Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hipertiroid general_alomedika 2024-03-13T10:51:38+07:00 2024-03-13T10:51:38+07:00
Hipertiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hipertiroid

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM,Fellow IDF
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hipertiroid dapat mencakup pemberian obat antitiroid, ablasi radioaktif iodine, dan pembedahan. Semua opsi terapi tersebut efektif untuk kasus Grave’s disease, sedangkan pada pasien toksik adenoma atau toksik multinodular goitre harus memilih ablasi radioaktif iodine dan pembedahan, karena perjalanan penyakitnya jarang mengalami remisi jika menggunakan medikamentosa saja.[1,3,5-7]

Obat Antitiroid

Obat antitiroid yang digunakan adalah propylthiouracil, carbimazole, dan methimazole. Mekanisme kerja golongan obat ini adalah menghambat oksidasi dan organifikasi iodine melalui inhibisi enzim tiroid peroksidase dan menghambat proses coupling iodotirosin menjadi T4 dan T3.

Khusus propylthiouracil mempunyai keuntungan lainnya yakni mampu mengurangi konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer. Pedoman European Thyroid Association merekomendasikan carbimazole dan methimazole sebagai obat pilihan pertama pada pasien Grave’s disease yang tidak hamil.[1,3,5-7]

Dosis propylthiouracil yang direkomendasikan adalah 50‒300 mg peroral, diberikan setiap 8 jam. Sementara, dosis methimazole adalah 5‒120 mg/hari peroral.[2]

Efek samping ringan terapi antitiroid adalah pruritus, artralgia, dan gangguan ringan saluran pencernaan. Sedangkan efek samping serius pada terapi ini adalah agranulositosis, hepatitis, dan vaskulitis.[5]

Terapi Ablasi Radioaktif Iodine

Terapi ablasi radioaktif iodine bisa digunakan sebagai terapi pilihan pertama untuk penatalaksanaan Grave’s disease, toksik adenoma, dan toksik multinodular goitre. Kontraindikasi absolut terapi ini adalah kehamilan, menyusui, sedang program hamil, ketidakmampuan untuk mematuhi rekomendasi keamanan radiasi, dan pada kasus active moderate-to-severe or sight-threatening Graves’ orbitopathy.[1,3,5-7]

Dosis optimal terapi radioaktif iodine menggunakan pendekatan dosis tetap dan dosis kalkulasi sesuai data tes radioaktif iodine uptake. Sejumlah penelitian menemukan tidak ada perubahan signifikan pada hasil terapi dengan dua pendekatan tersebut. Pada umumnya, dosis tetap 10‒15 mCi digunakan untuk Grave’s disease, sedangkan 10‒20 mCi untuk toksik nodular goitre.[5]

Efek samping akibat terapi radioaktif adalah memperburuk Graves orbitopathy dan menimbulkan tiroiditis akut. Tiroiditis akut akibat terapi radioaktif hanya bersifat sementara dan cukup diterapi dengan obat anti inflamasi, steroid, dan beta adrenergik bloker.[5]

Tiroidektomi

Hingga saat ini, tiroidektomi merupakan terapi paling sukses dalam mengobati hipertiroid akibat Grave’s disease dan toksik nodular goitre. Teknik near-total atau total thyroidectomy merupakan prosedur pilihan sesuai rekomendasi pedoman klinis.[1,5]

Tiroidektomi disarankan bagi pasien-pasien dengan karakteristik seperti ukuran goitre yang besar, low uptake of radioactive iodine, atau kombinasi keduanya. Tiroidektomi juga disarankan pada pasien suspek kanker tiroid, dan moderate-to-severe Graves orbitopathy. Kontraindikasi terapi ini adalah kehamilan. Efek samping tiroidektomi meliputi hipokalsemia akibat terangkatnya kelenjar paratiroid dan cedera pada recurrent laryngeal nerve.[5]

Terapi Lain

Terapi lain yang bisa diberikan pada pasien dengan hipertiroid antara lain penghambat beta adrenergik, agen iodine, dan glukokortikoid.

Penghambat Beta Adrenergik

Penghambat beta adrenergik yang biasa digunakan adalah atenolol atau propranolol. Penghambat beta adrenergik tidak mempengaruhi sintesis hormon tiroid, namun digunakan untuk mengontrol gejala seperti palpitasi dan aritmia. Penghambat beta adrenergik direkomendasikan pada semua pasien simptomatik, terutama pasien usia tua dengan denyut nadi istirahat > 90 kali per menit atau ada disertai kondisi kardiovaskuler.[1,3,5-7]

Propanolol lebih dipilih karena memiliki kemampuan menghambat konversi T3 menjadi T4 di perifer. Dosis propanolol yang dapat digunakan adalah 10‒40 mg peroral, diberikan setiap 8 jam. Sedangkan dosis atenolol adalah 25‒100 mg peroral, diberikan sekali sehari.[2]

Agen Iodine

Pada pasien yang alergi terhadap thionamide, agen iodine eliksir seperti saturated solution of potassium iodide (SSKI) dan potassium iodide-iodine atau Lugol solution bisa digunakan. Terapi ini memanfaatkan fenomena Wolff-Chaikoff, di mana pemberian dosis iodine dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan inhibisi temporer organifikasi iodine pada kelenjar tiroid, sehingga mengurangi sintesis hormon tiroid. Namun, efek tersebut hanya bertahan sekitar 10 hari saja.[1,17]

Glukokortikoid

Glukokortikoid mampu menghambat konversi T4 ke T3 di jaringan perifer. Glukokortikoid dapat digunakan pada kasus hipertiroid yang berat atau badai tiroid (thyroid storm). Glukokortikoid yang dapat digunakan adalah prednison 20‒40 mg/hari peroral, maksimal selama 4 minggu.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr.  Hudiyati Agustini

Referensi

1. Ross DS et al. 2016 American Thyroid Association Guidelines for Diagnosis and Management of Hyperthyroidism and Other Causes of Thyrotoxicosis. THYROID 2016.; 26(10): 1343-1421. DOI: 10.1089/thy.2016.0229
2. Kravets, I. Hyperthyroidism : Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2016 Mar 1;93(5):363-370. https://www.aafp.org/afp/2016/0301/p363.html
3. Lee SL. Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis Treatment & Management. Feb 2022. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/121865-treatment#d1
4. Ross DS. Disorders that cause hyperthyroidism. UpToDate. 2020. https://www.uptodate.com/contents/disorders-that-cause-hyperthyroidism.
5. Leo SD, Lee SY, Braverman LE. Hyperthyroidism. Lancet. 2016; 388(10047): 906–918. doi:10.1016/S0140-6736(16)00278-6.
6. Bathgate G, Karra E, et al. New diagnosis of hyperthyroidism in primary care. BMJ 2018; 362 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.k2880
7. Kahaly GJ et al. 2018 European Thyroid Association Guideline for the Management of Graves’ Hyperthyroidism. Eur Thyroid J 2018;7:167–186. DOI: 10.1159/000490384
16. Bart J. Euthyroid Hyperthyroxinemia. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/118562-overview.
17. Ross DS. Iodine in the treatment of hyperthyroidism. UpToDAte. 2020. https://www.uptodate.com/contents/iodine-in-the-treatment-of-hyperthyroidism

Diagnosis Hipertiroid
Prognosis Hipertiroid

Artikel Terkait

  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
  • Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
  • Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Mei 2025, 14:30
Apakah pasien dengan hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, Maaf dok izin bertanya, Apakah hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi ?
Anonymous
Dibalas 26 Januari 2024, 07:55
Keluhan jantung berdabar, mudah berkeringat, namun hasil TSH normal
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat pagi rakn sejawatIzin bertanya, ada pasien perempuan 32 tahun memiliki gejala jantung berdebar2 SD 4 hari keringat jika melakukan pekerjaan kecil sjj...
Anonymous
Dibalas 25 Agustus 2023, 21:44
Rujukan dokter spesialis untuk keluhan bengkak di leher
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin diskusi dok.. px wanita 19 th. Keluhan bgkak di leher kurg lebih 2 thu. Tdk nyeri,tidak da gejala namun riwayat haid kurang lancar.untk diagnosa smntra...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.