Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gigitan Ular general_alomedika 2023-04-12T15:18:27+07:00 2023-04-12T15:18:27+07:00
Gigitan Ular
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gigitan Ular

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gigitan ular atau snake bite dapat dibagi menjadi pertolongan pertama (prehospital treatment), penatalaksanaan kegawatdaruratan, serta terapi antivenin dengan serum antibisa ular.[1,5,7]

Pertolongan Pertama

Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pasien gigitan ular sebelum dibawa ke rumah sakit (prehospital treatment) adalah:

  • Identifikasi jenis ular dari bentuk, warna, dan karakteristiknya.
  • Pindahkan korban ke tempat yang jauh dari lokasi gigitan untuk menghindari gigitan kedua
  • Tempatkan korban di tempat yang tenang dan hangat secepat mungkin
  • Jaga pergerakan fisik seminimal mungkin, pergerakan seperti berjalan dapat membantu bisa ular menyebar lebih luas
  • Lepas cincin, jam tangan, dan baju yang ketat pada ekstremitas
  • Imobilisasi ekstremitas yang terkena gigitan sesuai posisi fungsional lebih rendah dari posisi jantung, dengan bidai dan balutan kompresi yang tidak terlalu ketat
  • Pastikan pulsasi distal dan capillary refill time tetap adekuat
  • Segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat tanpa menunggu munculnya tanda-tanda sistemik[5,7]

Pertolongan Pertama Menggunakan Torniquet Ketat, Insisi, Suction, Cryotherapy, dan Terapi Electric-Shock Tidak Dianjurkan

Tourniquet hanya diperbolehkan pada kasus gigitan ular elapid atau gigitan ular laut, di mana perjalanan menuju rumah sakit terdekat lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 2‒3 jam. Tourniquet boleh dipasang hingga menghambat aliran limfatik dan vena, tetapi  tidak menghambat aliran arteri. Tourniquet hanya boleh dilepas setelah anti bisa ular diberikan, pelepasan dilakukan setiap 15 menit sekali selama 30 detik.[5,7]

Penanganan di Instalasi Gawat Darurat

Prioritas utama adalah mempertahankan tanda vital. Identifikasi lokasi dan onset kejadian, serta onset nyeri. Nyeri yang terjadi sangat cepat dan intens merupakan tanda masuknya bisa ular.

Pantau tekanan darah, pulsasi, laju pernapasan dan kelemahan otot setiap jam. Edema lokal dan nekrosis dicatat tiap jam. Periksa sulkus gingiva apakah terdapat perdarahan. Luka gigitan dicuci bersih menggunakan sabun dan pasien diberi imunisasi tetanus. Kultur luka dan pemberian antibiotik diperlukan jika terdapat tanda-tanda infeksi.[7]

Pemeriksaan profil koagulasi diulang setiap 6 jam. Pemeriksaan paling akurat adalah masa pembekuan (clotting time) untuk memastikan ada tidaknya defibrinogenisasi. Pemeriksaan lain yang sensitif adalah prothrombin time (PT) dan estimasi produk degradasi fibrinogen (D-dimer). Hitung trombosit diulang setiap 12 jam.

Pantau elektrokardiografi (EKG), serum transaminase, ureum dan kreatinin darah per hari. Pemeriksaan elektrolit darah terutama kalium diulang tiap 6 jam pada kasus gigitan ular laut.[5]

Terapi Anti Bisa Ular (ABU)

Antivenin atau anti bisa ular (ABU) diberikan terutama pada gigitan ular berbisa atau gigitan basah. Tidak ada kata terlambat untuk pemberian anti bisa ular, karena ABU dilaporkan efektif pada pasien dengan gigitan ular laut setelah 2 hari dan pasien yang masih mengalami defibrinasi sampai beberapa minggu setelah gigitan ular viper.[5]

Dosis Pemberian ABU

Pemberian ABU yang paling baik adalah melalui intravena, baik secara bolus dengan kecepatan 2 mL/menit atau drip kontinu yang dilarutkan dalam 5 mL/kgBB cairan normal salin atau dextrose 5%. ABU dapat diulang 6 jam kemudian setelah pemberian pertama jika koagulasi darah belum membaik, atau 1 jam kemudian jika perdarahan spontan atau efek neurotoksisitas masih berlangsung.[3]

Macam ABU yang Tersedia di Indonesia

ABU yang tersedia di Indonesia adalah Biosave, serum anti bisa ular polivalen (kuda) untuk gigitan ular spesies Naja sputatrix-cobra, Bungarus fasciatus (banded krait), Agkistrodon rhodostoma (Malayan pit viper).[3,5]

Khusus untuk gigitan ular di Maluku dan Papua, ABU yang digunakan adalah Bio CSL Commonwealth Serum Laboratory yang berasal dari Australia. ABU ini untuk spesies ular hitam (Pseudechis spp.), ular coklat (Pseudonaja spp.), death adder (Acanthopis spp.), polivalen, dan ular laut.[3]

Respon Pemberian ABU

Respon pemberian ABU biasanya dramatis dan cepat. Tanda perbaikan gejala neurotoksisitas membaik dalam 30 menit sampai beberapa jam. Perdarahan sistemik spontan dapat berhenti dalam 15‒30 menit dan koagulasi darah kembali membaik dalam 6 jam setelah pemberian anti bisa ular.[5]

Pada kasus neurotoksisitas berat, pemberian ABU dapat diulang setiap 30 menit sampai tanda progresifitas kelemahan otot berhenti. Pada gigitan ular viper, pemberian ABU diulang setiap 6 jam sampai profil koagulasi darah normal dan progresifitas edema lokal berhenti.[5]

Pemberian ABU berisiko untuk menimbulkan reaksi alergi misalnya muncul ruam kemerahan, gatal, sampai reaksi anafilaktik. Adrenalin harus disiapkan pada pemberian ABU. Beberapa studi menunjukkan efektivitas pada pemberian premedikasi adrenalin subkutan sebelum pemberian ABU, tetapi tidak ada efek signifikan pada premedikasi dengan antihistamin.[8]

Terapi Suportif

Terapi suportif yang dapat diberikan pada penatalaksanaan gigitan ular adalah:

  • Profilaksis tetanus
  • Antibiotik pada kasus gigitan basah berat dengan reaksi lokal signifikan
  • Debridement jaringan nekrosis
  • Fasiotomi jika terdapat sindrom kompartemen
  • Gangguan hemostasis biasanya berespon baik dengan pemberian ABU, tetapi transfusi fresh frozen plasma (FFP), cryoprecipitate, atau trombosit mungkin dibutuhkan pada kasus dengan perdarahan hebat[5]

Penatalaksanaan Paralisis Respiratorik

Pastikan patensi jalan napas, ventilator jika diperlukan. Dapat diberikan atropin sulfat intravena (0,6 mg untuk dewasa dan 0,02‒0,05 mg/kgBB pada anak) atau neostigmine metilsulfate intravena (50‒100 μg/kgBB).[5,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Meyers SE, Tadi P. Snake Toxicity. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557565/?report=classic
3. WHO. Guidelines for Management of Snake-bites, 2nd Edition. World Health Organization, 2016.
5. Mehta CS dan Sashindran WC. Clinical Features and Management of Snake bite. MJAFI Vol 58 No. 3, 2002; p. 247-9
7. Ong JR, Ma HP, et al. Snake Bites. Ann Disaster Med Vol 2 Suppl 2 2004; p. 80-6
8. Wang JD, Tsan YT, et al. Venomous Snakebites and Antivenom Treatment According to A Protocol for Pediatric Patients in Taiwan. J Venom Anim Toxins incl Trop Dis. Vol 15, November 2009; p.1-12

Diagnosis Gigitan Ular
Prognosis Gigitan Ular

Artikel Terkait

  • Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular
    Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular
Diskusi Terkait
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 01 September 2024, 11:18
Paralisis neuromuskular akibat gigitan ular berbisa
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
5 Balasan
Pasien 57 Tahun laki-laki mengalami Gigitan Ular Berbisa saat berburu di Hutan Papua. Pasien datang ke puskesmas setelah 3 hari di hutan dan mengeluh...
dr.Adelina Siagian
Dibalas 13 Mei 2024, 07:37
Penanganan gigitan ular di PKM
Oleh: dr.Adelina Siagian
5 Balasan
Selamat sore dokter, mohon ijin dok saya ingin menanyakan sebagai dokter PKM apa saja ya dok yg bisa kita lakukan untuk tata laksana pasien dengan gigitan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 07 Januari 2024, 10:05
Protokol penanganan gigitan ular berbisa
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Bagaimana protokol penanganan gigitan Ular berbisa yg benar. Saya menemukan beberapa kasus gigitan Ular Berbisa di perkebunan kelapa sawit di wilayah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.