Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fatty Liver general_alomedika 2022-12-01T13:54:36+07:00 2022-12-01T13:54:36+07:00
Fatty Liver
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fatty Liver

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Baku emas diagnosis fatty liver atau perlemakan hati adalah biopsi hati. Akan tetapi, pemeriksaan ini bersifat invasif dan berbiaya cukup tinggi, sehingga USG dan tes biokimia hati di laboratorium lebih sering digunakan. Penegakkan diagnosis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik saja mungkin sulit karena hasilnya tidak spesifik.[17]

Alcoholic fatty liver disease (ALD) umumnya didiagnosis pada peminum alkohol berat. Sementara itu, nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) sering didiagnosis secara tidak sengaja, misalnya saat pasien menjalani medical check-up.[17]

Anamnesis

Dalam evaluasi awal fatty liver, lakukan skrining untuk menilai ketergantungan atau penyalahgunaan alkohol (alcohol use disorder) menggunakan Alcohol Use Disorders Identification Test (AUDIT) dan kuesioner. Kemudian, evaluasi berbagai faktor risiko lain, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, riwayat pengobatan, serta penggunaan obat over the counter (OTC) dan suplemen. Anamnesis juga perlu mengidentifikasi riwayat diet, aktivitas fisik, peningkatan berat badan, dan gejala.[18,19]

Sebagian besar alcoholic liver disease (ALD) bersifat asimtomatik. Hal serupa juga terjadi pada nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD), di mana keluhan hanya dialami oleh 15% pasien. Bila ada gejala, gejala umumnya bersifat tidak spesifik, misalnya rasa lelah, malaise, anoreksia, mual, abdominal discomfort, dan ikterus.[1,20]

Pemeriksaan Fisik

Alcoholic liver disease (ALD) tanpa abnormalitas fisik mungkin terjadi. Akan tetapi, hepatomegali cukup sering ditemui. Beberapa pasien ALD dapat menunjukkan tanda bahaya konsumsi alkohol, seperti hipertrofi kelenjar parotis bilateral, muscle wasting, dan tanda-tanda neuropati perifer simetris. Selain itu, bisa juga ditemukan ginekomastia dan spider angioma.[1,6]

Hepatomegali juga ditemukan pada pasien nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD). Identifikasi faktor risiko seperti pengukuran indeks massa tubuh dan tekanan darah perlu dilakukan. Dokter juga perlu memeriksa tanda penyakit hati stadium lanjut, seperti ikterus, spider angioma, palmar eritema, caput medusae, ginekomastia, Dupuytren contracture, ascites, dan petechiae.[8,20]

Diagnosis Banding

Fatty liver dapat didiagnosis banding dengan alcohol use disorder, hepatitis viral, dan hepatotoksisitas akibat obat.[1]

Alcohol Use Disorder

Pasien dengan alcoholic liver disease (ALD) dapat menunjukkan tanda konsumsi alkohol kronis seperti pada alcohol use disorder. Oleh karena itu, diagnosis ALD harus dicurigai pada semua pasien yang menunjukkan tanda dan gejala konsumsi alkohol kronis. Pada pasien dengan ALD, USG akan membantu mengonfirmasi adanya infiltrasi sel lemak pada hepar.[1]

Hepatitis Viral

Walaupun jarang, pasien dengan fatty liver dapat mengeluhkan ikterus yang perlu didiagnosis banding dengan infeksi virus hepatitis. Untuk membedakan apakah ikterus disebabkan oleh fatty liver atau infeksi virus hepatitis, lakukan pemeriksaan serologi terkait hepatitis, misalnya IgM anti-HAV untuk hepatitis A, HbsAg dan HBV DNA untuk hepatitis B, serta HCV RNA untuk hepatitis C.[26]

Hepatotoksisitas Akibat Obat

Obat adalah salah satu penyebab cedera hepar. Di Amerika Serikat, 50% gagal hepar akut disebabkan oleh obat tiap tahun. Beberapa obat yang bisa menyebabkan toksisitas hepar adalah propiltiourasil, interferon beta 1a, telithromycin, dan duloxetine.[26]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis fatty liver adalah pencitraan, pemeriksaan laboratorium, dan biopsi hepar. Biopsi hepar merupakan baku emas diagnosis fatty liver tetapi memiliki teknik invasif dan biaya yang mahal. Oleh sebab itu, pencitraan dengan USG dan tes biokimia hepar di laboratorium lebih sering dilakukan.[1,3]

Pencitraan

Konfirmasi adanya infiltrasi lemak pada hepar sangat penting dilakukan dan dapat dicapai dengan USG. Pemeriksaan USG dilaporkan memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 95% untuk kasus ini. USG juga dapat menilai tanda-tanda sirosis meskipun sensitivitasnya untuk sirosis hanya 43–47% dan spesifisitasnya untuk sirosis hanya 54–89%.[17]

Computed tomography (CT) scan dapat menilai lemak hati dan lemak viseral untuk mengukur derajat adipositas pasien dengan sindrom metabolik dan NAFLD. Namun, pada praktiknya, pemeriksaan ini jarang digunakan untuk diagnosis fatty liver karena biaya yang mahal, risiko radiasi, dan ketersediaan alat.[15]

Magnetic resonance imaging (MRI) baik digunakan untuk mengidentifikasi NAFLD. Teknik MRI yang lebih baru, seperti MR elastography dan proton density fat fraction, dapat menilai tahap-tahap fibrosis secara noninvasif untuk mendiagnosis dan menilai prognosis pasien NAFLD. Akan tetapi, teknik ini mahal dan hanya tersedia pada pusat kesehatan khusus.[15]

Pemeriksaan Laboratorium

Beberapa pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk membedakan ALD dengan NAFLD. Penanda biokimia yang dapat digunakan adalah aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), mean corpuscular volume, carbohydrate deficient transferrin (CDT), dan gamma glutamyl transferase (GGT).[13,18]

GGT bersifat lebih sensitif dan merupakan tes yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi alkoholisme kronis. Namun, CDT bersifat lebih spesifik dan telah disetujui oleh FDA untuk mendeteksi penggunaan alkohol berat. Penelitian terbaru menunjukkan sensitivitas 90% dan spesifisitas 98% jika CDT dikombinasikan dengan GGT.[13,18]

AST dan ALT dapat meningkat pada pasien alcoholic liver disease (ALD) dengan rasio AST:ALT >1,0. Namun, pemeriksaan ini bersifat tidak spesifik.[13,18]

Biopsi Hepar

Biopsi hepar merupakan baku emas untuk diagnosis fatty liver. Namun, sifatnya lebih invasif, risiko efek samping tindakannya lebih tinggi, dan biayanya relatif lebih mahal. Selain itu, keterbatasan tenaga ahli dan kurangnya kesediaan pasien juga membuat biopsi hepar lebih jarang dilakukan untuk mendiagnosis fatty liver.[21]

Biopsi hepar dapat dipertimbangkan pada pasien yang dicurigai sirosis atau diragukan diagnosisnya dengan diagnosis banding lain.[21]

ALD dan NAFLD memiliki spektrum patologis yang mirip, mulai dari steatosis yang sederhana hingga sirosis. Namun, pemeriksaan histopatologi NAFLD bisa menemukan degenerasi lemak sel-sel hati dengan derajat yang lebih besar daripada ALD. Infiltrasi sel inflamasi lebih jelas pada ALD daripada NAFLD. Fibrosis vena atau perivenular, phlebosclerosis, dan flebitis limfositik lebih umum pada ALD daripada NAFLD.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Medscape. Fatty Liver. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/175472-overview#a11.
3. Toshikuni N, Tsutsumi M, Arisawa T. Clinical differences between alcoholic liver disease and nonalcoholic fatty liver disease. World J Gastroenterol 2014(14);20(26): 8393-8406.
6. European Association for the Study of Liver. EASL clinical practical guidelines: management of alcoholic liver disease. J Hepatol. 2012 Aug;57(2):399-420.
8. Kudaravalli P, John S. Nonalcoholic Fatty Liver. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541033/
13. Frazier TH. Stocker AM, Luis NA, Marsano LS. Treatment of alcoholic disease. Ther Adv Gastroenterol. 2011;(4):63-81.
15. Pappachan JM, Babu S, Krishnan B, Ravindran NC. Nonalcoholic Fatty Liver Disease: A Clinical Update. J Clin Transl Hepatol. 2017;(28):384-393.
16. Bedogni G, Nobili V, Tiribelli C. Epidemiology of fatty liver: an update. World J Gastroenterol. 2014 Jul 21;20(27):9050-4.
17. Iser D, Ryan M. Fatty liver disease--a practical guide for GPs. Aust Farm Physician. 2013;(42):44-447.
18. Dugum M, McCullough A. Diagnosis and Management of Alcoholic Liver Disease. J Clin Transl Hepatol. 2015 Jun 28;3(2):109-16.
19. Antunes C, Azadfard M, Hoilat GJ, et al. Fatty Liver. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441992/
20. Hassan K, Bhalla V, Regal MEE, A-Kader HH. Nonalcoholic fatty liver disease: A comprehensive review of a growing epidemic. World J Gastroenterol. 2014;(14):12082-12101.
21. American Family Physician. Fatty liver disease. 2013:42(7). https://www.racgp.org.au/afp/2013/july/fatty-liver-disease/
26. Mehta N. Drug Induced Hepatotoxicity. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/169814-overview

Epidemiologi Fatty Liver
Penatalaksanaan Fatty Liver

Artikel Terkait

  • Opsi Terapi Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH)
    Opsi Terapi Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH)
  • Olahraga Bermanfaat dalam Manajemen Fatty Liver
    Olahraga Bermanfaat dalam Manajemen Fatty Liver
  • Peran Curcumin dalam Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
    Peran Curcumin dalam Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
  • Perlemakan Hepar Akut Pada Kehamilan
    Perlemakan Hepar Akut Pada Kehamilan
  • Resmetirom: Obat Efektif untuk Terapi Fatty Liver
    Resmetirom: Obat Efektif untuk Terapi Fatty Liver

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 03 September 2023, 14:28
Mnemonic #31 : Penyebab Fatty Liver (Perlemakan Hati)
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
H - High Fat Diet (Diet Tinggi Lemak) A - Alcohol Consumption (Konsumsi Alkohol) T - Type 2 Diabetes (Diabetes Tipe 2) I - Infeksi Virus (Hepatitis B atau...
dr.Yan Cahyadi anas
Dibalas 13 November 2021, 20:19
Pasien laki laki usia 42 tahun dengan Fatty liver
Oleh: dr.Yan Cahyadi anas
2 Balasan
Alo dokter saya punya pasien laki laki 42 Tahun dengan Fatty liver datang di rawat jalansudah 4 bulan minum obat urdahex dan vitamin e 800.Keluhan saat ini...
dr. Nurul Falah
Dibalas 15 April 2021, 07:21
Peranan puasa bagi pasien dengan fatty liver - Gastroenterologi-Hepatologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dr. Muhammad Miftahussurur, Sp.PD-KGEH, M.Kes, Ph.D, FINASIM, izin bertanya dokter.Bagaimana peranan puasa pada pasien dengan fatty liver? Asupan nutrisi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.