Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksaan Anemia Hemolitik general_alomedika 2024-10-10T11:40:17+07:00 2024-10-10T11:40:17+07:00
Anemia Hemolitik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksaan Anemia Hemolitik

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan anemia hemolitik sangat tergantung pada etiologi yang mendasarinya. Tujuan utama dari terapi farmakologi adalah untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi. [1]

Kortikosteroid

Kortikosteroid diindikasikan  pada anemia hemolitik yang disebabkan oleh faktor imunitas. Terutama pada anemia hemolitik autoimun (AIHA). Pada tahap awal dapat diberikan prednison oral 1–2 mg/kg/hari. Bila respon terapi per oral kurang adekuat, maka dapat diberikan methylprednisolone intravena dengan dosis 0,8–1,6 mg/kg/hari. Penurunan dosis steroid harus dilakukan dengan perlahan. [1,8]

Erythropoietin

Erythropoietin (EPO) digunakan untuk mengurangi kebutuhan transfusi. Keadaan dimana terapi EPO dapat mengurangi kebutuhan transfusi antara lain:

  • Anak-anak dengan gagal ginjal kronik
  • Anemia hemolitik autoimun yang berhubungan dengan retikulositopenia
  • Pasien sickle cell anemia yang menjalani hemodialisis karena gagal ginjal

  • Bayi dengan hereditary spherocytosis

Akan tetapi kemampuan  EPO untuk mengurangi transfusi pada bayi baru lahir dengan hereditary spherocytosis dan pada post-diarrheal hemolytic uremic syndrome masih belum jelas.  Metode terapi ini masih membutuhkan studi lebih lanjut. [1]

Tranfusi Darah

Terapi anemia hemolitik dengan transfusi darah sebaiknya dihindari kecuali dinilai sangat perlu. Transfusi dapat dilakukan pada pasien dengan angina atau pasien dengan keadaan kompensasi kardiopulmonal berat. Kelebihan besi karena riwayat transfusi berkali-kali pada anemia kronik (contohnya pada thalassemia dan sickle cell anemia) dapat diterapi dengan kelasi besi. [1]

Intravenous Immunoglobulin G (IVIG)

Intravenous immunoglobulin (IVIG) dapat digunakan sebagai terapi pasien AIHA. Tetapi modalitas tata laksana ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut karena tidak semua pasien berespon terhadap pemberian IVIG. Penelitian lanjutan mengenai efikasi dan populasi target masih dibutuhkan. [9]

Intravenous immunoglobulin dapat diberikan dengan dosis 0,4–0,5 g/kg selama 5 hari. Terapi ini biasanya diindikasikan sebagai terapi adjuvan steroid pada kasus anemia hemolitik terkait imun yang berat. [8]

Asam folat

Pemberian profilaksis asam folat diindikasikan karena hemolisis aktif dapat menurunkan kadar folat serum dan menyebabkan megaloblastosis. [1]

Rituximab

Rituximab adalah chimeric monoclonal antibody yang menargetkan diri pada antigen CD20  limfosit B yang umumnya dipergunakan sebagai terapi pada non-Hodgkin’s lymphomas, leukemia limfositik kronik dan rheumatoid arthritis berat. Rituximab digunakan sebagai terapi off label pada AIHA dengan dosis 375 mg/m2/minggu selama 4 minggu. [8]

Terapi Bedah

Splenektomi merupakan pilihan utama terapi pada anemia hemolitik akibat keadaan tertentu, seperti hereditary spherocytosis. Pada kasus lain, seperti AIHA, splenektomi direkomendasikan ketika modalitas terapi lainnya telah gagal.

Splenektomi tidak direkomendasikan pada intravaskular hemolisis. Sepsis berat pada pasien pasca operasi splenektomi adalah kasus yang jarang, tapi merupakan keadaan yang fatal. [1,10]

Tata Laksana Lainnya

Tata laksana anemia hemolitik lain dilakukan sesuai penyebab spesifik. Jika anemia hemolitik diduga terkait dengan obat, maka penggunaan obat yang bisa menginduksi hemolisis harus dihentikan segera. Jika hemolisis dicurigai disebabkan oleh malaria, maka dapat diberikan obat antimalaria.

Referensi

1. Schick, Paul. Hemolytic Anemia. 2019. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/201066-overview#showall
8. Ladogana, Saverio et al. Diagnosis and management of newly diagnosed childhood autoimmune haemolytic anaemia. Recommendations from the Red Cell Study Group of the Paediatric Haemato-Oncology Italian Association. Blood Transfus. 2017 May; 15(3): 259–267. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5448833/
9. Zwiers C et al. Immunoglobulin for alloimmune hemolytic disease in newborns. 2018. Available from : https://www.cochrane.org/CD003313/NEONATAL_immunoglobulin-alloimmune-hemolytic-disease-newborns
10. Haley, K. Congenital Hemolytic Anemia. Med Clin North Am. 2017 Mar;101(2):361-374. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28189176

Diagnosis Anemia Hemolitik
Prognosis Anemia Hemolitik

Artikel Terkait

  • Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
    Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 8 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 14 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Mei 2025! 🕺🏻
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Di bulan Mei yang penuh semangat ini, jangan lewatkan 5 artikel paling populer dan menjadi sorotan para sejawat di ALOMEDIKA!Efek Vaksinasi Herpes...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 6 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.