Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Akalasia general_alomedika 2022-10-06T14:24:17+07:00 2022-10-06T14:24:17+07:00
Akalasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Akalasia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tentang akalasia atau achalasia harus mencakup penjelasan mengenai komplikasi yang mungkin terjadi jika akalasia tidak diatasi, seperti karsinoma sel skuamosa di esofagus. Dokter juga menjelaskan pilihan terapi yang ada serta prognosis masing-masing terapi. Umumnya, pembedahan memberikan prognosis yang lebih baik daripada terapi medikamentosa.

Edukasi Pasien

Keberhasilan tata laksana akalasia juga tergantung pada modifikasi gaya hidup. Rokok dan alkohol menjadi faktor risiko kegagalan penatalaksanaan akalasia dan berperan dalam perkembangan penyakit yang semakin progresif. Dokter dapat membantu pasien untuk berhenti merokok untuk membantu pengobatan akalasia.[5,8,9]

Dokter juga menjelaskan opsi penatalaksanaan bedah maupun medikamentosa yang ada untuk akalasia. Namun, dokter perlu menginformasikan bahwa bedah cenderung menghasilkan prognosis lebih baik daripada terapi medikamentosa. Akalasia yang tidak ditangani dalam waktu lama mungkin menyebabkan komplikasi berupa perkembangan kanker esofagus.[5,8,9]

Disfagia juga dapat memengaruhi kualitas hidup. Ketika berusaha menelan makanan, pasien disarankan untuk mengunyah makanan secara lebih sering dan lambat, atau mengganti konsistensi makanan jadi lebih lunak dengan ukuran lebih kecil. Beberapa maneuver dapat dilakukan untuk menelan makanan, seperti mengangkat tangan atau memutar tangan ke belakang.[5,8,9]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Akalasia merupakan penyakit yang sulit dicegah karena faktor genetik berperan kuat terhadap kejadian akalasia. Selain itu, akalasia sering terlambat didiagnosis karena pasien maupun tenaga medis tidak sadar bahwa gejala yang dialami adalah gejala akalasia. Bila ada keluhan sulit menelan makanan yang sudah berlangsung lama atau keluhan yang menyerupai dyspepsia tanpa perbaikan setelah terapi maksimal, pikirkan kemungkinan akalasia dan lakukan pemeriksaan lanjutan.[5,8]

Penyakit Chagas yang disebabkan oleh infeksi Trypanosoma cruzi juga dilaporkan berhubungan erat dengan kejadian akalasia. Parasit ini biasanya ditemukan di benua Amerika, terutama Amerika Selatan. Oleh karena itu, orang yang hendak bepergian ke daerah tersebut sebaiknya diedukasi untuk berhati-hati.[4,5]

Infeksi virus tertentu juga berisiko menyebabkan akalasia, misalnya virus campak, virus varicella zoster, virus herpes simpleks, dan cytomegalovirus. Dokter bisa menganjurkan program vaksinasi yang tersedia untuk beberapa infeksi virus ini bila pasien memenuhi kriteria vaksinasi.[5,8,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

4. Pandolfino J, Gawron A. Achalasia A Systematic Review. JAMA. 2015;313(18):1841-1852.
5. Patel D, Kim H, Zidofya J, Vaezi M. Idiopathic (primary) achalasia: a review. Orphanet Journal of Rare Diseases. 2015;10:1-14.
8. Swaney J, Smith Y, Sachai W. Primary Achalasia: Practice Implications. The Journal for Nurse Practitioners. 2016;12(7):473-478.
9. Swanström LL. Achalasia: treatment, current status and future advances. Korean J Intern Med. 2019 Nov;34(6):1173-1180.

Prognosis Akalasia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 11 Mei 2025, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 10 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.