Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Plantar Fasciitis general_alomedika 2022-11-28T09:53:13+07:00 2022-11-28T09:53:13+07:00
Plantar Fasciitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Plantar Fasciitis

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Diagnosis plantar fasciitis patut dicurigai pada pasien yang mengeluhkan riwayat nyeri yang menusuk dan tidak menjalar di pagi hari saat memulai aktivitas berjalan di permukaan medioplantar proksimal kaki. Nyeri juga bisa muncul dengan memberikan provokasi tekanan pada area prosesus medial tuberositas kalkaneus. Perlu diingat bahwa pasien dengan plantar fasciitis umumnya memiliki faktor risiko khas, seperti kelebihan berat badan atau sering menjalani aktivitas yang dapat menyebabkan mikrotrauma (misalnya pada penari balet atau pelari jarak jauh).

Anamnesis

Keluhan utama yang mengarah pada plantar fasciitis adalah riwayat nyeri tumit tajam dan intens. Nyeri timbul pada beberapa langkah pertama di pagi hari atau setelah periode panjang inaktivitas. Nyeri terutama dirasakan pada permukaan plantar kaki aspek anterior kalkaneus, tapi dapat menyebar ke proksimal.

Pada tahap awal penyakit, rasa nyeri dapat berkurang dengan pergerakan atau pemanasan sebelum olahraga, tetapi kemudian meningkat seiring peningkatan aktivitas. Nyeri tumpul mungkin terasa di tumit pada penghujung hari, terutama setelah berjalan atau berdiri lama. Keluhan lain yang mungkin timbul selain rasa nyeri adalah kekakuan pada kaki dan pembengkakan lokal pada tumit. Pasien juga mungkin mengeluhkan berjalan pincang atau lebih nyaman saat berjalan jinjit.

Sebelum gejala muncul, pasien mungkin meningkatkan jumlah atau intensitas aktivitas, misalnya jarak berlari atau intensitas koreografi. Pasien mungkin juga mulai berolahraga di permukaan yang berbeda, baru saja mengganti jenis alas kaki, atau mengalami trauma sebelumnya (misalnya, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera terkait pekerjaan).[3,7]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada plantar fasciitis adalah dengan melakukan uji Windlass. Caranya dengan melakukan dorsofleksi pasif di sendi metatarsophalangeal pertama sehingga merangsang tegangan pada fasia plantar. Tes dikatakan positif jika muncul nyeri di area sekitar tumit.[1,3]

Titik nyeri bisa dipastikan dengan memberikan tekanan menggunakan ibu jari pemeriksa mulai dari area kalkaneus sampai kaki depan, biasanya penentuan titik nyeri ini dilakukan jika ingin mengetahui lokasi untuk injeksi steroid.

Temuan sekunder dapat berupa tendon Achilles yang kencang, menyebabkan keterbatasan dorsofleksi pergelangan kaki. Bentuk temuan lain pada pemeriksaan fisik dapat berupa kelainan bentuk, perubahan kulit, tipe kaki datar atau pes planus, overpronasi, tipe kaki melengkung tinggi atau pes cavus, perbedaan panjang kaki, torsi tibialis lateral yang berlebihan, dan anteversi femoralis yang berlebihan.[3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding plantar fasciitis adalah penyakit-penyakit dengan keluhan serupa yaitu nyeri sekitar tumit dan telapak kaki. Penyakit-penyakit tersebut bisa dikelompokkan kepada penyakit yang berhubungan dengan kelainan saraf, tulang, jaringan ikat dan inflamasi.

Kelainan saraf yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah:

  • Nyeri neuropatik
  • Radikulopati
  • Tarsal tunnel syndrome

Kelainan muskuloskeletal yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah:

  • Fraktur kalkaneus
  • Kontusio tulang
  • Osteomyelitis
  • Neoplasma tulang
  • Penyakit Paget tulang
  • Tendinopati Achilles
  • Atrofi bantalan lemak tumit

Kelainan jaringan ikat yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah:

  • Sarkoidosis
  • Ruptur fasia plantar

Nyeri Neuropatik

Kelainan saraf lain yang dapat menyebabkan keluhan serupa plantar fasciitis adalah nyeri neuropatik. Berbeda dengan plantar fasciitis, nyeri neuropatik umumnya muncul pada pasien dengan riwayat diabetes atau penyalahgunaan alkohol.[1,7]

Radikulopati

Radikulopati S1 juga merupakan kelainan saraf yang perlu dipertimbangkan pada pasien dengan keluhan nyeri tumit. Pasien dengan gangguan tulang belakang sacrum biasanya akan mengeluhkan kelemahan plantar fleksi dan nyeri yang menjalar ke bagian posterior kaki hingga tumit. Pemeriksaan fisik khas yang ditemukan biasanya adalah hilang atau berkurangnya refleks pergelangan kaki.[1,7]

Tarsal Tunnel Syndrome

Tarsal tunnel syndrome merupakan kondisi terjepitnya saraf tibialis posterior. Kondisi ini menyebabkan nyeri pada area yang serupa dengan plantar fasciitis. Meskipun begitu, nyeri pada tarsal tunnel syndrome disertai adanya parestesia dan kebas pada telapak kaki.[1,7]

Fraktur Stres Kalkaneus

Fraktur stres kalkaneus akan menimbulkan nyeri ada tumit. Diagnosis fraktur stres harus dipertimbangkan terutama jika terdapat peningkatan aktivitas fisik. Radiografi polos merupakan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis fraktur stres kalkaneus.[1,7]

Kontusio Tulang

Nyeri tumit juga bisa timbul pada kasus kontusio tulang. Pada kontusio tulang, jelas ada riwayat trauma langsung yang menyebabkan memar dan gejala nyeri menyeluruh pada tumit bagian bawah.[1,7]

Osteomyelitis

Osteomyelitis dapat terjadi pada kalkaneus. Tanda infeksi pada kalkaneus bisa berupa nyeri yang konstan pada area tumit dan adanya gejala sistemik seperti demam.[1,7]

Neoplasma

Meskipun jarang, neoplasma di tulang kalkaneus bisa terjadi. Kondisi ini ditandai dengan nyeri tulang yang sangat hebat dan gejala nokturnal.[1,7]

Penyakit Paget

Pada penyakit Paget, keluhan nyeri pada tulang kalkaneus bisa muncul. Pemeriksaan radiografi polos akan menunjukkan trabekula tulang yang kasar, dan pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan peningkatan alkali fosfatase serum.[1,7]

Tendinopati Achilles

Tendinopati Achilles dapat menyebabkan nyeri tumit posterior dan nyeri akan memburuk dengan aktivitas. Sementara itu, pada plantar fasciitis, nyeri cenderung terjadi pada tumit bagian bawah, dan terkadang membaik dengan aktivitas.[1,7]

Atrofi

Atrofi bantalan lemak tumit dapat terjadi pada lansia. Pada palpasi akan ditemukan penonjolan tulang tanpa adanya bantalan yang biasanya diberikan oleh lemak subkutan. Tidak seperti rasa sakit akibat plantar fasciitis, rasa sakit akibat atrofi bantalan lemak tumit tidak muncul di pagi hari. Keluhan biasanya memburuk jika kaki digunakan untuk menahan beban sepanjang hari.[1,7]

Ruptur Fasia Plantar

Ruptur fasia plantar umumnya terjadi setelah aktivitas fisik yang sangat berat dan terjadi secara tiba-tiba, tidak seperti nyeri plantar fasciitis yang muncul secara bertahap. Pemeriksaan kaki sisi yang sakit dapat menunjukkan hilangnya lengkung telapak kaki. Kadang juga bisa muncul tanda pembengkakan atau ekimosis.[1,7]

Sarkoidosis

Nyeri tumit juga terjadi pada sarkoidosis. Kombinasi eritema nodosum, adenopati hilar,  migrasi poliartralgia, dan demam atau yang dikenal dengan sindrom Lofgren merupakan tanda klinis yang muncul pada  pasien dengan sarkoidosis.[7]

Pemeriksaan Penunjang

Uji laboratorium tidak membantu dalam menegakkan diagnosis plantar fasciitis. Tes untuk peradangan (misalnya, laju sedimentasi eritrosit dan protein C-reaktif) akan normal kecuali ada penyakit inflamasi yang menyertai.[4]

Radiografi bukan pemeriksaan penunjang yang disarankan untuk menegakkan diagnosis plantar fasciitis, tetapi berguna untuk menemukan diagnosis banding dengan keluhan yang serupa. Radiografi polos dengan posisi lateral dan aksial bisa mengidentifikasi fraktur stres kalkaneus.[4,5]

Magnetic resonance imaging (MRI) bermanfaat untuk mengevaluasi jaringan lunak. Pemeriksaan ini dapat dipertimbangkan terutama pada kasus plantar fasciitis yang resisten terhadap pengobatan. Gambaran MRI pada plantar fasciitis menunjukkan penebalan fasia plantar dan peningkatan sinyal pada gambar short tau inversion recovery (STIR).[1]

Ultrasonografi (USG) merupakan pilihan pemeriksaan penunjang pada kasus plantar fasciitis, karena dari segi harga relatif lebih terjangkau dan reliabilitasnya cukup baik. USG bisa mendeteksi penebalan fasia plantar, hipoekogenisitas insersi pada kalkaneus, gambaran yang kabur di area perbatasan antara fasia dan jaringan sekitarnya, serta penurunan ekogenisitas sugestif edema.[1,4]

Referensi

1. Buchanan BK, Kushner D. Plantar Fasciitis. [Updated 2021 Jul 25]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431073/
3. Trojian T, Tucker AK. Plantar fasciitis. Am Fam Physician. 2019;99(12):744–50.
4. Lim AT, How CH, Tan B. Management of plantar fasciitis in the outpatient setting. Singapore Med J. 2016;57(4):168–70; quiz 171.
5. Buchbinder R. Patient education: Heel and foot pain (caused by plantar fasciitis). UptoDate. 2021. http://www.uptodate.com/contents/patient-information-heel-pain-caused-by-plantar-fasciitis
7. Buchbinder R. Plantar fasciitis. UptoDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/plantar-fasciitis

Epidemiologi Plantar Fasciitis
Penatalaksanaan Plantar Fasciitis

Artikel Terkait

  • Injeksi Kortikosteroid pada Plantar Fasciitis
    Injeksi Kortikosteroid pada Plantar Fasciitis
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 3 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 53 menit yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG RADIOLOGI!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Radiologi yang telah memposting kasus radiologi menarik di minggu...
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 22 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.