Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Bradikardia general_alomedika 2023-02-17T11:23:37+07:00 2023-02-17T11:23:37+07:00
Bradikardia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Bradikardia

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien bradikardia dimulai dari memberitahu pasien bahwa selama bradikardia tidak disertai dengan keluhan, tidak perlu dilakukan penatalaksanaan medis. Namun pada pasien yang mengalami keluhan, perlu dilakukan investigasi dan penatalaksanaan lebih lanjut.[1,2]

Edukasi Pasien

Dokter perlu menyampaikan bahwa bradikardia adalah detak jantung yang terlalu lambat. Laju nadi jantung yang normal berkisar 60-100 kali/menit tetapi laju nadi jantung antara 50-60 kali/menit pun banyak ditemukan pada orang sehat. Oleh karena itu, laju nadi kurang dari 50 kali/menit biasanya baru dicurigai  terjadi suatu patologi terutama bila ada keluhan.[4]

Pada saat tidur, laju nadi dapat semakin menurun hingga 30 kali/menit pada orang sehat. Pada pasien yang sering berolahraga atau aktivitas fisik intensif, bradikardia juga sering ditemukan dan merupakan varian normal.[4]

Kondisi detak jantung yang terlalu lambat ini dapat bergantung pada usia dan kondisi fisik pasien. Pada kebanyakan kasus, bradikardia merupakan temuan yang tidak disengaja dan selama tidak menyebabkan gejala, tidak perlu dilakukan penanganan khusus.[14]

Namun,  detak jantung yang terlalu lambat dapat menyebabkan aliran darah ke otak tidak mencukupi. Bradikardia dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan atau merasa lemah, pusing atau sakit kepala ringan, kebingungan, sinkop atau presinkop, sesak napas, dan pada kondisi ekstrem dapat berupa gejala henti jantung. Bila ada salah satu gejala tersebut, maka perlu dikonsultasikan dengan Dokter untuk memastikan apakah ada penyebab etiologi yang perlu ditangani.[1,2,7,10]

Bradikardia simtomatik sendiri paling sering disebabkan oleh gangguan jantung seperti gagal jantung dan infark miokard akut. Adapun kondisi lain yang dapat menyebabkan bradikardia adalah stroke, cedera spinal, hipoksemia, hipotiroid, hipotermia, hiperkalemia, obstructive sleep apnea (OSA), dan infeksi seperti demam dengue, karditis Lyme, penyakit Chagas.[1,2,7,10]

Selain itu, penggunaan obat-obatan yang dapat memodulasi laju jantung seperti propranolol, bisoprolol, timolol, diltiazem, verapamil, digoxin, atau amiodarone dapat menyebabkan bradikardia. Pada kasus seperti ini, penghentian obat dapat mengembalikan laju nadi seperti normal, namun pemberhentiannya memerlukan instruksi dari dokter.[1,2,7,10]

Umumnya gejala dan riwayat penyakit pasien dapat mengarahkan Dokter pada penyebab yang dicurigai dan tatalaksana tiap penyebab dapat berbeda-beda.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pasien perlu mengetahui bahwa bradikardia dapat terjadi akibat stimulasi vagal, sehingga pasien perlu mengetahui bahwa aktivitas yang dapat memicu stimulasi seperti buang air kecil/besar, batuk, berdiri terlalu lama, mencukur, atau menolehkan wajah. Bila terjadi bradikardia karena stimulasi vagal, pasien tidak perlu khawatir karena gejala bradikardia hanya bersifat transien.[4]

Pasien juga perlu mengetahui bahwa pada kondisi seperti gagal jantung atau terjadi serangan jantung yang menyebabkan bradikardia bersifat gawat darurat, sehingga bila terjadi bradikardia dengan penurunan kesadaran, sesak napas, bengkak pada kedua kaki, ataupun nyeri dada, harus segera ke unit gawat darurat untuk ditangani. Pada kasus bradikardia yang serius, dapat dilakukan pemasangan alat pacu jantung.[14]

Pada pasien yang sudah didiagnosa dengan bradikardia, terutama pada usia lansia, sangat penting untuk monitor perjalanan penyakit dengan Dokter, karena dapat mengalami progresi menjadi sick sinus syndrome. Meski demikian, belum ada panduan tatalaksana yang menjelaskan ketentuan monitoring pada pasien bradikardia.[3]

Referensi

1. Wung S-F. Bradyarrhythmias: Clinical Presentation, Diagnosis, and Management. Crit Care Nurs Clin North Am. United States; 2016;28:297–308.
2. Munther KH. Sinus bradycardia. UpToDate. 2022. https://www.uptodate.com/contents/sinus-bradycardia/
3. De Ponti R, Marazzato J, Bagliani G, Leonelli FM, Padeletti L. Sick Sinus Syndrome. Card Electrophysiol Clin. United States; 2018;10:183–95.
4. Kusumoto FM, Schoenfeld MH, Barrett C, Edgerton JR, Ellenbogen KA, Gold MR, et al. 2018 ACC/AHA/HRS Guideline on the Evaluation and Management of Patients With Bradycardia and Cardiac Conduction Delay: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol. United States; 2019;74:e51–156.
7. Yamama H, Shamai AG. Sinus Bradycardia. StatPearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493201/
10. Dayal, N. B., & Burri, H. K. (2018). Acute management of bradycardia in the emergency setting. Cardiovascular Medicine, 21(04), 98-104.
14. American Heart Association. Bradycardia: Slow Heart Rate . Am. Hear. Assoc. Heal. Top. 2016. https://www.heart.org/en/health-topics/arrhythmia/about-arrhythmia/bradycardia--slow-heart-rate#.V88e1fkrJQI

Prognosis Bradikardia
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Maret 2025, 09:56
Indikasi rawat inap pada pasien dengan bradikardia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokterIzin bertanya terkait bradikardia1. Apa saja kriteria rawat inap untuk bradikardia? 2. Apakah semua pasien dengan HR < 50 x/menit tanpa riwayat...
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 23:45
Bradikardia pada pasien terpasang syringe pump epinefrin
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya, pada pasien dengan bradikardi <50 x/menit dan sudah terpasang syringe pump epinephrine sebaiknya terapi apa yg diberikan? Apakah...
Anonymous
Dibalas 17 Agustus 2023, 06:16
Obat untuk bradikardia dengan hipertensi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodokter. Saya punya pasien wanita usia 87 thn, kebetulan tetangga saya sendiri, dikeluhkan sempat pingsan 5 hari yll, saat diperiksa keluhan hanya ndredeg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.