 2021 Feb 23;13(2):e13523. doi: 10.7759/cureus.13523.

Pendahuluan Diabetes Insipidus
Etiologi Diabetes Insipidus
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
Dibuat 04 Maret 2022, 07:25
Live Webinar Alomedika - Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19. Sabtu, 5 Maret 2022 ( 10.00 - 11.00 WIB )
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19."Narasumber:dr. Johanes Purwoto, Sp.PD, K-EMD,...
dr.Nana
Dibalas 01 April 2021, 21:14
Pasien wanita usia 47 tahun dengan keluhan sering buang air kecil namun nilai gula darah dan hasil pemeriksaan urin normal
Oleh: dr.Nana
2 Balasan
Pasien perempuan usia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering kecing baik pada pagi hari ataupun malam hari. Nyeri saat BAK disangkal. Sering haus...
Anonymous
Dibalas 29 September 2020, 00:12
Pasien laki-laki usia 27 tahun dengan keluhan sering buang air kecil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin konsul.Laki laki usia 27 tahun datang dengan keluhan sering bak. Hal ini telah dialami os lebih kurang selama 12 tahun.Dalam sehari os bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.