Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Supraventricular Extrasystole general_alomedika 2023-02-17T13:28:30+07:00 2023-02-17T13:28:30+07:00
Supraventricular Extrasystole
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Supraventricular Extrasystole

Oleh :
dr.Daniel Budiono Sp JP
Share To Social Media:

Diagnosis Supraventricular Extrasystole (SVES)  sering ditegakkan secara tidak sengaja, saat pasien menjalani pemeriksaan rutin dengan elektrokardiografi (EKG). Kebanyakan kasus SVES bersifat asimtomatik dan idiopatik.

Anamnesis

Kebanyakan pasien Supraventricular Extrasystole (SVES) tidak merasakan gejala tertentu dan baru mengetahui mengalami kondisi ini secara tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan EKG. Apabila timbul gejala, manifestasi tersering adalah berdebar-debar, denyut jantung tidak teratur, pusing, atau pingsan.

Pada anamnesis, perlu ditanyakan gejala yang berkaitan dengan penyakit jantung lain, seperti sesak napas, nyeri dada, riwayat kaki bengkak, cepat merasa lelah, dan riwayat terbangun malam hari karena sesak (paroxysmal nocturnal dyspnea). Dokter juga perlu menanyakan apakah pasien mengonsumsi kopi, alkohol, kopi, atau obat-obat tertentu sebelumnya.[3,5,6]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, pengukuran tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, suhu, dan saturasi oksigen diperlukan untuk menilai status hemodinamik pasien Supraventricular Extrasystole (SVES).

Tanda gagal jantung atau kelainan fisik akibat penyakit kardiovaskular, seperti peningkatan tekanan vena jugular, sianosis, murmur, bunyi jantung tambahan, edema tungkai, dan jari tabuh, dapat memberi petunjuk adanya kelainan kardiovaskular yang berkaitan dengan SVES.[1,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding Supraventricular Extrasystole (SVES) meliputi kelainan aritmia lain, seperti atrial fibrilasi, atrial flutter, dan paroxysmal supraventricular tachycardia. Diagnosis banding ini dapat dibedakan melalui EKG, yaitu:

  • Atrial fibrilasi: laju ventrikel bersifat ireguler, tidak terdapat gelombang P yang jelas (disebut pula irregularly irregular), dengan laju jantung 110-140 kali/menit

    Gambar 1. Atrial Fibrilasi. Sumber Gambar: Openi, 2014. Gambar 1. Atrial Fibrilasi. Sumber Gambar: Openi, 2014.

  • Atrial flutter: dapat menunjukkan gambaran gigi gergaji yang merupakan temuan khas. Laju atrium dapat mencapai 300 detak per menit

    Gambar 2. Atrial Flutter. Sumber Gambar: Openi, 2009. Gambar 2. Atrial Flutter. Sumber Gambar: Openi, 2009.

  • Paroxysmal supraventricular tachycardia : takikardia supraventrikel yang reguler dengan denyut 140-280 kali/ menit. Kompleks QRS umumnya sempit, dapat disertai depresi ST dengan atau tanpa penyakit arteri koroner, serta gelombang P dapat terkubur dalam kompleks QRS

Pemeriksaan Penunjang

EKG adalah pemeriksaan penunjang yang paling penting untuk mendiagnosis Supraventricular Extrasystole (SVES) dan menyingkirkan diagnosis bandingnya. Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko seperti hipertiroid atau ketidakseimbangan elektrolit.

EKG

Premature Atrial Contraction (PAC) umumnya ditandai dengan:

  • Gelombang P abnormal diikuti kompleks QRS normal. Pada beberapa kasus PAC, gelombang P bisa tidak jelas karena tumpang tindih dengan gelombang T
  • Gelombang P abnormal tanpa diikuti kompleks QRS (blocked PAC)
  • Gelombang P abnormal dengan QRS yang melebar (aberans)[3,4]

Berdasarkan frekuensi terjadinya, PAC dapat diklasifikasikan menjadi:

  • PAC Okasional: PAC yang terjadi secara sporadic
  • PAC Bigemini: Setiap denyut sinus diikuti oleh PAC
  • PAC Couplet: 2 kompleks PAC yang terjadi berurutan

    Gambar 3. Premature Atrial Contractio. Sumber Gambar: Chikumaya, Wikimedia Commons, 2006. Gambar 3. Premature Atrial Contraction. Sumber Gambar: Chikumaya, Wikimedia Commons, 2006.

Bentuk SVES lain yang lebih jarang ditemukan adalah Premature AV Junctional Complex (PJC). Gambaran EKG PJC berupa kompleks QRS dengan morfologi normal yang timbul lebih cepat daripada denyut sinus yang seharusnya, tanpa didahului gelombang P atau tampak P retrograde (defleksi negatif) pada lead II, III, dan aVF.[3,5]

Pemeriksaan Penunjang Lain

Pemeriksaan EKG Holter 24 jam atau monitor EKG selama 30 hari dapat dipertimbangkan untuk mencari faktor predisposisi yang mencetuskan terjadinya SVES.

Echocardiography dapat mendeteksi kelainan struktural atau gangguan fungsional jantung yang merupakan faktor predisposisi SVES, misalnya penyakit jantung bawaan atau kelainan katup.

Pemeriksaan laboratorium juga digunakan untuk mencari faktor pencetus SVES, seperti hipertiroid, ketidakseimbangan elektrolit, intoksikasi simpatomimetik, atau penyalahgunaan alkohol.[3]

Referensi

1. Johnson LSB, Juhlin T, Juul-Moller S, et al. A prospective study of supraventricular activity and incidence of atrial fibrillation. Heart Rhythm, 2015. Volume 12, Issue 9, P1898-1904. https://doi.org/10.1016/j.hrthm.2015.04.042
3. Wexler R. Premature Beats. In: Kellerman RD, Rakel DP, editors. Conn's Current Therapy 2020. Philadelphia: Elsevier; 2020. p. 148-51.
4. Goldberger AL, Goldberger ZD, Shviklin A. Goldberger's Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2018. p. 130-43.
5. Prust MJ, Stevenson WG, Lilly LS. Clinical Aspects of Cardiac Arrhythmias. In: Lilly LS, eds. Pathophysiology of Heart Disease. 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. p. 287-309.
6. Olgin JE, Zipes DP. Supraventricular Arrhythmias. In: Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Mann DL, Tommaselli, Braunwald E, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 11th ed. Philadelphia: Elsevier; 2019. p. 706-29.
7. Jordaens, L. A clinical approach to arrhythmias revisited in 2018. Neth Heart J 26, 182–189 (2018). https://doi.org/10.1007/s12471-018-1089-1

Epidemiologi Supraventricular Ex...
Penatalaksanaan Supraventricular...

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.