Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gangguan Perdarahan Nonhemofilia general_alomedika 2023-04-13T10:45:32+07:00 2023-04-13T10:45:32+07:00
Gangguan Perdarahan Nonhemofilia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gangguan Perdarahan Nonhemofilia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Patofisiologi gangguan perdarahan nonhemofilia dapat dibedakan berdasarkan penyebab gangguan perdarahan tersebut. Secara garis besarnya, patofisiologi gangguan perdarahan nonhemofilia dapat dikelompokkan menjadi kelainan pada sistem vaskular, trombosit, dan pembekuan darah.[5,6]

Sistem Vaskular

Sistem vaskular memiliki peran dalam mencegah perdarahan dengan vasokonstriksi dan aktivasi trombosit dan faktor pembekuan darah. Gangguan pada sistem vaskular akan menyebabkan gangguan perdarahan.[5,6]

Penyakit Von Willebrand (VWD)

Faktor Von Willebrand berperan dalam adhesi antar platelet pada pembuluh darah yang cedera dan menstabilkan ikatan antar faktor VIII. Faktor von Willebrand adalah sebuah glikoprotein yang diproduksi oleh sel endotelial dan megakariosit. Pada penyakit Von Willebrand (VWD), terjadi defisiensi atau disfungsi dari faktor VWD.[4,7]

Anomali Vaskular dengan Abnormalitas Jaringan Ikat

Anomali vaskular dapat menimbulkan gangguan perdarahan, terutama pada anak-anak. Dua penyakit bawaan yang terkait dengan gangguan pada jaringan ikat hingga menimbulkan gangguan perdarahan, yaitu sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos.

Sindrom Marfan disebabkan oleh mutasi dari gen FBN1 yang berperan pada aktivitas matriks ekstraselular. Sedangkan, sindrom Ehlers-Danlos disebabkan oleh mutasi dari gen COL3A1 yang berperan dalam sintesis kolagen.

Sindrom Ehlers Danlos ditandai dengan kelainan jaringan ikat yang bermanifestasi sebagai hiperekstensibilitas kulit, penyembuhan luka yang lama, hipermobilitas sendi, dan mudah terjadi perdarahan. Ehlers-Danlos dapat menyebabkan gangguan perdarahan karena adanya abnormalitas platelet dan faktor koagulasi yang ditandai dengan defisiensi faktor IX, XI, dan XIII.

Selain itu, contoh anomali vaskular lain yang dapat menimbulkan gangguan perdarahan adalah hereditary hemorrhagic telangiectasia, vaskulitis, dan tumor vaskular.

Sindrom Waterhouse-Friderichsen

Sindrom ini memiliki karakteristik berupa demam yang mendadak, petekie, arthralgia, kelemahan, myalgia, perdarahan akut pada kelenjar adrenal, dan disfungsi dari sistem kardiovaskular.[8]

Sindrom Wiskott Aldrich

Sindrom ini merupakan sindrom bawaan yang diturunkan melalui kromosom X. Sindrom Wiskott Aldrich ditandai oleh dermatitis, purpura trombositopenia, dan infeksi piogenik berulang.[8]

GangguanTrombosit

Trombosit berperan dalam stabilisasi vaskular. Selain itu, trombosit juga berperan dalam pembentukan bekuan darah melalui proses adhesi trombosit, agregasi trombosit, dan reaksi pelepasan. Kelainan trombosit dapat menyebabkan gangguan perdarahan.[5]

Trombositopenia Neonatus

Trombositopenia neonatus umumnya disebabkan suatu proses autoimun. Pada neonatus dapat terjadi neonatal alloimmune thrombocytopenia (NAITP). Antigen yang terkandung pada platelet janin diturunkan dari ayah. Ibu dapat membentuk antibodi antiplatelet yang bisa melewati sawar plasenta dan menyerang platelet janin, sehingga menyebabkan terjadinya trombositopenia pada neonatus.

Trombositopenia pada neonatus umumnya terjadi <72 jam setelah lahir (early neonatal thrombocytopenia), namun juga dapat terjadi setelah 72 jam sejak lahir (late neonatal thrombocytopenia). Trombositopenia neonatus dapat sembuh sendiri dalam waktu 7-10 hari.[8]

Abnormalitas Fungsi Platelet

Abnormalitas fungsi platelet umumnya merupakan gangguan perdarahan yang didapat. Penyebab tersering dari terjadinya abnormalitas pada fungsi platelet adalah penggunaan obat-obatan.

Obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan fungsi platelet antara lain obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), aspirin, asam valproat, antibiotik beta laktam, dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).

Selain dari obat-obatan, gangguan fungsi platelet juga dapat disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal, penyakit hepar, ataupun keganasan.[8]

Defek pada Reseptor Platelet

Sindrom Bernard-Soulier, dimana didapatkan adanya defisiensi dari protein GPIb-X-V, dapat menyebabkan defek pada agregasi platelet karena platelet menjadi tidak dapat berikatan dengan faktor Von Willebrand. Tanda khas dari sindrom Bernard-Soulier ini adalah adanya abnormalitas dari bentuk platelet yang besar dan didapati trombositopenia.

Selain itu, juga terdapat penyakit Glanzmann trombastenia, dimana terjadi defisiensi pada αIIbß3 yang juga berperan dalam agregasi platelet. Protein ini bekerja untuk membentuk ikatan antara platelet dengan fibrinogen, kolagen, faktor von Willebrand, fibronektin, dan vitronektin.[2]

Disseminated Intravascular Coagulation

Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan perubahan proses koagulasi karena destruksi pembuluh darah yang terjadi secara bersamaan dan menyeluruh, dapat terkait dengan proses penyakit seperti trauma, sepsis, toxic shock syndrome, pelepasan endotoksin, ataupun kelainan pada kehamilan.

DIC dapat terjadi secara progresif akibat adanya defek pada protein C dan antitrombin yang menyebabkan kegagalan proses koagulasi. Namun, gangguan juga bisa terjadi pada proses fibrinolisis karena adanya peningkatan inhibitor plasminogen.

Penyakit yang mendasari juga menyebabkan pelepasan sitokin proinflamasi yang memiliki aktivitas antikoagulan. Semua sebab multifaktorial itu akan menyebabkan koagulopati konsumtif yang membuang banyak fibrinogen dan platelet, sehingga bermanifestasi sebagai perdarahan yang masif hingga kegagalan fungsi organ.[8]

Sistem Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah terkait dengan protein plasma sebagai faktor pembekuan darah. Gangguan perdarahan akibat sistem pembekuan darah tersebut akan dijabarkan lebih lengkap di bawah ini.[5]

Gangguan Fibrinogen

Gangguan fibrinogen dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Gangguan yang bersifat kuantitatif disebut juga afibrinogenemia, dimana didapati defisiensi atau tidak ada produksi dari fibrinogen.

Sedangkan, gangguan yang bersifat kualitatif disebut disfibrinogenemia, yaitu adanya defek struktural pada fibrinogen yang mengganggu konversi fibrinogen menjadi fibrin. Keduanya dapat terjadi secara kongenital maupun didapat.[8]

Defisiensi Protein C, Protein S, dan Antitrombin III

Protein C, protein S, dan antitrombin III merupakan komponen yang esensial terhadap proses koagulasi. Antitrombin III akan berikatan dengan permukaan sel endotel saat terjadi cedera, sedangkan protein C dan S berperan dalam aktivasi thrombin agar dapat bekerja pada sel endotel yang cedera.

Defisiensi pada protein ini bisa disebabkan adanya mutasi gen yang terkait dengan kelainan bawaan. Manifestasi klinis yang ditimbulkan disebut sebagai trombofilia.[7]

Defisiensi Faktor V

Faktor V dapat berperan sebagai prokoagulan dan antikoagulan. Faktor V yang teraktivasi menstimulasi pembentukan dari thrombin. Di lain pihak, faktor V juga berperan dalam degradasi factor VIII/VIIIa yang mengurangi pembentukan thrombin.

Defisiensi faktor V adalah kelainan yang diturunkan dan bersifat autosomal resesif. Gejala paling sering adalah perdarahan, dimana pada kondisi berat dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal dan perdarahan sistem saraf pusat yang mengancam nyawa.[7]

Defisiensi Faktor VII dan Faktor X

Defisiensi faktor VII dapat terjadi secara bawaan sebagai kelainan autosomal resesif, namun juga dapat disebabkan sebaga kelainan yang didapat, sebagai akibat dari defisiensi vitamin K, sepsis, ataupun kondisi autoimun.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Gale AJ. Continuing education course #2: current understanding of hemostasis. Toxicol Pathol. 2011 Jan;39(1):273-80.
4. Doherty TM, Kelley A. Bleeding Disorders. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541050/
5. Arrieta-Blanco JJ, Oñate-Sánchez R, Martínez-López F, Oñate-Cabrerizo D, Cabrerizo-Merino MD. Inherited, congenital and acquired disorders by hemostasis (vascular, platelet & plasmatic phases) with repercussions in the therapeutic oral sphere. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2014 May 1;19(3):e280-8.
6. Durachim A, Astuti D. Hemostasis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
7. van Ommen CH, Peters M. The bleeding child. Part I: primary hemostatic disorders. Eur J Pediatr. 2012 Jan;171(1):1-10.
8. Pakos I. Nonplatelet Hemostatic Disorders. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/210467-overview

Pendahuluan Gangguan Perdarahan ...
Etiologi Gangguan Perdarahan Non...

Artikel Terkait

  • Penyakit Von Willebrand, Penyebab Tersering Menorrhagia akibat Kelainan Perdarahan
    Penyakit Von Willebrand, Penyebab Tersering Menorrhagia akibat Kelainan Perdarahan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 menit yang lalu
Verifikasi LMS
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Assalamualaikum, dok apakah benar ini no resmi dari alomedika,,,, no ini mengaku dari alomedika dan akan menverifikasi pendaftaran webinar LMS sy,,,,
dr. Andi Marsali
Dibalas 13 jam yang lalu
Jakarta - Lowongan untuk Dokter Operasional Vaksin
Oleh: dr. Andi Marsali
2 Balasan
Alo Dokter, Selamat pagi sejawat,Terlampir info lowongan untuk dokter Umum sebagi operasional vaksin di Jakarta Timur
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Apa diagnosis gatal kulit pada anak yang tepat?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Selamat siang dok, terdapat pasien usia 5 tahun keluhan gatal dan pada kulit sejak 2 minggu. Pasien sering makan sosis. Gatal bertambah saat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.