Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Frozen Shoulder general_alomedika 2022-04-08T13:36:40+07:00 2022-04-08T13:36:40+07:00
Frozen Shoulder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Frozen Shoulder

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Diagnosis frozen shoulder atau adhesive capsulitis merupakan diagnosis klinis yang dapat ditegakkan berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien. Biasanya pasien mengeluhkan nyeri kronis yang membatasi gerak dan fungsi bahu selama 2-3 bulan. Pemeriksaan fisik seperti lingkup gerak sendi yang terbatas akan memperkuat diagnosis.

Anamnesis

Keluhan pasien dengan frozen shoulder memiliki karakteristik berikut:

  • Nyeri yang hebat dan sangat mengganggu pada bahu terutama di malam hari
  • Keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari menggunakan bahu yang sakit
  • Keterbatasan gerak sifatnya progresif dan persisten, sampai tidak mampu sama sekali melakukan gerakan menggapai seperti tidak mampu menggaruk punggung, mengenakan mantel, atau menyisir rambut [17]

Untuk mempermudah penilaian fungsi bahu di kehidupan sehari-hari dan menunjang diagnosis frozen shoulder dapat menggunakan kuisioner The Shoulder Pain and Disability Index (SPADI). Banyak penelitian yang mendukung penggunaan kuesioner ini untuk menilai fungsi bahu pada kehidupan sehari-hari. SPADI terdiri dari 13 item, 5 item menilai nyeri dan 8 item menilai keterbatasan fungsi dengan hasil akhir skor antara 0-100. Sayangnya, belum ada validasi kuesioner ini dalam bahasa Indonesia.[18,19]

Keluhan Berdasarkan Fase Frozen Shoulder

Fase pertama, yaitu fase freezing, umumnya berlangsung selama 2-9 bulan. Pada fase ini, pasien akan mengeluhkan nyeri sedang-berat dan restriksi parsial lingkup gerak sendi. Nyeri akan memburuk pada malam hari dan sendi terasa semakin kaku.

Pada fase kedua, yaitu fase frozen, pasien masih mengeluhkan nyeri tetapi akan semakin membaik. Sendi terasa semakin kaku dengan restriksi lingkup gerak sendi yang bermakna. Fase ini umumnya berlangsung selama 4-12 bulan.

Pada fase terakhir, yaitu fase thawing, pasien merasakan nyeri minimal dan kekakuan mulai membaik. Pasien akan merasakan nyeri sangat berkurang dan lingkup gerak sendi kembali secara bertahap. Fase ini umumnya berlangsung selama 5-24 bulan.[5]

Pemeriksaan Fisik

Pada pasien frozen shoulder terdapat penurunan lingkup gerak sendi aktif maupun pasif. Lingkup gerak sendi utama yang terbatas adalah gerakan abduksi dan rotasi eksternal. Pasien juga akan kesulitan saat diinstruksikan menggapai punggung dan bokong.[17]

Status Lokalis

Pada pemeriksaan area yang sakit, nyeri umumnya tidak terlokalisir dengan baik. Pergerakan bahu akan menunjukkan restriksi lingkup gerak sendi aktif dan pasif pada setidaknya 2 plana. Salah satu tanda klinis yang muncul paling awal adalah kesulitan melakukan rotasi eksternal dengan lengan di samping dada.

Apabila ditemukan gangguan lingkup gerak sendi berupa fleksi ke depan kurang dari 100 derajat, rotasi eksternal kurang dari 100 derajat, dan rotasi internal kurang dari setinggi L5, maka dapat disimpulkan pasien mengalami restriksi lingkup gerak sendi global.[5]

Tes Injeksi

Tes ini digunakan jika dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ada dokter masih kesulitan untuk membedakan nyeri bahu akibat frozen shoulder dan kondisi subacromial. Tes dilakukan dengan menginjeksikan anestesi di ruang subacromial. Pada pasien frozen shoulder, tidak akan mengalami perubahan keluhan baik nyeri dan lingkup gerak sendi. Tetapi, pasien dengan kondisi subacromial, seperti tendinopati rotator dan bursitis subacromial, akan mengalami bebas nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi.[17]

Diagnosis Banding

Frozen shoulder perlu dibedakan dari artropati akromioklavikular, tendinopati bisep, rheumatoid arthritis, dan rotator cuff tear.

Artropati Akromioklavikular

Pada artropati akromioklavikular, nyeri biasanya terlokalisir di atas sendi akromioklavikular (superior) dan terdapat riwayat penggunaan berlebihan yang berulang seperti angkat berat. Pada pemeriksaan fisik,  uji cross-arm adduction and compression ditemukan positif dan tidak ada penurunan lingkup gerak sendi.[2]

Tendinopati Bisep

Pada tendinopati bisep, nyeri terlokalisasi di anterior tendon bisep. Tes fisik khusus seperti uji Speed  atau Yergason akan positif pada kondisi ini. Kadang diperlukan pemeriksaan radiografi untuk menentukan apakah ada kalsifikasi sebagai penyebab tendinopati.[2]

Rheumatoid Arthritis

Pada penyakit autoimun seperti rheumathoid arthritis, biasanya keluhan tidak hanya pada satu sendi, tetapi banyak sendi. Kadang bisa tampak kemerahan di bagian luar sendi dan efusi di dalam sendi bahu. Tes laboratorium, seperti antinuclear antibody dan rheumatoid factor dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis.[2]

Rotator Cuff Tear

Pada pasien dengan rotator cuff tear, terdapat kemungkinan riwayat penggunaan berulang yang berlebihan. Pada lingkup gerak sendi pasif bisa normal, terdapat nyeri tekan lokal, dan pemeriksaan fisik khusus tes Hawkins dan Neer biasanya positif. MRI akan memperkuat diagnosis dan menunjukkan bagian otot rotator yang mengalami robekan.[2]

Pemeriksaan Penunjang

Pada umumnya, pemeriksaan penunjang digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding frozen shoulder.[5]

Laboratorium

Belum ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk mendiagnosis frozen shoulder. Dapat dilakukan pemeriksaan HbA1c dan TSH (thyroid stimulating hormone) untuk mendeteksi gangguan tiroid dan diabetes yang berkaitan dengan peningkatan risiko frozen shoulder.[2,5]

Radiografi

Foto polos bahu dilakukan bukan untuk mendiagnosis frozen shoulder, tapi untuk menyingkirkan diagnosis banding dengan keluhan yang serupa. Pada foto polos bisa ditemukan tanda-tanda osteoarthritis dan kalsifikasi untuk menegakkan diagnosis osteoarthritis glenohumeral atau tendinitis bisep.[17]

MRI

MRI bukan pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis frozen shoulder. Pada pemeriksaan MRI pasien frozen shoulder, dapat ditemukan penebalan kapsul sendi dan ligamen korakohumeral. Selain itu, gambaran tambahan yang mungkin ditemukan adalah peningkatan cairan sendi, edema interval rotator, dan penebalan ligamen glenohumeral sisi inferior.[5,17]

USG

USG dapat digunakan sebagai pemeriksaan inisial dalam investigasi pasien dengan keluhan yang mengarah ke frozen shoulder. Meski demikian, tidak ada gambaran USG khas untuk frozen shoulder.

Adanya penebalan ligamen korakohumeral dan jaringan lunak di interval rotator dapat meningkatkan kecurigaan ke arah frozen shoulder. Selain itu, juga bisa ditemukan adanya peningkatan cairan di sekitar ujung tendon bisep, serta adanya peningkatan vaskularisasi di sekitar intraartikular antara ujung tendon bisep dan ligamen korakohumeral.[5,17]

Referensi

2. Ramirez J. Adhesive capsulitis: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2019;99(5):297–300.
5. Pandey V, Madi S. Clinical Guidelines in the Management of Frozen Shoulder: An Update!. Indian J Orthop. 2021;55(2):299-309. Published 2021 Feb 1. doi:10.1007/s43465-021-00351-3
17. Prestgaard TA. Frozen shoulder (adhesive capsulitis). Uptodate. 2021.
18. Rangan A, Goodchild L, Gibson J, et al. Frozen Shoulder [published correction appears in Shoulder Elbow. 2016 Jul;8(3):215]. Shoulder Elbow. 2015;7(4):299-307. doi:10.1177/1758573215601779
19. Riley SP, Cote MP, Swanson B, Tafuto V, Sizer PS, Brismée JM. The Shoulder Pain and Disability Index: Is it sensitive and responsive to immediate change? Man Ther. 2015 Jun;20(3):494-8. doi: 10.1016/j.math.2014.12.002.

Epidemiologi Frozen Shoulder
Penatalaksanaan Frozen Shoulder

Artikel Terkait

  • Penggunaan Platelet Rich Plasma Pada Kasus Adhesive Capsulitis
    Penggunaan Platelet Rich Plasma Pada Kasus Adhesive Capsulitis
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 07 Maret 2024, 09:05
Frozen Shoulder Berkaitan dengan Diabetes Mellitus - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter,Banyak studi telah menunjukkan tingginya prevalensi gangguan bahu (frozen shoulder) pada pasien diabetes melitus. Bahkan, meta analisis tahun 2016...
Anonymous
Dibalas 25 Oktober 2022, 14:19
Rehabilitasi untuk pasien frozen shoulder - Rehabilitasi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Ananda, Sp.KFRMohon bertanya, Dok. Rehabilitasi seperti apakah yang paling baik untuk pasien frozen shoulder? dan kira-kira pasien perlu menjalani...
Anonymous
Dibalas 29 Juni 2022, 10:53
Terapi frozen shoulders pada pasien hamil trimester akhir - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Fitriana, Sp. KFR (K), saya ingin bertanya pada pasien hamil trimester akhir yang mengalami frozen shoulder apakah jenis terapi rehabilitisasi yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.