Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Dislokasi Bahu general_alomedika 2023-12-11T14:03:08+07:00 2023-12-11T14:03:08+07:00
Dislokasi Bahu
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Dislokasi Bahu

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dislokasi bahu yang paling utama adalah reduksi dari sendi glenohumeral yang dilakukan pasca pemberian antinyeri pada sendi atau dengan sedasi, kemudian dilanjutkan dengan rehabilitasi.

Pembedahan dilakukan hanya pada kasus dislokasi dengan fraktur yang menjadi kontraindikasi reduksi tertutup, atau pada kasus instabilitas bahu rekuren terutama pada pasien berusia <25 tahun.[4,5,13,14]

Reduksi Bahu

Sebelum dilakukan reduksi, lakukan pencitraan lebih dahulu serta perhatikan adanya kontraindikasi reduksi bahu. Kontraindikasi dilakukannya reduksi bahu, antara lain pada kasus fraktur humerus dengan displacement atau multipel. Reduksi ditunda bila ada kecurigaan cedera arteri sehingga diperlukan angiografi lebih dulu.[3]

Anestesi Sebelum Reduksi Bahu

Reduksi bahu dapat diawali dengan pemberian antinyeri lokal yakni 10 ml lidocaine, atau prosedural sedasi (dengan fentanyl, midazolam, ketamine, atau propofol) disertai monitoring dengan kapnografi. Bila reduksi tidak bisa dicapai pada kondisi sedasi, dapat dilakukan anastesi umum.[4]

Teknik Reduksi Bahu

Berbagai teknik reduksi bahu yang sering dilakukan untuk dislokasi bahu anterior antara lain manipulasi scapula, teknik rotasi eksternal, teknik Stimson, dan teknik Milch.

Pada dislokasi bahu posterior, pasien dalam posisi supinasi. Dokter melakukan traksi pada humerus disertai rotasi internal dan eksternal sementara asisten melakukan penekanan caput humerus ke anterior.

Cara melakukan teknik reduksi dislokasi bahu selengkapnya dipaparkan di Tabel 2.[5]

Tabel 2. Berbagai Teknik Reduksi Bahu

Metode Reduksi Bahu Cara
Manipulasi Skapula Pasien duduk dengan bahu kontralateral tetap bersandar. Dokter di belakang pasien menekan ujung skapula dengan ibu jari ke sisi medial dan mendorong acromion ke inferior dengan ibu jari lainnya, sementara asisten mentraksi lengan.
Teknik Rotasi Eksternal

Pasien dalam posisi supinasi, siku fleksi 90 derajat. Dokter memegang siku dengan satu tangan dan pergelangan tangan dengan tangan lainnya. Perlahan lakukan rotasi eksternal untuk “menjatuhkan” lengan pasien ke sisi ranjang. Prosedur ditahan pada posisi di mana pasien berhenti karena nyeri agar otot berelaksasi lebih dulu. Setelah 5-10 menit posisi rotasi eksternal, reduksi terjadi, umumnya pada posisi 70-110o.

Teknik ini tidak memerlukan asisten maupun sedasi.

Teknik Stimson

Pasien berbaring pronasi dengan posisi lengan bergantung di ranjang (bisa dibantu dengan pasien memegang beban 2-6 kg). Dokter melakukan traksi longitudinal disertai rotasi internal atau eksternal.

Teknik ini tidak memerlukan sedasi.

Teknik Milch

Lengan dilakukan gerakan pasif abduksi dengan rotasi eksternal sementara ibu jari dokter di axilla menekan caput humerus.

Teknik ini tidak memerlukan asisten maupun sedasi.

Reduksi Bahu Posterior Pasien dalam posisi supinasi. Dokter melakukan traksi pada humerus disertai rotasi internal dan eksternal sementara asisten melakukan penekanan caput humerus ke anterior.
Teknik Hippocratic

Merupakan teknik tertua untuk dislokasi bahu anterior.

Kaki dokter diletakan di axilla pasien kemudian dilakukan traksi longitudinal pada lengan, dapat disertai rotasi internal/eksternal.

Teknik ini sudah tidak direkomendasikan karena risiko komplikasi yang tinggi.

Sumber: dr. Alexandra, Alomedika, 2019.

Setelah reduksi bahu dilakukan, pasien dipasangkan arm sling (sekitar 1-3 minggu), cek kondisi neurovaskular distal lengan ipsilateral, lakukan pencitraan ulang, serta kontrol ke spesialis ortopedi.

Rehabilitasi

Selama lengan dipasangkan arm sling selama 1-3 minggu (1 minggu untuk pasien yang lebih tua karena risiko kekakuan bahu yang lebih tinggi dibandingkan pasien muda), pasien dianjurkan untuk tetap menggerakkan siku, pergelangan tangan, dan tangan. Setelah arm sling dilepas, pasien boleh menggerakan lengan (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal/eksternal) baik secara aktif maupun pasif, namun secara bertahap.

Target rehabilitasi ROM lengan pasif adalah sebagai berikut:

  • ROM rotasi eksternal 30o dan fleksi 90o tercapai pada minggu ke-3
  • ROM rotasi eksternal 40o dan fleksi 140o tercapai pada minggu ke-6

Setelah ROM lengan pasif tercapai dalam 6 minggu pertama, pasien dapat melatih ROM aktif, paling baik dengan berenang namun dapat juga dengan angkat beban karet untuk menguatkan rotator cuff. Semua latihan dilakukan bertahap dengan target ROM kembali seperti sedia kala dalam 6-8 minggu. Namun perlu diingat bahwa latihan angkat beban untuk menguatkan rotator cuff hanya boleh dilakukan setelah 3 bulan pasca dislokasi pada pasien muda karena risiko redislokasi yang tinggi.[4-6]

Pembedahan

Pada dasarnya, tatalaksana nonoperatif harus selalu diutamakan dibandingkan pembedahan. Penatalaksanaan bedah direkomendasikan pada kasus rekurensi instabilitas bahu (terutama pada pasien usia <25 tahun). Pembedahan dapat dilakukan secara artroskopik maupun operasi terbuka. Keduanya memiliki keberhasilan tinggi dengan rasio rekurensi antara 10-15%.

Bila terdapat dislokasi bahu disertai fraktur humerus atau fraktur multipel lainnya, penatalaksanaan pembedahan dilakukan untuk reduksi sekaligus reposisi fraktur.[13,14]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Boffano M, Mortera S, Piana R. Management of the first episode of traumatic shoulder dislocation. EFORT Open Reviews, 2017. 2(2): 35–40. doi:10.1302/2058-5241.2.160018
2. Jamali S. Anterior shoulder dislocation - Seated versus traditional reduction technique. Australian Family Physician, 2011. 40(3): 133-137.
3. Abrams R, Akbarnia H. Shoulder dislocations overview. StatPearls. 2019 Feb 12. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459125/.
4. Cothran VE. Shoulder dislocation. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/93323-overview.
5. Hendey GW. Managing Anterior Shoulder Dislocation. Annals of Emergency Medicine, 2016. 67(1): 76–80. doi:10.1016/j.annemergmed.2015.07.496
6. Kavaja L, Lähdeoja T, Malmivaara A, Paavola M. Treatment after traumatic shoulder dislocation: a systematic review with a network meta-analysis. British Journal of Sports Medicine, 2018. doi:10.1136/bjsports-2017-098539
7. Sheehan SE, Gaviola G, Gordon R, et al. Traumatic Shoulder Injuries: A Force Mechanism Analysis—Glenohumeral Dislocation and Instability. American Journal of Roentgenology, 2013. 201(2): 378–393. doi:10.2214/ajr.12.9986
8. Nambiar M, Owen D, Moore P, Carr A, Thomas M. Traumatic inferior shoulder dislocation: a review of management and outcome. European Journal of Trauma and Emergency Surgery, 2017. 44(1): 45–51. doi:10.1007/s00068-017-0854-y
9. Olds M, Ellis R, Donaldson K, et al. Risk factors which predispose first-time traumatic anterior shoulder dislocations to recurrent instability in adults: a systematic review and meta-analysis. British Journal of Sports Medicine, 2015. 49(14): 913–922. doi:10.1136/bjsports-2014-094342
10. Yang NP, Chen HC, Phan DV, et al. Epidemiological survey of orthopedic joint dislocations based on nationwide insurance data in Taiwan, 2000-2005. BMC Musculoskeletal Disorders, 2011. 12(1). doi:10.1186/1471-2474-12-253
11. Liavaag S, Svenningsen S, Reikerås O, et al. The epidemiology of shoulder dislocations in Oslo. Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports, 2011. 21(6), e334–e340. doi:10.1111/j.1600-0838.2011.01300.x
12. Hohmann E, Tetsworth K, Glatt V. Open versus arthroscopic surgical treatment for anterior shoulder dislocation: a comparative systematic review and meta-analysis over the past 20 years. J Shoulder Elbow Surg. 2017; 10: 1873-80. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28688936.
13. Polyzois I, Dattani R, Gupta R, Levy O, Narvani AA. Traumatic first time shoulder dislocation: surgery vs non-operative treatment. Arch Bone Jt Surg. 2016; 4(2): 104-8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4852033/.
14. Polyzois I, Dattani R, Gupta R, Levy O, Narvani AA. Traumatic first time shoulder dislocation: surgery vs non-operative treatment. Arch Bone Jt Surg. 2016; 4(2): 104-8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4852033/.
15. Wasserstein DN, Sheth U, Colbenson K, et al. The True Recurrence Rate and Factors Predicting Recurrent Instability After Nonsurgical Management of Traumatic Primary Anterior Shoulder Dislocation: A Systematic Review. Arthroscopy: The Journal of Arthroscopic & Related Surgery, 2016. 32(12): 2616–2625. doi:10.1016/j.arthro.2016.05.039
16. Shah A, Judge A, Delmestri A, Edwards K, Arden NK, Prieto-Alhambra D, Holt TA, Pinedo-Villanueva RA, Hopewell S, Lamb SE, Rangan A, Carr AJ, Collins GS, Rees JL. Incidence of shoulder dislocations in the UK, 1995-2015: a population-based cohort study. BMJ Open. 2017 Nov 14;7(11):e016112. doi: 10.1136/bmjopen-2017-016112. PMID: 29138197; PMCID: PMC5695490.
17. Hovelius L, Nilsson JA, Nordqvist A. Increased mortality after anterior shoulder dislocation: 255 patients aged 12-40 years followed for 25 years. Acta Orthop. 2007 Dec;78(6):822-6. doi: 10.1080/17453670710014617. PMID: 18236190.
18. Jung MK, Callaci JJ, Lauing KL, Otis JS, Radek KA, Jones MK, Kovacs EJ. Alcohol exposure and mechanisms of tissue injury and repair. Alcohol Clin Exp Res. 2011 Mar;35(3):392-9. doi: 10.1111/j.1530-0277.2010.01356.x. Epub 2010 Nov 30. PMID: 21118273; PMCID: PMC3117956.

Diagnosis Dislokasi Bahu
Prognosis Dislokasi Bahu

Artikel Terkait

  • Tata Laksana Bedah vs Konservatif untuk Dislokasi Sendi Akromioklavikular
    Tata Laksana Bedah vs Konservatif untuk Dislokasi Sendi Akromioklavikular
  • Reduksi Tertutup Dislokasi Bahu: Rekomendasi Waktu
    Reduksi Tertutup Dislokasi Bahu: Rekomendasi Waktu
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 27 Agustus 2023, 10:41
Mnemonic #28 : Tanda Dislokasi Sendi
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
L - Lemah E - Edema (Pembengkakan) P - Pergerakan TerbatasA - Asimetri (dibandingkan 2 sisi) S - Sakit atau NyeriCatatan :Mnemonic adalah sebuah Teknik untuk...
dr. Nurul Falah
Dibalas 10 Juni 2021, 16:34
Reposisi manual bisakah dilakukan pada kasus dislokasi sendi lama - Orthopedi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
5 Balasan
Alo dr. Hendra, Sp. OT, izin bertanya dokter.Apakah memungkinkan reposisi manual pada kasus dislokasi sendi lama? Dan resiko apa yang dapat...
dr. Ranti Phussa
Dibalas 21 Mei 2021, 13:34
Waktu pemulihan post operasi repair shoulder labrum tear - Rehabilitasi Medis Ask the Expert
Oleh: dr. Ranti Phussa
1 Balasan
Alo, dr. Bona Anggi Pardede, SpKFR, MKedKlinIzin bertanya, Dok, berapa lama kira2 perbaikan fungsi bahu setelah operasi repair shoulder labrum tear sampai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.