Prognosis GERD
Prognosis gastroesophageal reflux disease atau GERD sebetulnya baik karena penyakit ini tidak bersifat mengancam nyawa. Meski demikian, inflamasi kronis akibat GERD dapat menyebabkan komplikasi serius yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas, termasuk risiko kanker esofagus.
Komplikasi
Secara garis besar, komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan GERD dapat dibagi menjadi komplikasi esofageal, ekstraesofageal, dan komplikasi akibat tindakan operasi yang dilakukan. Komplikasi esofageal misalnya esofagitis dan Barrett esofagus. Komplikasi ekstraesofageal misalnya aspirasi asam lambung dan erosi gigi. Sementara itu, tindakan operatif dapat menyebabkan komplikasi berupa disfagia, dan dilatasi esofagus.
Esofagitis
GERD kronik dapat menyebabkan inflamasi mukosa esofagus bagian distal yang dapat menimbulkan erosi, ulkus, penyempitan esofagus, dan perdarahan saluran gastrointestinal.
Striktur Esofagus
Striktur esofagus dapat terjadi akibat paparan asam pada esofagus yang menimbulkan skar fibrosis.
Barrett Esofagus
Barrett esofagus terjadi akibat paparan asam persisten yang menimbulkan metaplasia intestinal pada esofagus. Sel epitel skuamosa normal pada esofagus berubah menjadi sel epitel kolumner dengan sel goblet. Barrett esofagus dapat berkembang menjadi adenokarsinoma esofagus.
Komplikasi Pulmonal
GERD dapat menyebabkan komplikasi pada paru, seperti batuk kronis, penyakit paru obstruksi kronis, pneumonia, aspergillosis, dan fibrosis pulmonal. Namun, hubungan kausal belum dapat ditentukan secara pasti.
Asthma:
Beberapa literatur juga mengaitkan GERD dengan peningkatan kekambuhan asthma. GERD diduga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi asthma yang sulit dikontrol. Asthma dan GERD sering ditemukan secara bersamaan.
Komplikasi Ekstraesofageal Lain
GERD dapat menyebabkan gejala ekstraesofageal seperti nyeri dada, batuk, suara serak, laringitis, faringitis, sensasi mengganjal pada tenggorokan, dan erosi gigi.
Komplikasi Pembedahan
Pasien yang menjalani fundoplikasi untuk GERD akan terpapar risiko bedah dan anestesi, seperti infeksi dan pembentukan jaringan parut. Pasien juga bisa mengalami fundoplikasi, disfagia, dan dilatasi esofagus.[2,4]
Prognosis
Prognosis pada pasien dengan GERD cukup baik karena sebagian besar kasus GERD dapat ditangani dengan modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologis. GERD juga tidak berkaitan langsung dengan kematian. Meski demikian, relaps sering terjadi dan pasien akan mengalami peningkatan risiko keganasan esofagus yang akan mempengaruhi kesintasan secara bermakna. Selain itu, karena GERD umumnya berlangsung dalam waktu yang lama, pasien bisa mengalami penurunan produktivitas, kualitas hidup, dan harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak dibandingkan individu tanpa GERD.[2,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan