Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Supraventricular Extrasystole general_alomedika 2023-02-17T13:28:25+07:00 2023-02-17T13:28:25+07:00
Supraventricular Extrasystole
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Supraventricular Extrasystole

Oleh :
dr.Daniel Budiono Sp JP
Share To Social Media:

Patofisiologi Supraventricular Extrasystole (SVES) masih belum diketahui pasti.  Fungsi normal nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular yang dipengaruhi faktor stimulan dari luar atrium diduga mempengaruhi timbulnya SVES. Faktor stimulan yang berasal dari luar atrium dapat menyebabkan remodelling nodus yang bersifat reversibel, sehingga menimbulkan Premature Atrial Contraction (PAC). Hipotesis lain menduga mekanisme reentry dan automatisasi abnormal berperan dalam terjadinya SVES.[3]

Stres mekanik pada atrium, misalnya pada keadaan peningkatan volume (volume overload) atau peningkatan tekanan (pressure overload) dinding atrium dapat meningkatkan akumulasi fibroblast dan endapan matriks ekstraseluler, sehingga terbentuk jaringan fibrosis pada atrium. Jaringan fibrosis ini dapat menyebabkan gangguan atau blok pada konduksi impuls listrik, yang selanjutnya akan menstimulasi reentry.[2]

Premature Atrial Contraction (PAC)

Normalnya, impuls listrik berawal dari nodus sinoatrial, yang selanjutnya menyebar ke seluruh atrium melalui jalur Bachmann’s Bundle. Gelombang P pada EKG menujukkan aktivitas listrik atrium, dan sandapan terbaik untuk menilai gelombang P adalah pada lead II dan V1.[3] Premature Atrial Contraction (PAC) akan tampak sebagai gelombang P abnormal yang diikuti oleh kompleks QRS yang normal. Secara morfologi, gelombang P pada kompleks PAC dapat tampak sebagai defleksi negatif (inverted) ataupun defleksi positif.[3,4]

Setelah terjadi PAC, impuls listrik dari atrium akan menyebar ke ventrikel melalui berkas His dan serabut Purkinje sebagaimana jalur konduksi yang normal. Hal ini menjelaskan mengapa kompleks QRS biasanya memiliki morfologi identik dengan gelombang sinus.[4]

Premature Atrial Complex dapat diikuti oleh kompleks QRS yang lebar, yang disebut PAC dengan konduksi aberans. Hal ini disebabkan impuls listrik terjadi hanya beberapa saat setelah fase diastolik, sehingga konduksi listrik yang melewati nodus AV akan bertemu dengan cabang berkas His kanan atau kiri yang masih dalam masa refrakter. Akibatnya, impuls listrik akan sampai ke ventrikel lebih lambat daripada biasanya.[4,5]

Premature Atrial Complex dapat juga tidak diikuti oleh kompleks QRS, yang disebut Blocked PAC. Blocked PAC ini disebabkan oleh impuls atrium yang timbul sangat prematur, yaitu pada fase awal diastolik, dimana impuls akan menghadapi nodus AV yang masih refrakter terhadap eksitasi, sehingga konduksi impuls listrik akan terhambat dan tidak sampai ke ventrikel.[4-6]

Premature Atrial Complex dapat terjadi hanya satu kali, disebut PAC occasional. PAC yang terjadi secara teratur setiap 1 denyut yang normal disebut PAC bigemini. PAC yang terjadi dua kali secara berurutan disebut PAC couplet.[3]

Premature Junctional Complex

Nodus AV merupakan sel pacemaker yang memiliki kemampuan automatisasi untuk menghasilkan impuls listrik, namun dengan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan nodus SA. Ketika nodus SA mengalami gangguan fungsi atau terdapat blok konduksi impuls, nodus AV mengambil alih inisiasi impuls listrik jantung.

Kompleks Premature AV Junctional Complex (PJC) ditandai dengan kompleks QRS yang muncul lebih awal daripada denyut normal, tanpa didahului oleh gelombang P atau didahului oleh gelombang P retrograde. Gelombang P retrograde merupakan defleksi negatif gelombang P, yang biasa ditemukan pada lead II, III, dan aVF. Gelombang P retrograde merupakan tanda aktivitas konduksi listrik atrium yang berasal dari arah inferior.[5]

Referensi

2. Teuwen CP, Korevaar TIM, Coolen RL. Frequent atrial extrasystolic beats predict atrial fibrillation in patients with congenital heart defects. Europace: 2018;20:25-32.
3. Wexler R. Premature Beats. In: Kellerman RD, Rakel DP, editors. Conn's Current Therapy 2020. Philadelphia: Elsevier; 2020. p. 148-51.
4. Goldberger AL, Goldberger ZD, Shviklin A. Goldberger's Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2018. p. 130-43.
5. Prust MJ, Stevenson WG, Lilly LS. Clinical Aspects of Cardiac Arrhythmias. In: Lilly LS, eds. Pathophysiology of Heart Disease. 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. p. 287-309.
6. Olgin JE, Zipes DP. Supraventricular Arrhythmias. In: Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Mann DL, Tommaselli, Braunwald E, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 11th ed. Philadelphia: Elsevier; 2019. p. 706-29.

Pendahuluan Supraventricular Ext...
Etiologi Supraventricular Extras...

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas kemarin, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas kemarin, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.