Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gigitan Ular general_alomedika 2023-04-12T15:17:47+07:00 2023-04-12T15:17:47+07:00
Gigitan Ular
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gigitan Ular

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Epidemiologi gigitan ular atau snake bite di Indonesia bervariasi, tergantung dari wilayah. Kasus gigitan ular sering ditemui di Indonesia, tetapi jarang tercatat menyebabkan kematian.[3]

Global

Insiden gigitan ular bervariasi bergantung pada musim. Insiden tertinggi terjadi selama musim bertanam dan musim hujan. Gigitan paling sering pada kaki dan pergelangan kaki pekerja pertanian yang bertelanjang kaki yang tergigit saat berjalan di malam hari atau saat bekerja di ladang dan sawah.[1,3]

Sekitar 50% gigitan ular adalah gigitan kering. Jumlah total gigitan ular setiap tahunnya bertambah 5.000.000 dengan mortalitas 125.000 di seluruh dunia. Termasuk 4.000.000 gigitan ular, 2.000.000 racun masuk melalui gigitan ular, dan 100.000 kematian akibat gigitan ular terjadi di Asia.[1,3]

Laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan, dengan insiden tertinggi pada anak dan dewasa muda. Wanita hamil yang terkena gigitan ular lebih berisiko kematian.[1,3,8]

Indonesia

Spesies yang penting secara medis yang ada di lebih dari 18.000 pulau adalah B. Candidus, N. Sputatrix, N. Sumatrana, C. Rhodostoma, T. albolabris, D. Siamensis. Sementara itu, di Papua dan Maluku adalah Acanthophis laevis.[3]

Walaupun kurang dari 20 kematian akibat gigitan ular dilaporkan tiap tahunnya, dicurigai terdapat ribuan kematian akibat gigitan ular lain yang tidak tercatat.[3]

Mortalitas

Tahun 1954, WHO memperkirakan sekitar setengah juta gigitan ular terjadi setiap tahunnya dan 30.000‒40.000 kematian terjadi akibat gigitan ular di seluruh dunia, dimana 25.000‒35.000 kematian terjadi di Asia setiap tahunnya.

Pada studi tahun 1988-1-989, didapatkan angka mortalitas gigitan ular sebesar 22% dengan 40% disebabkan jenis ular kobra. Hanya 3% korban yang berobat ke rumah sakit, 6% berobat ke fasilitas kesehatan primer, dan sisanya berobat dengan pengobatan tradisional dan herbal.

Faktor yang berkontribusi pada mortalitas gigitan ular adalah masalah pemilihan dan dosis anti bisa ular, keterlambatan penanganan, kematian saat perjalanan ke fasilitas kesehatan, obstruksi jalan napas, kegagalan mempertahankan ventilasi, kegagalan mengatasi hipovolemia, komplikasi infeksi, serta kegagalan mengobservasi perburukan di rumah sakit.[1,3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Meyers SE, Tadi P. Snake Toxicity. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557565/?report=classic
3. WHO. Guidelines for Management of Snake-bites, 2nd Edition. World Health Organization, 2016.
8. Wang JD, Tsan YT, et al. Venomous Snakebites and Antivenom Treatment According to A Protocol for Pediatric Patients in Taiwan. J Venom Anim Toxins incl Trop Dis. Vol 15, November 2009; p.1-12

Etiologi Gigitan Ular
Diagnosis Gigitan Ular

Artikel Terkait

  • Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular
    Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular
Diskusi Terkait
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 01 September 2024, 11:18
Paralisis neuromuskular akibat gigitan ular berbisa
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
5 Balasan
Pasien 57 Tahun laki-laki mengalami Gigitan Ular Berbisa saat berburu di Hutan Papua. Pasien datang ke puskesmas setelah 3 hari di hutan dan mengeluh...
dr.Adelina Siagian
Dibalas 13 Mei 2024, 07:37
Penanganan gigitan ular di PKM
Oleh: dr.Adelina Siagian
5 Balasan
Selamat sore dokter, mohon ijin dok saya ingin menanyakan sebagai dokter PKM apa saja ya dok yg bisa kita lakukan untuk tata laksana pasien dengan gigitan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 07 Januari 2024, 10:05
Protokol penanganan gigitan ular berbisa
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Bagaimana protokol penanganan gigitan Ular berbisa yg benar. Saya menemukan beberapa kasus gigitan Ular Berbisa di perkebunan kelapa sawit di wilayah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.