Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Keracunan Merkuri annisa-meidina 2023-06-12T10:29:34+07:00 2023-06-12T10:29:34+07:00
Keracunan Merkuri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Keracunan Merkuri

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi keracunan merkuri berawal dari paparan merkuri terhadap tubuh, baik dalam bentuk metalik, organik, maupun anorganik. Merkuri banyak digunakan dalam produk yang digunakan harian, seperti dalam membuat termometer, produk kosmetik pemutih, lampu, dan perangkat gigi.[4]

Efek Keracunan Merkuri Metalik

Efek dari keracunan merkuri tergantung dari bentuknya. Merkuri metalik mudah larut dalam lemak dan umumnya diserap melalui saluran napas (80%), saluran cerna (7-10%), dan kulit (1%).

Pada saluran napas, merkuri ini bersifat korosif sehingga menyebabkan iritasi dan inflamasi saluran napas. Merkuri kemudian menembus sel alveolar dan teroksidasi menjadi bentuk merkuri anorganik. Merkuri metalik sulit diserap dalam saluran cerna karena membentuk globulus-globulus, sehingga ingesti secara oral cenderung tidak berbahaya.[2,4]

Dalam tubuh, merkuri metalik dapat menembus sawar darah otak dan plasenta, sehingga akan terakumulasi dalam jaringan otak. Selain itu, merkuri metalik juga tersebar luas dalam berbagai organ seperti tiroid, otot, adrenal, hati, dan ginjal.[1,2]

Efek Keracunan Merkuri Anorganik

Merkuri anorganik diserap dalam saluran napas dan sebagian kecil melalui kulit (3-4%) dan saluran cerna (2-10%). Merkuri anorganik tidak larut dalam lemak, sehingga tidak dapat menembus sawar darah otak dan terakumulasi dalam ginjal. Merkuri kemudian diekskresikan ke dalam feses dan urine lalu terbuang menuju alam, seperti laut dan sungai. Dalam air, bakteri dan plankton mengubah merkuri menjadi merkuri metalik serta terakumulasi dalam ikan dan kerang.[2,4]

Efek Keracunan Merkuri Organik

Metilmerkuri adalah merkuri organik yang sangat fatal apabila dikonsumsi. Metilmerkuri umumnya terdapat dalam bentuk monometilmerkuri dan dimetilmerkuri. Metilmerkuri mudah diserap dari saluran cerna. Dalam 30 jam, 90% dari metilmerkuri akan terdistribusi dalam seluruh jaringan tubuh dengan waktu paruh 45-70 hari, termasuk ke dalam sawar darah otak dan plasenta.[2,4]

Efek Keracunan Merkuri pada Sel

Pada umumnya, merkuri dalam bentuk apapun mengganggu fungsi selular. Merkuri dalam tubuh akan terikat pada kelompok sulfhydryl, amide, carboxyl, dan phosphoryl, kemudian menyebabkan gangguan pada kerja enzim, membran sel, transpor sel, dan struktur dari protein. Sebagai contoh, merkuri dapat menyebabkan defisiensi dari choline acetyltransferase dan catechol O-methyltransferase yang berakibat pada defisiensi dari asetilkolin.[3,4]

Referensi

1. David A Olson M, Tarakad S Ramachandran. Mercury Toxicity: Background, Etiology, Epidemiology. Medscape. 2018. http://emedicine.medscape.com/article/1175560-overview
2. Bernhoft RA. Mercury toxicity and treatment: A review of the literature. J Environ Public Health. 2012;2012.
3. Posin SL, Kong EL, Sharma S. Mercury Toxicity. [Updated 2022 Aug 13]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499935/
4. Ye BJ, Kim BG, Jeon MJ, Kim SY, Kim HC, Jang TW, et al. Evaluation of mercury exposure level, clinical diagnosis and treatment for mercury intoxication. Ann Occup Environ Med. 2016;28(1):1–8.

Pendahuluan Keracunan Merkuri
Etiologi Keracunan Merkuri
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 November 2024, 20:28
Tatalaksana Kelebihan Dosis Paracetamol pada Anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pasien bayi umur 7 bulanSedang menderita infeksi,Orang tua lupa memberikan dosis Paracetamol drop setara dengan antibiotik Amoxilin yaitu 2,5mlDimana bayi 7...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 15:40
Paparan Phthalate pada Anak - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Yoke, Sp.AIjin bertanya dok, saya pernah membaca bahwa phthalate memberikan gangguan neurodevelopmental pada anak, tapi banyak ditemukan di mainan...
Anonymous
Dibalas 30 November 2022, 13:04
Infeksi toksoplasma pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, jika ibu hamil teringesti parasit toksoplasma, apakah otomatis akan menularkan secara vertikal kepada janinnya? Atau hanya pada pasien dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.