Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis GERD y2afrika 2023-11-09T14:44:23+07:00 2023-11-09T14:44:23+07:00
GERD
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis GERD

Oleh :
dr.Gloscindy Arma Occifa
Share To Social Media:

Diagnosis gastroesophageal reflux disease atau GERD dapat ditegakkan secara klinis berdasarkan adanya gejala klasik, seperti heartburn, dan respon terhadap terapi empiris penekan asam. Pasien GERD yang membaik dengan terapi empiris tanpa memiliki tanda bahaya tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Sementara itu, apabila gejala refluks menetap setelah pasien diberikan terapi proton pump inhibitor (PPI), seperti omeprazole, dosis tinggi, maka diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kemungkinan penyebab lain dan deteksi dini komplikasi.[4,10]

Meski demikian, penting untuk dicatat bahwa refluks sesekali adalah normal dan dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang sehat, paling sering setelah makan besar. Sebagian besar episode berlangsung singkat dan tidak menyebabkan gejala atau komplikasi yang mengganggu.[22]

Anamnesis

Saat anamnesis perlu ditanyakan mengenai gejala tipikal gastroesophageal reflux disease atau GERD yang meliputi heartburn dan regurgitasi. Heartburn dideskripsikan sebagai rasa terbakar di area substernal yang naik dari epigastrium menuju leher. Sementara itu, regurgitasi adalah naiknya isi lambung ke arah mulut yang dapat disertai rasa asam atau pahit.[2,7,14]

Selain itu, perlu ditanyakan pula gejala atipikal GERD berupa gejala ekstraesofageal, yang meliputi manifestasi pada telinga, hidung, tenggorokan, serta pulmonal. Gejala ekstraesofageal contohnya nyeri dada, batuk, suara serak, laringitis, faringitis, sensasi mengganjal pada tenggorokan,  bersendawa, kembung, dan erosi gigi.[2,7,15]

Perlu ditanyakan pula faktor risiko yang mungkin mendasari terjadinya GERD pada pasien seperti gaya hidup, makanan yang dikonsumsi sebelum muncul gejala, pola makan, obat yang dikonsumsi, hamil atau menopause, dan stres psikologis.[2-4,6,7,10,11]

GERD Questionnaire (GERD-Q)

GERD-Q adalah kuesioner yang dikembangkan untuk membantu menegakkan diagnosis GERD dan mengukur respon terapi. Sensitivitas GERD-Q mencapai 65% dan spesifisitas 71%. Kuesioner ini memiliki 6 pertanyaan yang terbagi menjadi 2 kelompok, 4 pertanyaan untuk prediksi positif GERD pada kelompok pertama dan 2 pertanyaan untuk prediksi negatif GERD pada kelompok kedua.

Berikut adalah isi dari GERD-Q:

Apa yang anda rasakan dalam 7 hari terakhir:

  1. Seberapa sering anda mengalami perasaan terbakar di bagian belakang tulang dada anda (heartburn)?

  • 0 hari: 0
  • 1 hari: 1
  • 2-3 hari: 2
  • 4-7 hari: 3

  1. Seberapa sering anda mengalami naiknya isi lambung ke arah tenggorokan/mulut anda (regurgitasi)?

  • 0 hari: 0
  • 1 hari: 1
  • 2-3 hari: 2
  • 4-7 hari: 3

  1. Seberapa sering anda mengalami nyeri ulu hati?

  • 0 hari: 3
  • 1 hari: 2
  • 2-3 hari: 1
  • 4-7 hari: 0

  1. Seberapa sering anda mengalami mual?

  • 0 hari: 3
  • 1 hari: 2
  • 2-3 hari: 1
  • 4-7 hari: 0

  1. Seberapa sering anda mengalami kesulitan tidur malam oleh karena rasa terbakar di dada (heartburn) dan/atau naiknya isi perut?

  • 0 hari: 0
  • 1 hari: 1
  • 2-3 hari: 2
  • 4-7 hari: 3

  1. Seberapa sering anda meminum obat tambahan untuk rasa terbakar di dada (heartburn) dan/atau naiknya isi perut (regurgitasi), selain yang diberikan oleh dokter anda? (seperti obat maag yang dijual bebas)

  • 0 hari: 0
  • 1 hari: 1
  • 2-3 hari: 2
  • 4-7 hari: 3

Cut-off skor GERD-Q adalah 8, artinya bila skor GERD-Q ≥8 maka pasien kemungkinan mengalami GERD. Apabila skor ≤7 maka pasien kemungkinan tidak mengalami GERD.[16]

Gejala Bahaya (Alarm Symptoms)

Saat anamnesis perlu ditanyakan terkait gejala bahaya yang menyertai gejala GERD karena adanya gejala bahaya mengindikasikan keganasan yang mendasari.

Gejala bahaya yang perlu ditanyakan antara lain:

  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Nyeri saat menelan (odinofagia)
  • Kanker gastrointestinal pada kerabat tingkat pertama
  • Gejala perdarahan saluran pencernaan (melena, hematemesis, hematochezia, dan perdarahan samar pada feses)
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas atau anoreksia
  • Defisiensi anemia
  • Rasa cepat kenyang
  • Muntah persisten[4,7,17,18]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada GERD tidak menunjukkan hasil yang spesifik. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain, seperti nyeri epigastrium pada ulkus peptikum dan nyeri abdomen pada penyakit saluran empedu. Selain itu, refluks asam juga dapat memicu bronkospasme yang menyebabkan kekambuhan asthma sehingga pada pemeriksaan fisik menimbulkan wheezing.[2,4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gastroesophageal reflux disease atau GERD antara lain gastritis, infark miokard, ulkus peptikum, dan kanker lambung.

Gastritis

Pasien gastritis dapat mengalami heartburn dan regurgitasi yang menyerupai GERD. Meski demikian, gejala gastritis yang lebih menonjol adalah nyeri epigastrium, mual, muntah, kembung, dan rasa begah. Pemeriksaan endoskopi dapat memastikan diagnosis, dimana akan tampak edema dan eritema pada mukosa lambung.

Iskemia Miokard

Gejala heartburn yang muncul pada GERD mirip dengan nyeri dada pada pasien dengan infark miokard. Pemeriksaan EKG dan enzim jantung dapat membantu membedakan keduanya.

Kanker Esofagus

Pasien GERD yang memiliki tanda bahaya perlu dicurigai sebagai kanker esofagus. Endoskopi dan biopsi dapat memastikan diagnosis.

Ulkus Peptikum

Pada ulkus peptikum, pasien bisa mengalami gejala dispepsia, heartburn, dan regurgitasi yang mirip GERD. Pemeriksaan endoskopi atau barium swallow dapat membantu membedakan keduanya.

Kanker Lambung

Pasien dengan kanker lambung juga bisa menunjukkan gejala mirip GERD, seperti heartburn dan regurgitasi. Endoskopi dan pemeriksaan histopatologi dapat membedakan kedua kondisi ini.[1-4]

Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada baku emas pemeriksaan penunjang untuk gastroesophageal reflux disease atau GERD. Pasien dengan gejala tipikal berupa heartburn dan regurgitasi dapat dicurigai mengalami GERD dan dapat diberikan terapi empiris berupa proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole. Pemeriksaan endoskopi, manometri esofageal, dan monitoring pH esofageal diindikasikan bagi pasien yang tidak berespon terhadap terapi empiris, terdapat tanda bahaya, dan pasien yang dicurigai GERD namun memerlukan pemeriksaan pendukung untuk menyingkirkan sebab lain.[2,15]

Uji PPI

Uji PPI diindikasikan bagi pasien dengan gejala tipikal GERD tanpa tanda bahaya. The American College of Gastroenterology (ACG) merekomendasikan pemberian uji terapi empiris PPI selama 8 minggu dengan dosis sekali sehari. Uji PPI jangka pendek menghasilkan sensitivitas 78% dan spesifisitas 54% dalam menegakkan diagnosis GERD. Secara umum, apabila gejala tipikal membaik dengan terapi empiris PPI, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan dan pasien melanjutkan pengobatan PPI.[15,17]

Endoskopi

Endoskopi diindikasikan bagi pasien dengan tanda bahaya dan juga pasien yang tidak berespon terhadap terapi empiris PPI. Endoskopi saluran gastrointestinal bagian atas merupakan pemeriksaan objektif yang umum dilakukan untuk menilai mukosa esofagus. Hasil abnormal pemeriksaan endoskopi meliputi esofagitis erosif, striktur, dan Barrett esofagus. Meski demikian, sebagian besar pasien dengan gejala tipikal GERD memiliki hasil endoskopi normal.[15,17]

Saat dilakukan endoskopi juga diambil sampel biopsi untuk mengetahui adanya adenokarsinoma esofageal ataupun esofagitis eosinofilik.[7,17]

Monitoring pH Esofageal

Monitoring pH esofageal diindikasikan bagi pasien dengan gejala persisten, hasil endoskopi normal, dan pasien yang akan menjalani pembedahan antirefluks. Monitoring ini dapat dilakukan dalam 2 jam secara transnasal atau kateter pH-impedance atau dalam 48 jam dengan kapsul wireless Bravo.[17,19]

Konsensus Lyon mengusulkan agar pemeriksaan monitoring pH esofageal dilakukan dalam keadaan tanpa terapi PPI pada pasien yang belum terbukti GERD (hasil endoskopi menunjukkan tidak ada esofagitis atau esofagitis derajat ringan dan belum pernah menghasilkan uji pH positif) dan pasien yang akan menjalani pembedahan antirefluks. Sementara itu, pada pasien yang terbukti GERD (esofagitis derajat LA C atau D,  Barrett’s esofagus segmen panjang, hasil pH-metri sebelumnya abnormal) dilakukan dalam keadaan diberikan PPI dosis ganda.[19]

Manometri Esofageal

Indikasi umum dilakukannya high-resolution manometry (HRM) adalah untuk menempatkan kateter pH-impedance. Selain itu, HRM juga dapat digunakan untuk menilai abnormalitas motilitas serta evaluasi akalasia bagi pasien yang akan menjalani pembedahan antirefluks. Dalam hal penegakkan diagnosis GERD, HRM tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan utama.[15,19]

Barium Esofagografi

Pemeriksaan barium esofagografi tidak diindikasikan untuk menegakkan diagnosis GERD karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas rendah.[15,17]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Referensi

1. Hungin APS, Molloy-Bland M, Scarpignato C. Revisiting Montreal: New insights into symptoms and their causes, and implications for the future of GERD. The American Journal of Gastroenterology. 2019;114:414-421. Doi: 10.1038/s41395-018-0287-1
2. Maret-Ouda J, Markar SR, Lagergren J. Gastroesophageal reflux disease: A review. The Journal of the American Medical Association. 2020:324(24):2536-2547. Doi: 10.1001/jama.2020.21360
3. Eusebi LH, Ratnakumaran R, Yuan Y, Solaymani-Dodaran M, Bazzoli F, Ford AC. Global prevalence of, and risk factors for, gastro-oesophageal reflux symptoms: A meta-analysis. Gut. 2017:1-11. Doi: 10.1136/gutjnl-2016-313589
4. Clarrett DM, Hachem C. Gastroesophageal reflux disease (GERD). Science of Medicine. 2018;115(3):214-218.
6. Zheng Z, Shang Y, Wang N, Liu X, Xin C, Yan X, et al. Current advancement of the dynamic mechanism of gastroesophageal reflux disease. International Journal of Biological Sciences. 2021;17(15):4154-4164. Doi: 10.7150/ijbs.65066
7. Domingues G, Moraes-Filho JPP. Gastroesophageal reflux disease: A practical approach. Arq Gastroenterol. 2021;58(4):525-533. Doi: 10.1590/S0004-2803.202100000-94
10. Saputera MD, Budianto W. Diagnosis dan tatalaksana gastroesophageal reflux disease (GERD) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Cermin Dunia Kedokteran. 2017;44(5):329-332.
11. Taraszewska A. Risk factors for gastroesophageal reflux disease symptoms related to lifestyle and diet. Rocz Panstw Zakl Hig. 2021;72(1):1-8. Doi: 10.32394/rpzh.2021.0145
14. Ness-Jensen E, Santoni G, Gottlieb-Vedi E, Lindam A, Pedersen N, Lagergren J. Mortality in gastro-oesophageal refkux disease in a population-based nationwide cohort study of Swedish twins. BMJ Open. 2020;10:1-7. Doi: 10.1136/bmjopen-2020-037456
15. Katz PO, Dunbar KB, Schnoll-Sussman FH, Greer KB, Yadlapati R, Spechler SJ. ACG clinical guideline for the diàgnosis and management of gastroesophageal reflux disease. The American Journal of Gastroenterology. 2021;117:27-56. Doi: 10.14309/ajg.0000000000001538
16. Simarmata DO, Wahyudi Y, Bestari MB, Supriadi R. Relationship between gastroesophageal reflux disease questionnaire (GERD-Q) score and reflux oesophagitis in gastroesophageal reflux disease (GERD) suspected patients in Bandung. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2019;20(3):154-160.
17. Young A, Kumar MA, Thota PN. GERD: A practical approach. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2020;87(4):223-230. Doi: 10.3949/ccjm.87a.19114
18. Kandulski A, Moleda L, Muller-Schilling M. Diagnostic investigations of gastroesophageal reflux disease: Who and when to refer and for what test? Visceral Medicine. 2018;34:97-100. Doi: 10.1159/000488184
19. Gyawali CP, Kahrilas PJ, Savarino E, Zerbib F, Mion F, Smout AJPM, et al. Modern diagnosis of GERD: The Lyon consensus. Gut. 2018;67:1351-1362. Doi: 10.1136/gutjnl-2017-314722
22. Kahrilas PJ. Patient education: Gastroesophageal reflux disease in adults (Beyond the Basics). Uptodate. 2022.

Epidemiologi GERD
Penatalaksanaan GERD

Artikel Terkait

  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Perbandingan Vonoprazan dengan PPI Untuk GERD
    Perbandingan Vonoprazan dengan PPI Untuk GERD
  • Makanan Alternatif untuk Pasien GERD: Menjelajahi Potensi Nasi Jagung dan Nasi Singkong
    Makanan Alternatif untuk Pasien GERD: Menjelajahi Potensi Nasi Jagung dan Nasi Singkong

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Februari 2025, 10:31
interaksi spasminal dgn metoklopramid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alodok, apakah rasional jika memberikan terapi spasminal (antispasmodik) bersamaan dgn metoklopramid (prokinetik) untuk mengatasi dispepsia dgn keluhan...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 09:11
Obat tradisional apa untuk menghilangkan asam lambung
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok saya mau bertanya obat tradisional apa untuk menghilangkan asam lambung?
dr. Meva Nareza T
Dibalas 18 Februari 2025, 14:46
Makanan Alternatif untuk Pasien GERD - Artikel ALOMEDIKA
Oleh: dr. Meva Nareza T
4 Balasan
ALO Dokter!Modifikasi pola makan merupakan langkah krusial dalam tata laksana GERD. Sebagai dokter, penting bagi kita untuk mengedukasi pasien tentang jadwal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.