Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kardiomiopati general_alomedika 2023-02-17T13:20:11+07:00 2023-02-17T13:20:11+07:00
Kardiomiopati
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kardiomiopati

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Etiologi kardiomiopati masih belum diketahui secara spesifik, tetapi kemungkinan terkait genetik. Beberapa faktor risiko kardiomiopati, antara lain riwayat penyakit, misalnya miokarditis viral, serta riwayat penyalahgunaan alkohol maupun obat-obatan terlarang.

Kardiomiopati Dilatasi

Etiologi kardiomiopati dilatasi dapat berhubungan dengan mutasi genetik, paling sering akibat gen TTN yang mengkode protein titin. Etiologi juga dapat berhubungan dengan infeksi virus, misalnya adenovirus, cytomegalovirus, virus Epstein-Barr, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan respiratory syncytial virus.

Infeksi bakteri, seperti β-haemolytic streptococci., Neisseria meningitidis, Campylobacter jejuni, dan Chlamydia spp, atau infeksi protozoa, seperti Entamoeba histolytica dan Leishmania spp., juga dapat menjadi etiologi. Penyakit autoimun juga dapat menyebabkan kardiomiopati dilatasi, misalnya multiple sclerosis atau systemic lupus erythematosus.

Etiologi juga diduga berhubungan dengan paparan terhadap toksin, misalnya pada penyalahgunaan alkohol, kokain, dan amfetamin, serta akibat logam berat, dan karbon monoksida. Selain itu, kardiomiopati pada kehamilan atau dikenal sebagai kardiomiopati peripartum juga mungkin berperan sebagai etiologi kardiomiopati dilatasi.[2,4,8,10]

Kardiomiopati Hipertrofi

Etiologi kardiomiopati hipertrofi terutama yaitu kelainan genetik, yaitu pada 60–70%, sementara 30-40% terjadi secara sporadik. Kelainan genetik yang menjadi etiologi utama kardiomiopati hipertrofi adalah mutasi setidaknya 10 gen yang mengkode protein-protein sarkomer, di antaranya myosin heavy chain (MYH7) dan myosin binding protein C (MYBPC3), sehingga mengganggu pembentukan sarkomer.

Banyaknya mutasi pada gen-gen yang terkait pembentukan sarkomer juga dinilai terkait dengan kejadian kematian kardiovaskular, aritmia ventrikular, dan progresivitas penyakit. Semakin banyak mutasi gen sarkomer pada satu individu, semakin buruk gejala yang ditemukan.[3,10]

Kardiomiopati Aritmogenik

Kardiomiopati aritmogenik biasanya diwariskan secara autosomal dominan. Sekitar 40–50% pasien memiliki mutasi pada gen yang mengkode protein desmosom. Gen tersebut terdapat pada kromosom 14q23–q24. Terdapat juga varian yang diwariskan secara autosomal resesif akibat mutasi gen JUP. Varian ini disebut sebagai penyakit Naxos.[2,3,11]

Kardiomiopati Restriktif

Etiologi kardiomiopati dapat dibedakan menjadi 2, yaitu primer atau idiopatik, dan sekunder yang dapat berhubungan dengan miokard atau endomiokard.

Etiologi Primer Kardiomiopati Restriktif

Etiologi primer adalah kardiomiopati restriktif murni, atau idiopatik, yang tidak diakibatkan penyebab sekunder apapun. Umumnya, etiologi terkait mutasi genetik yang mengkode protein sarkomer seperti gen troponin I (TNNI3).[3,10]

Etiologi Sekunder Kardiomiopati Restriktif

Etiologi sekunder dibagi menjadi 2, akibat patologi miokard atau endomiokard. Patologi miokard yang menyebabkan kardiomiopati restriktif dapat disebabkan karena penyakit infiltratif, seperti amyloidosis, sarcoidosis, dan karditis radiasi, serta storage disease, misalnya hemokromatosis, glycogen storage disorder, atau Fabry’s disease. Patologi endomiokard berhubungan dengan fibroelastosis endomiokardial, terkait kanker atau radiasi, atau endokarditis akibat obat.[3,10]

Takotsubo Syndrome

Beberapa dugaan terkait etiologi Takotsubo Syndrome atau kardiomiopati Takotsubo adalah adanya ekspresi berlebihan dari persarafan simpatis, diiringi dengan peningkatan katekolamin, spasme koroner, dan disfungsi mikrovaskular. Selain itu terdapat juga peranan kadar estrogen yang rendah, inflamasi, dan gangguan metabolisme asam lemak.[15]

Faktor Risiko

Faktor risiko kardiomiopati, antara lain:

  • Genetik atau keturunan, misalnya adanya riwayat kardiomiopati atau sudden cardiac death pada keluarga
  • Jenis kelamin, yaitu laki-laki lebih berisiko terkena kardiomiopati
  • Usia, contohnya kardiomiopati aritmogenik lebih sering ditemukan pada dewasa muda dibandingkan orang tua
  • Riwayat penyakit, seperti riwayat miokarditis viral sebelumnya atau penyakit sistemik lain, seperti hemokromatosis, sarkoidosis, amyloidosis
  • Gaya hidup, seperti penyalahgunaan alkohol, amfetamin, dan kokain [2–4,11,16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Braunwald E. Cardiomyopathies: an overview. Circ Res. 2017; 121: 711-21. https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/CIRCRESAHA.117.311812.
3. Sisakian H. Cardiomyopathies: evolution of pathogenesis concepts and potential for new therapies. World J Cardiol. 2014; 6(6): 478-94. http://www.wjg-net.com/1949-8462/full/v6/i6/478.htm.
4. Porcari A, Angelis GD, Romani S, Paldino A, Artico J, Cannata A, et al. Current diagnostic strategies for dilated cardiomyopathy: a comparison of imaging techniques. Expert Rev Cardiovasc Ther. 2019; 17(1): 53-63. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30457393.
8. Schultheiss HP, Fairweather D, Caforio ALP, et al. Dilated cardiomyopathy. Nat Rev Dis Primers. 2019 May 9;5(1):32. doi: 10.1038/s41572-019-0084-1.
9. Brown KN, Pendela VS, Ahmed I, et al. Restrictive Cardiomyopathy. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537234/
10. Saini H, Tabtabai S, Stone JR, Ellinor PT. Pathophysiology of Cardiomyopathies. Cellular and Molecular Pathobiology of Cardiovascular Disease. Massachusetts; Elsevier: 2014. Chapter 6; p.101–119. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780124052062000065.
11. Ciarambino T, Menna G, Sansone G, Giordano M. Cardiomyopathies: An Overview. Int J Mol Sci. 2021 Jul 19;22(14):7722. doi: 10.3390/ijms22147722.
12. Basit H, Brito D, Sharma S. Hypertrophic Cardiomyopathy. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430788/
13. Ommen SR, Mital S, Burke MA, et al. 2020 AHA/ACC Guideline for the Diagnosis and Treatment of Patients With Hypertrophic Cardiomyopathy: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines. Circulation. 2020 Dec 22;142(25):e558-e631. doi: 10.1161/CIR.0000000000000937.
14. Khalid N, Ahmad SA, Shlofmitz E, et al. Pathophysiology of Takotsubo Syndrome. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538160/
15. Ahmad SA, Brito D, Khalid N, et al. Takotsubo Cardiomyopathy. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430798/
16. Huggins GS, Kinnamon DD, Haas GJ, et al; DCM Precision Medicine Study of the DCM Consortium. Prevalence and Cumulative Risk of Familial Idiopathic Dilated Cardiomyopathy. JAMA. 2022 Feb 1;327(5):454-463. doi: 10.1001/jama.2021.24674.

Patofisiologi Kardiomiopati
Epidemiologi Kardiomiopati

Artikel Terkait

  • Insidensi Stres Kardiomiopati selama Pandemi Coronavirus Disease 2019 – Telaah Jurnal Alomedika
    Insidensi Stres Kardiomiopati selama Pandemi Coronavirus Disease 2019 – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr.Sarah Marsa Tamimi
Dibalas 07 Oktober 2022, 14:38
Pasien ibu hamil trimester 3 usia 28 tahun G1P0A0 dengan gejala cardiomiopati peripartum
Oleh: dr.Sarah Marsa Tamimi
2 Balasan
Alo dokter. Saya ada pasien usia 28 tahun, G1P0A0 saat ini UK 38-39 minggu.Tensi: saat datang 110/80, lain2 normal termasuk SpO2 98-99%Mengeluhkan nyeri dada...
drg. Annisa Widiandini
Dibalas 25 Januari 2022, 06:28
Live Webinar Alomedika-Virtual Book Tour Part 2/8: Kardiomiopati Peripartum. Rabu 26 Januari 2022 (19.00 - 20.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book Tour 2/8: Kardiomiopati Peripartum".Narasumber: dr. Melisa Aziz, Sp.JP, FIHA Pada hari &...
Anonymous
Dibalas 26 Oktober 2021, 15:42
Menangani pasien yang mengalami miopati akibat statin - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Adelin, Sp.JPIzin bertanya dok. Bila ada pasien dislipidemia yang mengonsumsi obat golongan statin tetapi mengalami tanda-tanda miopati, kira-kira...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.